Hidup penuh penderitaan sedari kecil, itu sudah makanan sehari-hari Leticia, gadis imut berumur duapuluh tiga tahun.
Karena hutang kedua orang tua angkatnya, Letisia terpaksa dinikahkan pada seorang Ceo arogan, yang kabarnya seorang playboy kelas kakap.
Damian Jhonson, Ceo yang terkenal arogan sangat membenci pernikahan yang tidak diinginkannya.
Dan, terpaksa menikahi Leticia karena desakan Ibunya untuk segera menikah.
Di karenakan usia Damian yang dikatakan tidak muda lagi, tiga puluh enam tahun.
Damian yang tidak mau terikat dengan pernikahan, berencana akan menjadikan Leticia sebagai pembantu dirumahnya.
Dan membuat perjanjian nikah kontrak pada Leticia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 23.
Mereka makan dalam diam.
Leticia tidak begitu bersemangat untuk sarapan, pikirannya tidak tenang.
Dia selalu melamun memikirkan hidupnya tidak akan pernah bebas, tidak tahu berapa tahun lagi dia akan jadi pembantu di rumah ini.
Damian melihat Leticia tidak begitu bersemangat sarapan.
"Kenapa? apakah sarapannya tidak enak?" tanya Damian.
"E..enak Tuan!" kata Leticia buru-buru memakan sarapannya dengan cepat.
Damian melihat cara makan Leticia itu seperti terlalu dipaksakan.
"Besok aku akan keluar kota beberapa hari, ingat jangan keluar sembarangan..aku akan selalu menelepon ke rumah untuk memantau keadaan rumah!" kata Damian.
"Baik Tuan!" ucap Leticia patuh.
Damian entah kenapa merasa tidak suka mendengar Leticia memanggilnya dengan sebutan Tuan.
"Hari ini jangan ke kebun dan membersihkan taman!" kata Damian sambil menyendok sarapannya.
"Kenapa?" tanya Leticia mendongak melihat Damian kurang yakin dengan perkataan Damian tersebut.
"Aku telah memanggil pembantu tambahan untuk kebun dan taman!" kata Damian.
Leticia terdiam di kursinya.
Apakah Damian sudah tidak tertarik lagi untuk mempekerjakannya?
Ada perasaan senang yang diam-diam tidak ditunjukkan nya.
Kalau sudah ada yang membantu kebun dan taman, berarti Damian sudah mulai melepaskan nya.
Berarti dia sudah mulai bisa menghirup udara kebebasan.
"Untuk sementara bersantai lah, jangan berkeliaran keluar Mansion!" kata Damian memperingati Leticia.
Leticia tidak menjawab, didalam hatinya dia merasa begitu senang.
Dia akan bebas tidak akan lama lagi.
Damian telah selesai sarapan, dia pun bangkit dari duduknya.
Lalu pergi meninggalkan ruang makan.
Setelah Leticia ditinggalkan Damian, diapun bisa bernapas dengan lega.
Membereskan meja makan, membawa piring bekas makan mereka ke dapur.
Dan hari ini Leticia bisa bersantai seperti yang dikatakan Damian.
Dia menghabiskan waktunya di paviliun setelah membantu Janet dan Dona membersihkan ruangan didalam Mansion.
Dia yang suka menyendiri tentu saja ini waktu emas baginya.
Dengan menyendiri dia menikmati hidupnya dengan damai.
Bermain game dengan santai berbaring santai ditempat tidur bagaikan Nyonya besar.
Leticia bermain game sampai tidak sadar sampai ketiduran.
Ponselnya terjatuh ditempat tidur.
Diapun tidur dengan nyenyak nya.
Suara dengkuran nya terdengar dengan lembut.
Sepasang mata yang dari tadi sudah melihatnya bermain game tanpa disadari Leticia.
Dia tidak memperhatikan sekelilingnya karena begitu serius bermain game, mata tajam yang tidak bisa meninggalkannya di rumah.
Damian tadi sudah di kantor, tapi pikirannya tidak tenang karena tadi pagi dia kurang puas berbicara pada Leticia.
Perasaan Damian tidak tenang dan memutuskan untuk pulang.
Dan sekarang dia disini, melihat Leticia tertidur dengan nyenyak nya.
Damian masuk kedalam kamar Leticia.
Menyingkirkan ponsel yang tergeletak di kasur, meletakkannya ke atas nakas disebelah tempat tidur.
Damian mengambil sesuatu dari saku celananya.
Botol obat oles untuk luka.
Damian meraih tangan Leticia, perlahan dia mengoles luka ditangan Leticia.
Damian terlihat sangat hati-hati sekali mengoles luka ditangan Leticia tersebut.
Telapak tangan Leticia sangat kasar dan sedikit kapalan.
Entah kenapa Damian merasa sakit hati melihat tangan Leticia tersebut.
Tangan gadis imut yang seharusnya lembut bukan kasar begini.
Damian meremas tangan Leticia dengan lembut.
Maafkan aku, bisiknya dalam hati.
Drrrr!!
Tiba-tiba ponselnya bergetar.
Damian cepat-cepat keluar dari kamar Leticia, meletakkan obat oles di nakas.
Dengan hati-hati dia keluar dari kamar Leticia.
Menutup pintu paviliun pelan agar tidak membangunkan Leticia yang begitu nyenyak nya tidur.
Diapun meninggalkan paviliun.
Sementara itu Bibi Lina, Janet dan Dona merasa heran dengan sikap Tuan mereka akhir-akhir ini.
Sudah banyak memperhatikan istri kecilnya.
Mudah-mudahan Tuan mereka berubah, itu yang mereka pikirkan.
Bersambung....