Mawar seorang wanita yang bekerja di sebuah bar, tanpa sengaja menemukan seorang anak laki-laki yang membuatnya terikat dalam sebuah pernikahan dengan pria dingin namun hangat.
Di dalam pernikahan itu, harus banyak tugas yang mawar jalankan. Tapi akankah pernikahan itu berjalan sesuai dengan kesepakatan awal, atau berbelok ke arah lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Keesokan harinya, mawar bangun dan membantu pekerjaan rumah. Tapi matanya tertuju pada sosok anak kecil yang berdiri tak jauh darinya dengan tatapan takut.
"Kau sudah sadar?" Tanya Mawar dengan senyuman halus.
Anak kecil itu hanya diam dengan tatapan takut dan bingung, mawar tersenyum tipis dan berjalan ke arah anak kecil yang ia temui tadi malam.
"Jangan takut, aku bukan orang jahat. Aku menemukan mu di tempat sampah, lalu aku membawa mu pulang." Jelas Mawar dengan senyuman di wajahnya.
Dewi berjalan mendekati Mawar yang tengah mengobrol bersama dengan anak kecil itu, "Dia sudah sadar? Syukurlah, ajak anak itu untuk makan." Ucap Dewi dengan senyuman hangat, ia menyiapkan makanan yang ada di dapur lalu meletakkannya di atas tikar yang sudah di siapkan.
Mawar lalu kembali menatap anak di depannya, "Siapa nama mu?" Tanya Mawar dengan tatapan hangat.
Anak itu menatap mawar dengan tatapan serius, "Rangga." Jelasnya dengan nada yang tegas dan jelas.
Mawar lalu mengajak Rangga untuk makan bersama, mawar duduk di atas tikar dan begitu juga dengan Dewi. Kini ketiganya makan bersama dengan makanan yang ala kadarnya.
Mawar menatap Rangga yang nampak tidak nyaman dengan kondisinya saat ini, anak itu seakan terlihat tidak biasa makan seraya duduk di atas tikar.
"Makanlah yang banyak." Ucap Mawar dengan tegas seraya menikmati makanannya.
Rangga yang mendengar hal itu, lalu makan secara perlahan. Anak itu nampak sangat tampan dengan kulit yang putih bersih dan hidung yang mancung, seakan ia adalah benih dari seorang pria tampan.
"Rangga, apa kau punya keluarga?" Tanya Mawar penasaran, melihat tampilan Rangga yang seperti ini membuat Mawar merasa jika anak itu bukanlah seorang pengemis.
Rangga terdiam sejenak, anak yang baru berusia 7 tahun itu dengan cermat mencerna pertanyaan dari Mawar.
"Punya." Jawab nya dengan senyuman di wajahnya.
Mawar tidak lagi bertanya dan memilih untuk kembali makan makanannya, setelah makan Dewi dan Mawar merapikan semua peralatan makan dan juga membersihkannya.
Dewi duduk di atas sofa bersama dengan Rangga, wanita paruh baya itu dengan lembut menghibur dan bertanya banyak hal tentang Rangga.
Rangga pun nampak sangat senang dengan sikap Dewi dan juga Mawar yang memperlakukannya dengan lembut.
"Jadi kau tidak punya Mama?" Tanya Dewi saat mendengarkan cerita Rangga tentang keluarga nya.
Rangga mengganggukkan kepalanya dengan pelan, Dewi dengan lembut memeluk anak itu.
"Mawar sebaiknya kau antarkan Rangga ke rumah orang tuanya, aku yakin jika orang tuanya pasti mengkhawatirkan nya." Jelas Dewi dengan lembut.
Tapi saat mendengar hal itu Rangga menolak untuk pulang, dan malah menangis dengan kencang. Mawar seketika panik dan bingung, ia mendekati Rangga dan memangku anak itu dan mengelus punggungnya.
"Sut... Jangan menangis." Ucap Mawar menenangkan.
Rangga seketika tenang, ia memeluk Mawar dengan erat.
"Sebaiknya sekarang kau mandi." Ucap Mawar dengan lembut.
Mendengar hal itu Rangga tersenyum tipis dan menuruti perkataan Mawar, Rangga langsung mandi sendiri tanpa di temani. Mawar merasa takjub dengan sikap dewasa dari anak kecil itu.
Setelah selesai mandi, Mawar menyiapkan satu set pakaian yang sudah usang. Meski pakaiannya sangat usang, tapi tetap terlihat bagus jika di pakai oleh Rangga.
"Tante Mawar." Ucap Rangga dengan senyuman.
"Ada apa?" Tanya Mawar yang duduk di atas sofa.
Rangga lalu berjalan mendekat dan duduk di samping Mawar, "Tante orangnya baik." Jelas Rangga dengan senyuman khas anak kecil.
Mawar menyipitkan matanya dan tersenyum mengejek, "Hei, kau baru bertemu dengan ku satu hari. Bagaimana bisa kau menyimpulkan begitu saja jika aku adalah orang baik? Bagaimana jika aku adalah orang yang jahat, dan malah menjual mu atau menjadikan mu sebagai pengemis di jalanan?" Tanya Mawar dengan senyuman di wajahnya.
Rangga tersenyum tipis, "Enggak akan, Tante Mawar adalah orang baik. Rangga tidak akan pernah salah dalam menilai orang." Jelas Rangga.
"Lalu jika aku adalah orang baik, menurut mu. Seperti apa orang jahat itu?" Tanya Mawar dengan senyuman di wajahnya.
Rangga terdiam sejenak, dan berpikir. "Orang jahat itu, orang yang mendekati Daddy.." Jelas Rangga dengan wajah yang serius.
Mawar tersenyum tipis saat mendengar hal itu, ia yakin ayah anak itu adalah pria tua kaya raya.
"Baiklah, bagaimana jika nanti siang. Aku mengantarmu pulang ke rumah.." Jelas Mawar dengan senyuman.
Rangga terdiam sejenak saat mendengar hal itu, wajah anak itu nampak sangat murung.
"Kenapa, kau tidak ingin pulang ke rumah?" Tanya Mawar dengan wajah yang sedikit penasaran.
Rangga hanya diam sejenak, Mawar sama sekali tidak tahu apa yang terjadi pada anak yang ia temui. Tapi mawar juga berpikir, mungkin cerita Rangga tentang keluarganya hanyalah sebuah kebohongan dan sebenarnya anak itu sama sekali tidak memiliki keluarga.
"Jika kau tidak ingin pulang, kau bisa tinggal di sini." Jelas Mawar dengan senyuman di wajahnya, ia tidak mungkin menyebut jika anak itu adalah seorang pembohong.
Mendengar hal itu Rangga tersebut senang, dan sama sekali tidak murung lagi.