Season dua nya dari " ISTRI CANTIK TUAN MUDA KEJAM "
Namaku Alisya Aura Kharisma, kehidupan ku sangat penuh dengan kasih sayang, aku terlahir dari keluarga serba ada, tapi satu hal yang tidak aku miliki adalah cinta.
Cinta ku jatuh pada seorang pria tampan, CEO kejam yang kini tengah di jodohkan dengan ku, senang? tentu saja aku senang mana ada terpaksa-terpaksa nya apalagi yang di jodohkan dengan ku itu adalah cinta masa monyet ku.
Albiansya Ammar Raid itulah nama pria yang di jodohkan dengan ku, sikap nya acuh dan dingin, tapi hal itu sama sekali tidak membuat keinginan ku buyar, aku mencintai nya dan aku yakin cintaku akan terbalaskan.
"Jangan pernah mengharapkan balasan cinta dariku, karna sampai kapan pun cinta itu tidak akan pernah ada." kata-kata itu sering aku dengar.
"Kakak..!! jangan panggil aku Lisa Aura Kharisma kalau aku tidak bisa mendapatkan cintamu." ucapku tegas dengan wajah percaya diri.
Jangan lupa like coment and Vote !!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilam nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kelamin Babby Twins.
^^H A P P Y R E A D I N G^^
🌹🌹🌹🌹🌹
Menikmati masa kehamilan yang di penuhi dengan cinta suami, semua kegiatan yang di lakukan oleh ibu hamil seperti senam kehamilan, berenang dan belajar cara-cara mengurus bayi selalu di lakukan oleh keduanya dengan kekompakan.
Bian selalu menyempatkan waktu untuk mengikuti perkembangan kehamilan istrinya, dan hari ini adalah lima bulan kehamilan Lisa, Bian dan Lisa akan melakukan USG untuk mengetahui kelamin Babby twins.
"Menurut kamu bayi kita akan perempuan atau laki-laki?." tanya Lisa yang sedang memakan rujak yang di belinya tadi di pinggiran jalan.
"Mau laki-laki atau perempuan, dua-duanya sama aja, yang pentingkan sehat." kata Bian bijak, tapi saat melihat Lisa yang memakan rujak dengan rakusnya membuat Bian ngeri.
"Sudah, jangan makan pedas terus, dokter man larang." kata Bian lagi memperingati.
Lisa menggeleng. "Ngak pedes ko, nih cobain aja." sahut Lisa sambil ingin menyuapi Bian.
"Kamu aja, aku kenyang." tolak Bian sambil menutup bibir nya dengan tangan nya, dia ngeri melihat Lisa yang makan rujak pinggiran.
Padahal Bian sudah pernah makan bakso pinggiran, tapi entah kenapa Bian selalu merasa jika makanan pinggiran kurang sehat karna banyak polusi udara, dan kotoran sampah dimana-mana.
"Giz istrimu hamil bukan? bagaimana apa sudah bisa USG?." tanya Bian, dia sedikit kepo dengan kehamilan istri asisten nya, meski disini dia yang jago karna Asisten Giz sudah menikah hampir empat tahun dan istrinya baru hamil, berbeda dengan nya yang dalam waktu sepuluh bulan istrinya sudah hamil.
Asisten Giz yang sedang menyupir melirik ke kaca spion mobil. "Belum tuan, kehamilan istri saya baru memasuki bulan ke dua, mungkin dua bulan lagi baru bisa melakukan USG." sahut Asisten Giz sambil fokus menyetir.
Setelah sekian lama menunggu akhirnya istrinya Asisten Giz hamil, jika di tanya seberapa senang jelas tidak ada bandingan nya, rasa syukur terus dia panjatkan untuk kehamilan istri tercinta nya.
"Nanti mereka akan menjadi teman." ucap Bian lagi.
Asisten Giz hanya mengangguk kikuk, teman? dia tidak terlalu berharap banyak, mengingat sikap tuan nya saja nyebelin, tidak bisa di bayangkan nasib anaknya kelak jika memiliki teman yang memiliki sifat sebelas dua belas dengan majikan nya.
Setelah sampai di rumah sakit Bian langsung berjalan dengan mengandeng tangan istrinya, keduanya berjalan ke arah ruangan dokter kandungan.
"Selamat datang tuan dan nona." ucap dokter itu membungkuk hormat, jelas mereka tau siapa pemilik rumah sakit tempat bekerja nya, milik siapa lagi kalau bukan milik keluarga Rafasya.
Bian hanya mengangguk tak membalas sapaan dari dokter itu, setelah itu dokter menyuruh Lisa untuk berbaring di ranjang pemeriksaan, dan Lisa hanya menurut.
Dokter bergegas memeriksa Lisa dengan mengoleskan gel dingin di perut Lisa, setelah itu dokter mulai memakai alat USG nya.
"Kondisi Babby twins sehat dan untuk jenis kelamin nya Babby Twins adalah laki-laki, tuan dan nona." kata dokter menjelaskan sesuai hasil USG.
Lisa dan Bian saling menatap lalu tersenyum, keduanya berpelukan merasa terharu mendengar kondisi anak mereka yang sehat dan juga berjenis kelamin laki-laki.
"Sayang mereka laki-laki, terimakasih..astaga aku senang sekali." ucap Bian sambil memeluk istrinya.
"Iya, mereka akan menjadi pelindungku, jagoan Mommy sehat-sehat ya nak di perut Mommy." kata Lisa sambil mengelus perutnya, di susul dengan elusan yang di berikan Bian padanya.
"Hallo jagoan Daddy, jangan buat Mommy kalian sakit ya, Daddy menunggu kalian untuk bermain bola bareng, cepat keluar ya sayang Daddy menunggu." kata Bian sambil mencium perut buncit istrinya.
Dokter kandungan yang tadi memeriksa Lisa hanya bisa terdiam melihat yang di lakukan cucu pemilik rumah sakit tempat bekerja nya, dalam hati dia juga menginginkan posisi Lisa, dimana nona muda nya mendapatkan kasih sayang dari pria setampan, setajir Bian.
Tapi ralat, dokter wanita itu jelas tau bagaiman sikap dingin tuan muda nya, pasti banyak kesulitan yang di lalui nona muda nya untuk menjinakkan pria dingin arogan di depan nya, dan dokter wanita itu tau akan hal itu.
"Aku beruntung memiliki suami yang tidak neko-neko, dan juga baik." batin si dokter wanita, dari pada memuji keberuntungan orang lain lebih baik bersyukur dengan apa yang dia capai sekarang, begitu pikir nya.
Saat keluar dari ruangan dokter Lisa dan Bian ingin pulang, keduanya berjalan di kredior rumah sakit dengan saling berpegangan tangan.
"Apa perlu di gendong?." tanya Bian.
Lisa menggeleng, itu berlebihan. "Tidak, aku mau seperti ini saja, lebih romantis." sahut Lisa sambil tersenyum lembut.
Saat sedang berjalan Bian tak sengaja melihat seseorang yang di kenal nya, dan itu membuat Bian melotot.
"Senang bertemu dengan anda tuan muda." sapa seorang dokter tampan sambil tersenyum.
Dia lagi? Bian menatap tajam pada dokter itu, jelas dia tau siapa pria berpakaian dokter di depan nya, pria yang menikahi mantan kekasih nya.
Lisa mengerutkan keningnya saat melihat wajah suaminya yang berubah menjadi kesal, "Kamu kenapa sayang?." tanya Lisa aneh.
Bukan nya menjawab Bian malah melepaskan pegangan tangan nya, lalu menatap tajam pada dokter tampan itu.
"Ya siang dokter Reyhan." menekan nama dokter Reyhan.
"Saya dengar istri anda sedang hamil tuan muda, selamat atas kehamilan nona muda, saya doakan semoga sehat dan lancar saat persalinan nya." ucap dokter Reyhan lagi, tak lupa dengan senyuman nya.
Dia tau siapa Bian, Mentan kekasih istri nya, tapi meski begitu Reyhan tidak menyimpan dendam karna istrinya masih mencintai pria lain, baginya itu hanya masa lalu istrinya dan yang terpenting sekarang adalah bagaimana caranya Reyhan meyakinkan perasan nya agar bisa menerima nya.
"Terimakasih, anda sangat baik dokter " kata Lisa sambil tersenyum.
Bian melotot mendengar Lisa menjawab ucapan Reyhan, buru-buru dia memegang tangan Lisa, "Jangan bicara pada nya, ayo pulang." kata Bian dingin dan membawa Lisa berjalan cepat mengikuti langkah nya.
Reyhan menatap aneh pada Bian yang nampak masih kesal padanya, padahal tidak sedikitpun dia menyimpan dendam untuk Bian, bahkan sebalik nya Reyhan ingin mengucapkan rasa terima kasih nya karna Bian telah memutuskan hubungan terlarangnya dengan istrinya, bagaimana pun sebagai suami Reyhan juga tidak mau istrinya melakukan hal-hal aneh dengan pria yang bukan mahrom nya, Reyhan tidak mau citra istrinya tercoreng dan mempermalukan nama baik keluarga istrinya.
"Lepaskan, kamu kenapa sih?." Lisa melepaskan pegangan tangan nya, lengan nya terasa sakit karna pegangan tangan yang Bian lakukan tadi sangat lah keras.
Bian kembali memegang tangan Lisa, dan membawa Lisa berjalan ke arah mobil nya, hal itu membuat Lisa semakin bingung dengan sikap Bian yang aneh.
Saat di dalam mobil Bian baru melepaskan pegangan tangan nya, dan tanpa aba-aba dia langsung memeluk istrinya, membuat Lisa semakin kebingungan.
"Maaf, aku emosi." kata Bian, memeluk erat istrinya.
Lisa yang bingung hanya diam, dia masih tidak tau alasan suaminya tiba-tiba marah.
"Lepaskan." ucap Lisa.
Bian melepaskan lalu menatap Lisa. "Kenapa? kamu marah?." tanya Bian melihat raut kesal Lisa.
"Seharusnya pertanyaan itu aku yang tanyakan pada mu, huh."
"Sudahlah aku malas membahasnya, Asisten Giz antarkan aku pulang, aku tidak mau ikut ke kantor, mood ku hilang." kata Lisa tegas, dia angguki cepat oleh Asisten Giz.
"Sayang, kamu sudah janji." ucap Bian dengan tatapan memelas.
"Sayang." panggil Bian lagi.
Tak mendapatkan jawaban, Lisa yang sudah kehilangan mood nya hanya bisa memainkan ponselnya, mengabaikan ucapan suaminya yang terus memelas meminta di antar kerja.
_________
🌹🌹🌹🌹🌹
Jangan lupa jejak, ♥️
