kehidupan rumah tangga yang dijalani nya jauh dari kata bahagia saat Hafiz meminta untuk menikah lagi dengan perempuan yang menjadi dosen di kampus nya.
pantas awal pertemuan mereka kanza dosen baru di kampus itu seperti membenci nya,
Yasmin meminta hafiz untuk menceraikan nya jika ingin menikah dengan kanza, namun hafiz menolak.
di situ Yasmin berontak dengan tidak menuruti perintah Hafiz dan bergaya sesuka hati, pergi kemana pun ia mau Tanpa menghiraukan Hafiz yang sudah menyakiti nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siluet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sayang.
satu jam kemudian Hafiz sampai di rumah sakit dan langsung menghampiri ruang rawat Marisa.
"assalamualaikum.. de!"
ucap hafiz mendorong pintu dan menyembul masuk.
"walaikumsalam bang?!"
"gimana keadaan ibu?"
ucap Hafiz duduk di samping Yasmin, terlihat Marisa sedang terlelap tidur.
"Udah mendingan bang!"
"maaf ya ..kamu kok gak bangunin Abang seh kalau mau kerumah ibu?"
Yasmin terdiam menatap wajah Hafiz, entah kenapa rasanya pilu. ingin sekali rasanya bertanya tentang apa yang membuat nya bimbang, namun Yasmin mengurungkan nya karena saat ini mereka sedang berada di rumah sakit.
Hafiz mengajak Yasmin untuk duduk di sofa karena khawatir mengganggu Marisa.
"maaf ya de, Abang sibuk banget!"
ucap Hafiz menyandarkan tubuh Yasmin pada tubuhnya kemudian mencium pucuk kepala Yasmin.
"benar kah seperti itu, tapi kenapa aku merasa itu bohong..apa yang sebenarnya terjadi?
apa yang sedang Abang sembunyikan dari Yasmin?"
Yasmin memejamkan matanya menahan air mata yang ingin mengalir, entah kenapa rasanya semu.
lama kelamaan Yasmin mengantuk dan tertidur bersandar pada tubuh Hafiz.
'andai saja aku gak pergi malam itu mungkin semua gak akan seperti ini'
'maafkan abang Yas, Abang sayang sama kamu'
perlahan Yasmin membuka matanya dan menatap paha hafiz menjadi bantalan nya terlelap.
terlihat Hafiz juga tertidur menyandar pada sofa, Yasmin memandangi wajah tenang hafiz ketika tidur.
Yasmin membuang nafas dan mengalihkan pandangannya, jujur ia tak sanggup menatap wajah Hafiz.
"Yas...."
ucap Hafiz mengerjapkan matanya.
"kamu udah bangun?"
Yasmin menoleh pada Hafiz.
"udah, maafin Yasmin karena bikin Abang pegel ya!"
"gak apa-apa!" ucap Hafiz merengkuh tubuh Yasmin.
jujur semalam ia juga tidur larut karena menuggu Hafiz pulang, namun Hafiz baru pulang pagi hari.
Hafiz menatap wajah cantik istri nya itu, mendekatkan tubuhnya dan meraih bibir Yasmin dengan bibirnya.
Yasmin memejamkan matanya menikmati rasa manis yang Hafiz berikan.
"Abang sayang sama kamu Yas!"
ucap Hafiz melepaskan pagutan bibir nya.
Yasmin terdiam kemudian memeluk Hafiz.
tok tok...
terdengar seseorang mengetuk pintu, bergegas Yasmin membuka pintu terlihat bibi nya masuk bersama pamannya.
"Yas,ibu mu masih tidur!"
"ya...bi..!"
"oh ada Hafiz?"
"ya bi....paman?"
ucap Hafiz menghampiri kemudian mencium tangan keduanya.
"bibi bawa makanan, ayo kita makan bersama!"
Yasmin mengangguk kemudian membantu bibi nya menyiapkan makanan.
"Yasmin...." ucap Marisa lirih.
"ibu....!"
ucap Yasmin beranjak saat Marisa memanggil nya.
"ibu... gimana keadaan ibu?"
ucap Yasmin menggenggam tangan Yasmin di ikuti Hafiz di Samping Yasmin.
"Udah mendingan sayang...maaf ibu ngerepotin kalian!"
"yang terpenting kesehatan ibu!"
"ya sa, cepat pulih..kamu harus banyak istirahat!" ucap bibi mendekati mereka.
"terima kasih...!" ucap Marisa memegang tangan saudara nya itu.
"ya udah Yas, kamu temani Hafiz makan!"
"ya Yas ..kamu temani Hafiz makan!"
"ya Bu...!"
***
di lain tempat seseorang tengah berada di tepi pantai, melempar kan batu sekenanya.
"Yasmin......." ucap Lutfhi berteriak sekeras mungkin.
kacau, pikiran nya kacau..
ia harus segera meminta bundanya untuk mengirimnya ke Amrik. ia tak tahan dengan keadaan ini.
"kenapa lagi.. Yasmin?"
Luthfi menelungkup wajah di bantal tak ingin mendengar Hasan bicara.
"balik sana Lo fi, lihat sepatu Lo kotor banget. dari mana seh Lo!?"
sepulang dari pantai Lutfhi mendatangi rumah Hasan, karena hanya Hasan yang mengerti keadaan nya saat ini.
"gue mau ke Amrik?"
"ya udah... kalau itu yang terbaik buat Lo, kenapa gak?"
"pusing gue...!"
"jelas lah .. suka sama bini orang gimana gak pusing!"
"gue mau nyerah!" ucap Lutfhi kemudian beranjak dari ranjang dan pergi keluar.
"siapa juga yang nyuruh Lo berjuang? langsung balik Lo sana...!"
"ya ...!"
pikirannya berkelana ke masa silam, saat Yasmin belum menikah.
**
keduanya bertemu saat Yasmin bersama Rama mengurus pendataran di kampus tersebut,tak menyangka Lutfhi jatuh cinta pada pandangan pertama.
hubungan keduanya semakin dekat Apalagi pada masa ospek, Lutfhi sering kali mengerjai Yasmin. karena hal itu kedua nya semakin dekat, namun siapa sangka jika Yasmin sudah mempunyai calon suami.
"mau gak?"
ucap Lutfhi menawarkan es cendol pada Yasmin saat keduanya berada di kantin.
"gak... Yasmin gak suka cendol"
"kenapa?"
"gak apa-apa..gak suka aja!"
"ya harus ada alasan nya dong!"
"gak ada alasan... pokok nya ga suka!"
seperti hal nya aku gak punya alasan kenapa aku begitu menginginkan kamu Yas, sakit itu yang saat ini aku rasakan.
banyak hal lain yang membuat Luthfi merasa sesak. dua bulan lamanya mereka dekat karena satu jurusan banyak hal yang di tanyakan Yasmin pada Lutfhi dan hal itu semakin membuat keduanya begitu akrab, tapi sekarang rasanya Hampa...
'Yasmin milik pria lain'
**
"Luthfi...!"
ucap bunda Yesa memanggil Lutfhi yang baru saja sampai di rumah.
"dari mana?kok kotor begitu,sini ada Mona. kenalan dulu!"
Luthfi terdiam melihat seorang perempuan cantik dengan rambut pendek, tampak leher jenjang nya yang mulus. namun entah kenapa justru yang terlihat adalah wajah Yasmin.
"astaga...!"
"kenapa fi...?"
ucap yesa melihat Tingkah aneh putra bungsu nya itu.
"gak Bun, Lutfhi kotor, bau lagi. Luthfi ke kamar dulu!"
ucap Lutfhi bergegas pergi meninggalkan kedua wanita itu.
Yesa menatap Lutfhi sambil menggelengkan kepalanya.
"aneh...anak itu?"
**
"gila...!" ucap Luthfi menghempaskan tubuhnya ke ranjang, kenapa hasrat nya berkelana dengan Yasmin? Kenapa perempuan itu begitu melekat di ingatan nya.
Luthfi memijat pelipisnya, ia harus segera pergi tapi kapan ia bicara dengan yesa? karena saat ini Yesa sedang bersama perempuan seksi itu.
'mungkin nanti saja'
ucap Lutfhi kemudian memejamkan matanya dan terlelap.
***
"ibunya Yasmin sakit, tolong untuk malam ini kamu ngerti!"
ucap Hafiz menelpon seseorang yang sejak tadi menghubungi nya.
Tanpa menjawab orang tersebut langsung mematikan telepon nya.
Hafiz kembali masuk dan melihat Yasmin Meringkuk sendiri di bawah dekat ranjang perawatan mengunakan karpet tebal yang di bawa paman dan bibinya, hanya Yasmin yang menginap bersama Hafiz. paman dan bibinya pulang, akan kembali besok mengganti keduanya menuggu Marisa.
"siapa yang telpon bang?" ucap Yasmin saat hafiz berada di samping nya.
"gak penting!"
ucap Hafiz memeluk istrinya itu, Yasmin terpaku jantung nya berdetak kencang karena sebelumnya Hafiz tak pernah seperti ini.
"kalau gak penting kenapa mesti di luar Terima telpon nya bang?"
"gak apa-apa, takut berisik aja ganggu ibumu tidur!"
Yasmin mendongak menatap wajah Hafiz, melihat apakah ada kebohongan di mata suami nya itu.
"tidur... seharian ini kamu Lelah kan?" ucap Hafiz di telinga Yasmin.
Yasmin senyum kemudian memejamkan matanya membiarkan tubuh Kokoh itu mendekapnya erat menyalurkan kehangatan dan kenyamanan.
bersambung.