Chen Miao Miao, gadis kaya yang hilang sejak kecil, ditemukan kembali oleh keluarganya di usia 17 tahun. Namun, kebahagiaannya hancur karena kelicikan Chen Xiao Wan, anak angkat yang merebut kepercayaan keluarga.
Dalam kecelakaan tragis, orang tua Miao Miao memilih menolong Xiao Wan terlebih dahulu, karena kelicikannya. ketika kedua orang tuanya kembali untuk menolong Miao Maio, mobil tersebut tiba-tiba meledak.
Mama dan Papa nya meninggal karena kesedihan nya, ketiga kakak nya tewas dengan tragis dan Xiao Wan menikmati harta keluarga mereka.
Takdir membawa Miao Maio kesempatan kedua ketika Papa dan Mama nya menjemputnya dari panti asuhan, membawa ingatan masa depan kematian keluarga nya.
Tanpa sepengetahuan Miao Miao, keluarga dan jodohnya kini dapat mendengar kata hatinya. Dengan kesempatan ini, bisakah ia melindungi keluarganya dan membalas dendam pada Xiao Wan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mendengar Juga
Setelah drama itu selesai, Papa Chen berdiri dari kursinya dengan wajah tegas. “Baiklah, semuanya kembali ke kamar masing-masing. Jangan ada lagi keributan malam ini,” ucapnya tanpa kompromi.
Miao Miao segera berdiri dan tanpa banyak bicara, berjalan santai menuju kamarnya. Dalam hati, ia berpikir, Akhirnya selesai juga. Semoga tidak ada drama tambahan malam ini.
Zhi Hao dan Li Ming hanya saling memandang sebelum mengikuti perintah ayah mereka. Sementara itu, Mama Fang menunggu Xiang Yan yang masih belum kembali dari mengurung Xiao Yan di gudang.
Beberapa menit kemudian, Xiang Yan kembali ke ruang keluarga. Papa Chen langsung bertanya, “Bagaimana?”
“Selesai, Papa. Xiao Yan sempat berontak sedikit, tapi sekarang gudang sudah terkunci rapat,” jawab Xiang Yan dengan tenang.
Namun, sebelum Papa Chen sempat berbicara lebih lanjut, Xiang Yan melanjutkan, “Papa, Mama, ada sesuatu yang ingin saya bicarakan. Ini penting.”
Papa Chen dan Mama Fang saling memandang sejenak, kemudian mengangguk. “Baiklah, kita bicara di ruang kerja,” ujar Papa Chen. Mereka bertiga lalu berjalan menuju ruang kerja yang berada di lantai atas, tempat yang selalu digunakan untuk diskusi serius karena ruangan itu kedap suara dan jauh dari gangguan.
Setelah pintu ruang kerja tertutup rapat, Papa Chen duduk di kursinya, sementara Mama Fang dan Xiang Yan duduk di sofa kecil di depannya. “Apa yang ingin kamu bicarakan, Xiang Yan?” tanya Papa Chen dengan nada serius.
Xiang Yan terlihat sedikit ragu sebelum akhirnya mengungkapkan isi pikirannya. “Papa, Mama, saya merasa ada yang aneh dengan Miao Miao.”
Papa Chen mengernyit. “Aneh? Maksudmu apa?”
“Sejak Miao Miao kalian bawa dari panti, saya merasa dia tidak banyak bicara, tapi saya seolah bisa mendengar apa yang dia pikirkan. Suaranya jelas ada di kepala saya, meskipun bibirnya sama sekali tidak bergerak,” Xiang Yan menjelaskan dengan serius.
Mama Fang menatap putranya dengan cemas. “Kamu yakin, Xiang Yan? Bukan hanya perasaanmu saja?”
“Saya yakin, Mama. Ini terjadi berkali-kali, bahkan malam ini. Sepertinya Papa dan Mama juga mendengar suara yang sama. Itu sebabnya saya ingin memastikan, apakah ini hanya saya, atau Papa dan Mama juga mengalaminya?”
Papa Chen terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan. “Ya, kami juga mendengar suara itu. Seolah-olah Miao Miao sedang berbicara di dalam kepala kami.”
Mama Fang menghela napas panjang. “Apa mungkin ini semacam kemampuan khusus? Atau mungkin sesuatu yang lain?”
Papa Chen tampak serius setelah mendengar pendapat Xiang Yan. Dia duduk tegak di kursinya, wajahnya semakin mengeras. “Kalian pasti mendengar tadi, Miao Miao bilang kita akan meninggal satu per satu karena serigala putih. Kemungkinan, serigala putih itu adalah Xiao Yan.”
Mama Fang menatap Papa Chen dengan khawatir, kemudian mengangguk pelan. “Mama percaya dengan apa yang dikatakan Miao Miao. Beberapa kali, ia memang berbicara tentang sesuatu sebelum kejadian itu benar-benar terjadi. Dan mama merasa apa yang dia katakan tadi benar.”
Xiang Yan menambahkan, “Saya juga merasa seperti itu, Papa. Miao Miao sepertinya tahu sesuatu yang tidak kita ketahui.”
Papa Chen menghela napas, ekspresinya semakin serius. “Benar sekali. Tapi kita belum tahu pasti mengapa kita akan mati satu persatu, kita hanya bisa menduga.”
“Jangan-jangan anak angkat kita ini memang tidak sepolos yang kita kira,” lanjut Mama Fang dengan nada ragu. “Kamu tau Xiang Yan, saat kita berdua sedang santai di rumah, tiba-tiba ponsel mama berdering dan itu Miao Miao mengajak video call. Ia ingin kami melihat sesuatu yang ‘menarik’. Dan setelah kami lihat dari awal kejadian, memang benar, Xiao Yan sengaja menumpahkan makanannya. Itu bukan karena ia tersandung. Mama heran, bagaimana kita bisa membesarkan seorang rubah licik seperti itu di rumah ini.”
Papa Chen mengangguk pelan, pikirannya kembali melayang. “Apakah mungkin sejak awal, Xiao Yan memang tidak tulus dengan keluarga kita? Jangan-jangan dia hanya memanfaatkan perhatian kita untuk mendapatkan sesuatu yang berharga?”
Xiang Yan merenung sejenak sebelum akhirnya berbicara. “Mungkin saja, Papa. Kita tidak bisa lagi begitu saja mempercayai apa yang dia tunjukkan.”
Mama Fang mengelus tangannya dengan cemas. “Jangan-jangan ia hanya berpura-pura baik, memanfaatkan kebaikan kita untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Tapi kita harus tetap hati-hati, jangan sampai kita membuat kesalahan dengan mencurigai dia tanpa bukti yang jelas.”
Papa Chen mengangguk setuju, wajahnya masih tegang. “Kita harus lebih waspada dan berhati-hati. Papa rasa kita perlu mulai menyelidiki lebih dalam tentang latar belakang Xiao Yan. Kita tidak bisa membiarkan dia merusak keluarga kita.”
Mereka semua terdiam sejenak, masing-masing memikirkan hal yang sama.
Mama Fang bersandar di kepala ranjang, memandang Papa Chen dengan tatapan penuh kekhawatiran. "Apakah menurutmu Zhin Hao dan Li Ming juga mendengar kata hati Miao Miao, seperti kita?" tanyanya pelan.
Papa Chen menggeleng pelan. "Aku tidak tahu, Sayang. Tapi kalaupun mereka mendengar, dan masih saja lebih percaya pada ucapan Xiao Yan, aku rasa mereka terlalu bodoh untuk menyadari kebenaran."
Mama Fang mendesah panjang, mengusap dahinya yang berkerut. "Benar juga. Aku heran, kenapa mereka bisa begitu percaya pada Xiao Yan, padahal bukti-bukti sudah jelas di depan mata."
Papa Chen meraih tangan istrinya, menenangkannya. "Biarkan saja, Sayang. Nanti juga kebenarannya akan terbongkar sendiri. Kita tidak perlu memaksakan apa pun. Yang penting, kita tetap melindungi Miao Miao dan memastikan dia tidak terluka lagi karena ulah anak angkat itu."
Mama Fang mengangguk kecil, meskipun wajahnya masih terlihat tegang. "Mama khawatir Xiao Yan punya rencana lebih besar yang bisa membahayakan keluarga kita."
Papa Chen menatap istrinya dengan tegas. "Aku tahu, kita awasi saja setiap gerak-geriknya."