Rania, dua puluh tahun memiliki paras yang cantik yang menurun dari Mama nya. kehidupan nya berubah sejak kedua orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan yang membuat nya menjadi seorang yatim piatu disaat usianya menginjak empat belas tahun.
Dan lebih parah nya Rania dipaksa menikah oleh bibi nya dengan seorang pria lumpuh yang telah beristri.
Raka pria berusia tiga puluh tahun setelah selamat dari kecelakaan mengakibatkan kaki nya lumpuh sementara. setelah kaki nya lumpuh pria itu mendapat kenyataan pahit, istrinya berselingkuh dengan beberapa laki laki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
"Tuan, apa setelah ini kita langsung pulang"?
Tanya Johan pada Raka.
" Apa gadis itu sudah pulang"?
"Belum tuan, sepertinya nona Rania masih betah berada di butik nya"
"Kalau begitu kita langsung pulang saja"
"Apa tuan tidak ingin menemui nona Rania?
"Untuk apa? sudah ayo pulang sudah malam'
" Apa tuan belum tau?
"Kamu ngomong apa sih Jo"?
" Sebaiknya tuan lihat sendiri saja saya sudah mengirimkan beberapa pesan ke ponsel tuan"
Raka langsung menyambar ponsel nya yang berada di atas meja kerja nya. sedari tadi memang bergetar namun ia abaikan.
"Apa apaan ini'! kenapa harus ada dia disana"
"Sepertinya tuan Evand sengaja mengikuti nona Rania sejak keluar dari rumah sakit itu tuan"
"Apa! Kenapa kamu baru memberi tau ku sekarang" bentak Raka, Raka terlihat murka.
"Johan, cepat bawa aku ke butik nya" titah Raka kemudian.
Johan pun patuh, ia segera mendorong kursi roda Raka keluar menuju ke parkiran mobil.
Sepanjang perjalanan Raka benar-benar terlihat marah.
"Johan, apa menurut mu mereka ada hubungan" tanya Raka tiba-tiba.
"Siapa yang tuan maksud"?
" Siapa lagi kalau bukan gadis itu sama Evand" bentak Raka.
Pria itu terlihat begitu frustasi.
"Sepertinya hubungan mereka hanya sekedar dekat saja tuan, tapi tidak menutup kemungkinan jika nanti mereka menjalin hubungan yang lebih"
"Apa maksud mu"?
" Apa tuan tidak bisa melihat di vidio itu, bagaimana tuan Evand memperlakukan nona Rania, Dokter itu terlihat begitu melindungi non Rania"
"Wanita itu akan cepat nyaman jika dia merasa di perlakukan dengan baik, diperhatikan dan merasa di lindungi tuan"
"Diam kamu"
Bentak Raka yang mulai merasa tidak nyaman dengan ucapan Johan.
"Cinta banget sama nona Rania"
"Sialan kamu, mau aku pecat"!
" Maaf tuan"
Raka membuang nafas kasar.
"Tuan, apa tuan masih mencintai nyonya Gea"? tanya johan hati hati takut tuan nya itu marah.
" Heemmm...
Johan mengeryit mendengar jawaban Raka.
"Lantas bagaimana dengan nona Rania"
"Memang kenapa dengan nya?
"Apa tuan tidak kasihan jika tuan tidak mencintai nona Rania tapi tuan tetap mempertahankan nona Rania"
"Kenapa kamu perhatian sekali dengan nya?
"Karena non Rania orang baik, dari informasi yang saya terima tentang nona Rania.
Nona Rania juga sudah banyak mengalami penderitaan, bahkan nona Rania dipaksa untuk menggantikan anak bu Widi yang akan tuan nikahi setelah tau tuan lumpuh. apa itu adil untuk nona Rania tuan"
"Kamu tidak perlu mengurusi Rania itu semua urusan ku, tugas mu tinggal melakukan semua yang aku perintah kan saja"
"Baik lah tuan"
Johan tak bisa berkata kata lagi, sebenarnya ia merasa kasihan dengan nona Rania jika status nya tidak jelas. s
"Sudah sampai tuan"
"Cepat seret dia kemari"
"Baik tuan"
Johan turun dari mobilnya segera masuk ke butik milik Rania.
"Dimana nona Rania" tanya Johan pada pegawai itu.
"Maaf tuan ini siapa"?
"Cepat tunjukkan di mana nona Rania"
Rania terperanjat kaget melihat kedatangan Johan.
"Ada apa tuan Johan, kenapa anda ada di sini" tanya Rania.
"Maaf nona, tuan Raka sudah menunggu anda di mobil"
"Kenapa dia ada disini? darimana mereka tau kalau aku ada di butik ini"? batin Rania.
"Ngapain tuan Raka kesini"?
"Ikuti saja perintah nya nona, sebelum tuan Raka marah"
Johan melangkah kembali ke mobil nya, di ikuti Rania yang mengekor dibelakang Johan.
"Tuan, kenapa ada disini? tanya Rania dengan wajah terkejut.
Ia tak menyangka jika Raka akan datang ke butik nya.
" Dasar bodoh, jelas jelas aku kesini untuk menjemput mu"
Rania mengerutkan keningnya, ia merasa kesal dengan sikap Raka yang selalu saja begitu.
"Lalu dari mana tuan tau saya ada di butik ini?
"Itu tidak penting, sekarang ikut aku kita pulang"
"Kita,?
Ucap Rania dengan menatap Raka.
"Ta-tapi tuan"
"Tidak ada tapi tapian, sekarang juga ikut aku pulang. Dan soal mobil mu biar nanti orang ku yang antar kerumah"
Deg!
Seketika Rania langsung menatap Raka dengan tatapan melotot.
"Kenapa"?
Ujar Raka yang terlihat lebih santai dari sebelumnya.
" Apa kamu pikir, aku sama seperti mereka yang bisa kamu bohongin" lanjut nya lagi.
Rania pun hanya menghela nafas nya, sebelum akhirnya kembali berbicara.
"Mmmm... bagus lah kalau tuan sudah tau, jadi aku tidak perlu lagi menyembunyikan si merah. apa boleh si merah ku bawa pulang ke rumah tuan"?
" Tidak perlu banyak tanya, ayo cepat kita pulang"
"Baiklah tuan"
Dengan patuh Rania menuruti perintah suaminya itu.
Setelah keduanya masuk Johan segera mengemudikan mobil nya.
Jalanan terlihat begitu sepi karena memang sudah hampir tengah malam.
Sehingga tidak perlu waktu lama, mobil mereka sudah sampai di kediaman Bimantara.
Rania pun segera turun dan langsung mendorong kursi roda Raka,
"Johan, kamu boleh pulang, dan besok pagi jemput aku seperti biasa"
"Baik tuan"!
Rania membantu mendorong kursi roda Raka sampai ke kamar nya.
Sesampai dikamar seperti biasa Rania membantu Raka menganti pakaiannya lalu membantu Raka untuk berbaring.
Setelah memastikan Raka berbaring dengan nyaman, Rania berjalan memutar bersiap untuk tidur di samping Raka.
Seperti biasa, Rania tertidur dengan posisi membelakangi Raka.
"Rania, apa kamu marah dengan sikap ku kemarin"? tanya Raka dengan ragu dan sedikit tertahan.
" Tuan, saya sama sekali tidak marah, Sudahlah tidak perlu membahas nya lagi. sebaiknya kita segera tidur" jawab Rania masih dengan posisi membelakangi Raka.
"Kemarilah Rania,
Ucap Raka sambil perlahan menarik pundak Rania kearah nya. hingga mau tak mau Rania pun akhirnya menoleh ke arah nya.
Raka sendiri masih menatap dalam ke arah mata Rania yang menawan.
Sejenak ia begitu menikmati keindahan ciptaan Tuhan dihadapan nya.
Rania benar benar sosok wanita sempurna yang baru ia temui bagi Raka.
Wajah Rania yang mempesona, dengan kulit putih mulus, dan senyum yang manis.
Bahkan selain cantik Rania begitu sempurna dan istimewa di balik segala sesuatu yang wanita itu sembunyikan selama ini.
Raka tak mampu menyembunyikan rasa kagum nya, Raka tanpa sadar memuji wanita yang menjadi istrinya itu.
"Cantik"
Gumam nya dalam hati, masih dengan mata yang terus menatap lekat wajah Rania.
Rania yang merasa diperhatikan mulai merasa gugup dan tidak nyaman.
Terlebih jarak diantar mereka begitu dekat membuat detak jantung nya semakin cepat.
lma2 gedek aku
emang sih bumbu cerita tpi gak suka