“Baik, kalau begitu kamu bisa bersiap untuk menyambut kematian mama! Mama lebih baik mati!” Ujar Yuni mencari sesuatu yang tajam untuk mengiris urat nadinya.
Alika tidak percaya dengan apa yang di lakukan Yuni, sebegitu inginnya Yuni agar Alika mengantikkan kakaknya sehingga Yuni menjadikan nyawanya sebagai ancaman agar Alika setuju.
Tanpa sadar air bening dari mata indah itu jatuh menetes bersama luka yang di deritanya akibat Yuni, ibu kandung yang pilih kasih.
Pria itu kini berdiri tepat di depannya.
“Kamu siapa?” Tanya Alika. Dia menebak, jika pria itu bukanlah suaminya karena pria itu terlihat sangat normal, tidak cacat sedikitpun.
Mendengar pertanyaan Alika membuat pria itu mengernyitkan alisnya.
“Kamu tidak tahu siapa aku?” Tanya pria itu menatap Alika dengan sorot mata yang tajam. Dan langsung di jawab Alika dengan gelengan kepala.
Bagaimana mungkin dia mengenal pria itu jika ini adalah pertama-kalinya melihatnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EP: 11
“Bukankah Daniel sedang di rawat di luar kota?.” Sahut Alika.
Kakek Admanegara tampak bingung, karena dia sama sekali tidak tahu jika Daniel keluar kota. Apalagi perihal Daniel yang sedang di rawat.
Memangnya anak itu sakit apa? Pikir Kakek Admanegara.
“Sejak hari pernikahan saya tidak pernah bertemu dengan Daniel.” Tambah Alika.
Mendengar ucapan Alika membuat kakek Admanegara semakin merasa bingung, bagaimana mungkin Alika tidak pernah bertemu dengan Daniel, sedangkan yang dia tahu, Daniel tinggal serumah dengan Alika. Kakek Admanegara menebak jika ada sesuatu yang Daniel lakukan yang tidak dia ketahui.
“Sejujurnya hari ini kakek ingin bertemu, adalah untuk membahas tentang pernikahan kalian, kamu dan Daniel hanya mendaftarkan pernikahan tanpa menggelar pesta, jadi kakek ingin bertanya kapan kalian akan menggelarnya?” Kata kakek Admanegara menunggu jawaban Alika.
Sudah seharusnya keluarga Admanegara mengadakan pesta besar-besaran untuk mengumumkan pernikahan keluarga Admanegara, apalagi yang menikah adalah cucu satu-satunya, dan juga satu-satu penerus kekayaan Admanegara.
“Sebaiknya tunggu Daniel sembuh saja kek.” Jawab Alika.
Ada atau tidak adanya pesta bagi Alika sama saja. Toh, dia hanya di jadikan kambing hitam untuk menggantikan Helen, dia juga tidak tahu apakah Daniel akan menyukainya atau tidak. Dan, bisa saja Daniel langsung menceraikan dia saat mereka bertemu, apalagi jika keluarga Admanegara tahu bahwa keluarganya sudah menipu keluarga Admanegara bukan dengan pengantin yang seharusnya.
Pembicaraan kakek Admanegara dengan Alika berjalan dengan ringan, Alika juga merasa sangat nyaman berbicara dengan Kakek Admanegara yang notabenenya berbeda generasi dengannya itu.
“Sekarang kamu adalah cucu perempuan keluarga Admanegara, jadi kalau ada apa-apa kamu jangan sungkan dan segan.” Ujar Kakek Admanegara saat Alika akan pulang.
“Baik kek.” Sahut Alika.
...........
Mobil yang mengantar Alika berhenti tepat di depan rumah Daniel, di sana sudah ada Zicko yang menunggu dan membukakan pintu untuk Alika.
"Nyonya muda.” Sapanya dengan sopan.
“Apa Brian ada di dalam?” Tanya Alika.
“Tuan Brian sedang keluar tapi di dalam....” Zicko menggantung ucapannya membuat Alika menunggu.
“Di dalam ada tuan muda Daniel yang sedang menunggu nyonya muda.” Sambung Zicko membuat jantung Alika berdetak tidak karuan.
Apa? Daniel ada di dalam dan ingin bertemu dengannya? Alika tidak tahu perasaan apa yang dia rasakan saat itu. Perasaan yang campur aduk, takut jika Daniel akan kecewa melihat penampilannya, dan takut jika Daniel langsung akan menceraikannya.
“Nyonya muda?” Panggil Zicko
“Argh, iya.”
Suara Zicko membuyarkan lamunan Alika tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan dia terima nanti saat berhadapan dengan suaminya yang akan pertama kali di lihatnya nanti.
“Sebaiknya kita masuk ke dalam.” Kata Zicko.
“Oh, mmm, iya.” Sahut Alika.
Alika terlihat benar-benar khawatir. Bahkan, Zicko pun bisa menebak jika Alika sedang gugup hanya dengan wajah nyonya mudanya itu.
“Tuan muda menunggu nyonya di ruang baca.” Kata Zicko yang tidak menemaninya masuk ke ruangan itu.
“Apa kamu tidak ikut masuk?” Tanya Alika.
“Tidak nyonya muda, saya menunggu di sini saja. Lagi pula, tuan pasti tidak ingin saya ada saat dia ingin berbicara berdua dengan nyonya muda.” Ucap Zicko membuat Alika menghela nafas pasrah jika memang dia akan bertemu dengan Daniel sendiri.
Alika mengetuk pintu ruang baca dengan jantung berdegup tidak karuan membuat Alika mengutuk jika jantungnya tidak bisa diajak kompromi di saat tergenting nya. Karena, dengan jantung yang berdegup tidak beraturan itu membuat dia merasa sangat tidak nyaman, dan otomatis tubuhnya tidak bisa diajak santai.
“Masuk.” Suara dari dalam ruangan yang terdengar tegas itu membuat Alika semakin merasa tak nyaman.
Alika melangkahkan kaki masuk ke dalam ruang baca dengan langkah yang berat. Di dalam seorang pria dengan kemeja putih bersih sedang membelakanginya. Pria itu memasukkan sebelah tangannya kedalaman saku celana kain berwarna hitam. Sedang tangan satunya lagi di biarkan menganggur menggantung.
Alika menatap lekat-lekat tubuh tinggi di depannya. Postur tubuh yang sangat mirip dengan Brian. Namun, satu yang membedakan, ia itu gaya rambutnya. Jika Brian dengan gaya rambut comma hair nya, sedang pria itu dengan gaya rambut comb over nya yang sangat rapi.
Dia pasti Daniel, bisik Alika dalam hati.
“Kudengar kamu dari rumah kakek?” Tanyanya langsung tanpa basa-basi.
“Iya, aku baru pulang dari rumah kakek.” Sahut Alika menatap punggung lebar Daniel.
"Apa yang dia katakan?" Tanya Daniel lagi tanpa balik badan.
“Kakek hanya ingin menanyakan tentang pesta pernikahan.” Kata Alika.
“lalu?”
“Hanya itu, selebihnya hanya pembicaraan kosong saja.” Jawab Alika.
Entah kenapa Alika merasa dia seperti sedang di interogasi oleh Daniel. Pria itu tanpa basa-basi langsung bertanya perihal Alika dari rumah kakek Admanegara. Dia bahkan tidak bertanya apakah Alika adalah istrinya.
Dia juga tidak menatap wajah Alika, atau jangan-jangan dia sudah tahu jika Alika hanya gadis jelek, jadi dia tidak sudi untuk melihatnya? Ada secuil kekecewaan di hati Alika karena Daniel sepertinya tidak peduli dengan statusnya sebagai istri.
“Ku dengar kamu dengan adikku cukup akrab.”
Deg!
Jantung Alika semakin tidak karuan, rasa kecewa yang secuil tadi berubah menjadi rasa yang tak enak di hatinya.
“Tidak terlalu, hanya bertemu sesekali di rumah ini.” Jawab Alika pelan.
"Benarkah?"
Pertanyaan dan sahutan yang di berikan oleh Daniel membuat Alika semakin gugup, entah kenapa dia merasa seperti seorang istri yang sedang di curiga selingkuh oleh suaminya.
Alika menjadi waswas, jangan-jangan Daniel tahu tentang Brian yang selalu menggodanya, atau jangan-jangan Daniel tahu tentang ciuman yang tidak di sengaja itu.
“Tentu saja benar, aku dan Brian sangat tidak akrab.” Ujar Alika.
Dia tidak berbohong, dia dan Brian memang tidak akrab, lagi pula dia hanya bersikap sewajarnya kakak ipar kepada adiknya. Meskipun Brian memang sering kali bersikap tidak sopan padanya.
Brian! Dia memang menyebalkan, dia bahkan mencuri ciuman pertamaku! Mengingat Brian yang menyebalkan membuat Alika menjadi geram.
...****************...
Author
Terima kasih yang sudah membaca karya Author dan terima kasih atas dukungannya sudah membaca karya Author yang masih banyak kekurangannya ini.. Dan untuk pembaca pertama Author, Lannnn... Terima kasih atas supportnya, sehat selalu ya :)
trus tidak helen yg terkejut akan fakta ttg daniel