Khairani anjani, seorang asisten perusahaan terkenal tak menyangka sahabatnya sejak SMA akan mengambil pacarnya Gavin wibowo.
Padahal viola saski susah menikah dengan ken arok seorang dokter bedah spesialis jantung, ken arok sendiri adalah dokter yang merawat bibi khairani.
bagaimana semuanya bermula, akankah gavin kembali pada khairani ? atau mereka akhirnya berpisah. lalu bagaimana rumah tangga ken arok dengan viola?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Penyatuan terlarang.
Waktu adalah masa yang tak akan pernah berhenti dan akan terus berjalan dimana dia akan berhenti saat tuhan memanggilnya.
Sedangkan masa adalah rahasia yang tak akan pernah dunia tahu apa yang akan terjadi hari ini esok dan seterusnya.
Ken menatap viola masih dengan tatapan dingin lelaki tampan itu menatap arlojinya masih ada 3 menit untuk berbicara dengan mantan istrinya itu, cukup 5 menit saja ia bertemu dengannya setelah itu ia pulang dan segera menggoda si pasien nakal yang menunggunya di mobil.
" sekarang bicaralah" ucap ken terdengar tegas karena ingin segera pergi.
" aku masih ingin bersama mu tolonglah aku harus bicara apa pada orang tuaku " ucap viola dengan wajah berpura pura memelas.
" tinggal bilang kau ingin bebas dan tak ingin terikat pernikahan lagi" sahut ken mulai muak dia tak mengira pertemuanya hanya membicarakan hal yang tak penting.
" tapi aku takut sama papa ... mas tolong fikirkan lah " ucap wanita itu lagi dengan wajah sedih yang sudah pasti dibuat buat.
" sudah cukup waktuku habis aku harus pergi masih ada banyak pekerjaan yang harus kulakukan" ucap ken sempat melihat arlojinya yang ternyata waktunya bertemu viola sudah 5 menit berlalu.
Tanpa menoleh dan peduli lagi pada wanita yang pernah menjadi pendamping hidupnya ken beranjak pergi meninggalkan viola sendirian yang masih dengan drama wanita yang diceraikan suaminya.
Viola terus menatap punggung kokoh lelaki itu sampai tak lagi terlihat hatinya kesal tak mengira ken tak mudah untuk dibujuk lagi tak seperti dulu saat mereka masih pasangan suami istri.
" sialan kenapa obatnya tak mempan ya " umpat viola dengan raut wajah kesal.
Diluar ken berjalan dan langsung masuk kedalam mobilnya yang terlihat khai yang tengah bersandar sambil mendengarkan musik lewat earphone nya, mereka sempat saling tatap dan tanpa suara ken langsung melajukan mobilnya.
" kok gak lama dok kirain mau nostalgia dulu mengingat masih ada waktu buat rujuk " ucap khai dengan nada menyindir yang entah kenapa ia tak suka ken bertemu viola.
" kamu fikir aja jijik aku melihat mukanya saja " sahut ken dengan nada kesal yang dijawab oh saja oleh khai.
Tak ada lagi pembicaraan diantara mereka yang ada hanya suara kendaraan bermotor yang berlalu lalang dijalanan yang mereka lalui mengingat hari masih sore dan suasana kota pun masih padat merayap.
Ken mulai merasakan gejala aneh pada tubuhnya entah kenapa hasrat nya mendadak naik dan saat melihat khai yang masih fokus pada lagu yang didengarnya ia merasakan keinginan yang sangat kuat.
ckiiit...
Mobil berhenti ken menggenggam erat setir mobil dengan kuat rasanya tak bisa lagi tertahan kan keringat di dahinya mulai berbulir seakan semakin lama semakin menginginkannya.
" kenapa berhenti pak ?" tanya khai sembari melepas earphone yang tertempel ditelinganya menatap ken dan sekitar jalanan.
Perjalanan mereka hampir sampai tapi kenapa ken memarkirkan mobilnya fikirnya.
" khai kamu yang nyetir ya " titah ken dengan suara parau yang bahkan hampir tak terdengar.
" ya sudah dari pada terjadi hal yang tak di inginkan" ucap khai seraya melepas seatbelt nya lalu keluar dari mobil memutar ke arah kemudi sedangkan ken berpindah ke kursi yang tadi khai duduki.
Khai mulai memasangkan seatbeltnya dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
" khai ... " panggil ken seraya melonggarkan dasinya membuat khai menoleh nya.
khai merasa ada yang aneh dengan bosnya tampak seperti orang yang tengah sakit ia lalu menempelkan telapak tangannya pada dahi ken namun lelaki itu tak demam sama sekali.
" dokter kenapa ?" tanya khai yang mulai cemas melihat ken yang berkeringat dingin.
" khai ... " panggil ken pelan namun masih bisa terdengar.
" kita sampai sebentar ya" ucap khai lalu membelokan mobil ke dalam basement khusus untuk memarkirkan mobil penghuni apartemen.
Khai meraih tasnya lalu keluar dari mobil setelah itu membantu ken keluar dari mobil, setelah mengunci mobil khai memapah ken untuk ke atas dimana apartemennya berada.
Saat sampai ke apartemen khai berjalan menuju kamar lalu mendudukan ken di tepi ranjang kemudia melepaskan jas dan dasinya saat hendak beranjak ke dapur untuk mengambilkan minum tangannya justru di genggam oleh ken.
" iya dokter ada apa " tanya khai yang berfikir mungkin bosnya menginginkan sesuatu.
Nafas ken kian memburu seakan ingin segera melahap wanita dihadapannya, keringat mulai membasahi tubuhnya yang kini semakin memanas.
" khai tolong aku ... Tolong ... " ucap ken membuat khai bingung dengan apa yang dimaksud lelaki tersebut.
" iya dokter minta tolong apa ?" tanya khai namun tangan wanita itu justru ditarik dan terduduk di pangkuannya.
Ken tak bisa lagi menahan dirinya ia mulai mencium dan menyentuh tubuh khai tanpa rasa ragu lagi.
Khai yang tak ingin melakukannya segera meronta dan mendorong kuat hingga tubuhnya tersungkur ke bawah ranjang lalu segera ia berdiri.
" jangan dokter jangan lakukan itu " ucap khai menggelengkan kepalanya mencoba menyadarkan ken yang terlihat bernafsu.
Namun ken berdiri dan lagi lagi menarik tubuh khai kedalam pelukannya lalu menyentuh leher jenjang wanita yang menjadi asistennya itu.
Khai berusaha meronta dan mencoba untuk melepaskan diri namun semua sia sia tubuhnya dihempaskan ke atas ranjang dan ken segera menindihnya.
Hanya ingin segera tertuntaskan itulah yang ada dalam fikiran lelaki itu, khai mulai memohon bahkan kini ia menangis namun tak ada kepedulian dalam hati ken yang sudah kian menggebu.
" tolong aku khai aku tak bisa menahannya lagi ... " bisiknya tepat ditelinga khai.
" jangan kumohon dokter" melas khai mencoba memegang tangan ken yang hendak membuka satu persatu kancing blousenya.
Tapi tetap saja tek digubris oleh ken dan kini tubuhnya kian terpampang jelas dimata lelaki yang bahkan tak ada hubungan resmi denganya.
Ken perlahan membuka pakaiannya sendiri dan kembali fokus pada khai membuka satu persatu kain yang melekat ditubuh wanita itu.
Meski sudah pernah melihat tubuh polos dokter cintanya khai tetap saja tak sudi melihatnya semuanya menjadi menjijikan dimatanya.
aaaaarrrrggg
Jeritan waktu menjelang malam itu menggema di ruangan yang sudah panas bagi keduanya, pertempuran yang terjadi pada mereka tak bisa terelakan lagi bahkan tubuh mereka sudah bersentuhan dan mulai berbagi peluh.
Ken terus menghentakan kakinya menusuk masuk kedalan gua kenikmatan yang tak pernah ia rasakan sebelumya.
Sedangkan khai ia sudah pasrah karena semua tak bisa ia tolak lagi, hanya erangan dan air mata yang menjadi saksi betapa mahkotanya sudah ternoda yang tak akan bisa kembali utuh.
" pelan... Pelan dokter.... Sakit... " ucap khai di sela sela pergumulan itu terjadi suaranya sudah serak karena teriakan yang terus menggema sebagai penolakan.
Malam itu penyatuan terlarang terjadi diantara dua manusia yang tak ada hubungan sah dimata agama maupun hukum negara.
...****************...
Keesokan harinya....
Khai menangis sesenggukan mengingat kejadian naas semalam yang membuat dirinya tak jauh beda dengan viola, wanita serakah yang mau tidur di ranjang pria lain tanpa ada ikatan resmi.
Ken yang baru bangun merasakan lelah yang tak terkira ia mendengar suara isakan dan menoleh ke sumber suara tersebut, terlihat punggung wanita yang tidur bersamanya semalam tengah menangis.
Lalu ken membalikan tubuh wanita tersebut dan matanya membola melihat khai tengah menangis sesenggukan dan bersamanya dalam satu ranjang.
" apa yang terjadi ?" tanya ken pada diri khai dan seketika itu kilasan semalam terlintas dalam ingatannya.
" ya tuhan apa yang sudah kulakukan " ucapnya merasa bersalah sambil memegang kepalanya.
Nasi sudah menjadi bubur semua tak bisa lagi sama seperti sedia kala, ken menatap wajah wanita disampingnya dan menangkup wajahnya.
" maaf kan aku khai aku akan tanggung jawab aku akan segera menikahimu ok aku janji " ucapnya namun khai tampak ragu dan ia membelakangi ken tak ingin menatap lelaki yang sudah menodainya.
Ken tak ingin menyerah karena ia sudah menabur benihnya yang entah berapa kali ia lakukan semalam, lelaki itu memeluk tubuh khai dari belakang dan mencium puncak rambutnya dengan lembut.
" tolong maaf kan aku khai aku mohon..." ucap lelaki itu semakin merasa bersalah.