NovelToon NovelToon
TERBAKAR PESONA ZARA

TERBAKAR PESONA ZARA

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Teen School/College / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:10.6k
Nilai: 5
Nama Author: Telo Ungu

"Kenapa selalu gue yang harus ngertiin dia? Gue pacar elo Marvin! Lo sadar itu ga sih? Gue capek! Gue muak!" ucap Ranu pada kekasihnya dengan nada marah.

"Maafin gue, Ranu. Gue ga maksud buat ngerebut Kara dari elo" Zara menatap takut takut pada Ranu.

"Diem! Gue ga butuh omongan sampah elo ya" Ucap Ranu dengan nada tinggi.
.
.
.

"Shit! Mati aja elo sini Zara!" hardik Fatiyah setelah membaca ending cerita pendek tersebut.

Fatiyah mati terpanggang setelah membakar cerpen yang dia maki maki karena ending yang tak dia sukai. Dia tidak terima, tokoh kesayangannya, Ranu harus mati mengenaskan di akhir cerita. Tapi, siapa sangka kalau Fatiyah yang harusnya pergi ke alam baka malah merasuki tubuh Zara. Tokoh yang paling dia benci. Bagaimana kelanjutan kisahnya. Kita lihat saja. Apakah Fatiyah bisa menyelamatkan tokoh favoritnya dan mengubah takdir Ranu? Apakah dia malah terseret alur novel seperti yang seharusnya?

sorry guys, harus revisi judul dan cover soalnya bib...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Telo Ungu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

POV Zara di Ultah Marvin

Baru saja, aku menapaki lantai ballroom hotel ini bersama mamaku, kami dikejutkan dengan suara om Gala. Ini bukan karena om Gala yang tiba tiba mengejutkan kami dan berkata Dorr! di depan wajahku dan mamaku. Tidak!

Suara om Gala kali ini membawa pesan yang tak pernah aku bayangkan akan terjadi.

Om Gala berdiri di atas panggung, menatap kami semua dengan tatapan ramahnya. Dia membuka suaranya setelah MC menyodorkan mikrofon. Kami, disini mendengarkan ucapannya dengan seksama.

"Terima kasih sudah datang memenuhi undangan kami. Saya disini sekalu papa Marvin ingin menyampaikan dua berita yang mungkin akan mengejutkan kalian. Pertama saya mengucapkan selamat ulang tahun kepada anak semata wayang saya Marvin yang ke 17 tahun. Papa harap kau akan panjang umur dan sehat selalu. Sebagai hadiah ulang tahunnya kali ini, saya akan memberikan hotel ini atas namanya dan mamanya Marvin akan memberikan 5% saham dari butiknya kepada Marvin sebagai hadiah ulang tahunnya" Om Gala tersenyum tipis sambil memandang Marvin yang duduk di sebelah kanannya.

Semua orang bertepuk tangan sebagai bentuk apresiasi pada Marvin dan Om Gala. Para tamu undangan ikut bertepuk tangan riuh. Mereka agak terkejut mendengar hadiah ulang tahun yang diberikan oleh orang tua Marvin. Tapi, mereka juga ikut bahagia dan senang mendengar hal itu.

Ulang tahun Marvin ini tak ubahnya ajang memperluas relasi. Saat mendengar hadiah ulang tahun yang fantastis ini membuatku sadar kalau yang datang ke acara ini bukanlah kalangan biasa. Terlihat sekali para tamu undangan ini didominasi oleh kolega atau relasi dari papa dan mamanya Marvin.

Sedikit sekali aku mengenal wajah wajah tamu undangan Marvin yang berasal dari SMA Pelita Bangsa. Hanya ada Ranu, Catur, Hisbi, Lengkara, Detra yang ku kenali datang bersama orang tua mereka. Selebihnya, aku tidak melihat wajah wajah familiar Pelita Bangsa.

Om Gala kembali berbicara. Dia terlihat memandang ke arahku sambil tersenyum penuh misteri. Arahku? Tidak! Itu mungkin hanya rasa percaya diriku saja. Bisa jadi papa Marvin tersenyum menatap mamaku. Sebab, aku datang bersama mamaku.

"Satu hal lagi yang harus saya sampaikan kali ini. Informasi ini sangat penting bagi putraku, Marvin. Marvin ingin saya menyampaikan hal ini kepada kalian semua. Sebuah pengumuman yang agak kurang mengenakkan beberapa pihak. Namun, harus tetap saya sampaikan demi kebahagian anak kami, Marvin. Dengan berat hati saya mengumumkan pemutusan pertunangan antara Marvin dan Ranu. Mulai hari ini mereka resmi putus. Terima kasih"

Rasanya telingaku berdenging nyaring. Aku tidak bisa berkata kata ketika, papa Marvin mengumumkan berita yang begitu mengguncangkan semua orang di pidato pembukaan ulang tahun Marvin.

"Tidak! Ini tidak mungkin!" Suara lengkingan Ranu pecah menghantam kupingku.

"Apa ini? Aku bermimpi?" aku menatap nanar ke arah depan.

Di depan sana, aku melihat Ranu yang berlari ke arah Marvin meminta penjelasan. "Marvin! Bilang pada semua orang kalau ini hanya prank! Kita tidak putus kan. Jawab aku, Marvin! Jawab!" Ranu mencengkram jas bagian depan Marvin hingga kusut.

Dari kejauhan, aku bisa menyaksikan kalau tangan Ranu gemetar hebat dan suaranya pecah saat dia kembali membuka mulutnya dan berkata "Please, Marvin. Tolong, bilang padaku itu semua bohong. Kita tidak mungkin putus begitu saja kan. Tolong Marvin katakan sesuatu"

Air matanya luruh membasahi wajah cantik Ranu yang sudah berdandan totalitas untuk acara ini. "Gila! Adegan ini tidak pernah ada di dalam alur cerita cerpen. Kenapa bisa alur melenceng begitu jauh" hanya itu yang terbesit dalam pikiranku.

"Apa yang papaku katakan tadi, sudah cukup dimengerti oleh otak manusia, Ranu. Ku rasa kamu tidak perlu penjelasan apapun dariku. Papa dan mamamu juga sudah setuju dengan hal ini" ucap Marvin dingin.

Marvin melepaskan tangan Ranu yang mencengkram jasnya. "Nggak! Papa dan mamaku tida mungkin menyetujuinya. Kamu pasti berbohong padaku, Marvin" ujarnya di sela sela tangisannya.

Bentuk make up Ranu sudah tak karuan. Maskara nya luntur karena air matanya hingga membuat bawah matanya menghitam.

"Cukup Ranu! Jangan membuat kami bertambah malu" Papa Ranu melempar gelas wine yang dari tadi ia pegang ke lantai. Kami semua yang ada di ruangan ini hanya bisa terdiam tanpa suara. Tak sedikitpun dari kami, para tamu berani membuka suara. Kami hanya mengamati dalam diam semua adegan demi adegan. Berharap semua ini akan segera selesai, sebab suasana ballroom ini sudah tidak nyaman dan tidak kondusif.

Dari kejauhan aku, menonton Papa Ranu yang melangkahkan kakinya ke arah anaknya. Diikuti oleh mamanya yang terlihat menahan tangis. Sampai detik ini, aku masih tidak mengerti kenapa ini bisa terjadi. Adegan ini tidak pernah tercatat dalam alur cerpen.

Seingatku, tidak ada adegan pemutusan hubungan pertunangan antara Ranu dan Marvin. Apakah ini gara gara keberadaanku di dunia ini? Apakah ini semacam efek kupu kupu? Kepalaku berdenyut nyeri memikirkan ini. Aku hanya bisa memijat pelipisku untuk mengurangi rasa tak nyaman ini.

"Cukup! Berhenti mengemis cinta pada laki laki brengs*k sepertinya! Papa tidak rela kamu melakukan itu nak" Papa Ranu mencekal tangan anaknya dan menjauhkan Ranu dari jangkauan Marvin.

"Pa, aku harus tahu dulu alasan Marvin melakukan ini padaku. Dia pasti dipaksa seseorang. Tak mungkin Marvin mau melakukan ini. Kita baik baik saja. Hubunganku baik baik saja, Pa. Kenapa Marvin tiba tiba ingin memutuskan pertunangan ini. Aku tidak terima!!" teriak Ranu sambil menatap nyalang ke arah papanya.

Marvin memutar bola matanya jengah ke arah Ranu. Bibirnya kembali membuka suara. "Ranu, Ranu, Ranu, ternyata kau begitu ingin tahu alasanku memutuskan pertunangan ini. Awalnya aku tidak ingin mengatakan alasanku secara langsung disini. Aku masih ingin menjaga perasaanmu sebagai mantan tunanganku. Tapi, sayang kamu begitu bebal. Baik, aku akan mengatakan semuanya disini"

Marvin menjeda ucapannya. Ia tersenyum licik sambil menatap wajah papa Ranu. "Alasan pertunangan ini harus putus karena memang masanya sudah habis Ranu"

"Maksudnya? Aku tidak mengerti Marvin" ucap Ranu lirih.

Bukannya menjawab pertanyaan Ranu, Marvin malah menatap ke arahku. Dia tersenyum tipis sambil mengedipkan sebelah matanya. "Ha?"

Ini aku tidak bermimpi kan Marvin melakukan hal itu padaku. Aku menolehkan kepalaku ke arah belakang memastikan apakah ada orang lain di belakangku. Hanya ada pelayan yang meletakkan minuman.

Serius dia melakukan itu. Apa itu hanya haluku saja. Zara, sudah! Fokus fokus ke depan. Oke!

"Perlu kamu ketahui Ranu, pertunanganku denganmu hanya sebatas syarat perjanjian bisnis. Papa dan Mamamu yang memintaku untuk bertunangan denganmu selama tiga tahun. Selama masa pertunangan tersebut, perusahaan papaku akan mendapatkan tander besar dibantu oleh perusahaan papamu. Harga itu sangat setimpal bagi papamu untuk membahagiakan anak semata wayangnya. Sampai disini, kamu pasti mengerti kan Ranu. Apa masih perlu aku jelaskan lebih detail?" tanya Marvin basa basi.

Ranu terdiam menatap kosong ke arah Marvin. Tubuhnya seperti terpaku ditempat. Ia menatap nanar ke arah orang yang dicintainya.

"Satu lagi yang harus kamu tahu Ranu. Mamaku dan mamamu sepakat di depanku. Pertunangan ini akan selesai jika aku menemukan orang yang kucintai. Sayangnya, itu bukan kamu" kata Marvin dengan nada prihatin. Ekspresinya seperti berpura pura bersimpati pada Ranu.

"Siapa? Siapa orang itu? Jangan bilang itu dia!" Ranu memandang Marvin penuh arti.

Siapa? Siapa yang Ranu maksud? Kenapa Marvin malah diam saja. Marvin hanya mengangguk. Ia tersenyum tipis tanpa ada niatan untuk menjawab pertanyaan Ranu.

Tapiiiiii, entah ini perasaanku atau rasa pedeku yang ketinggian. Aku bisa merasakan kalau Marvin sedang menatap ke arahku. Tolong siapapun bilang padaku, itu tidak benar.

Aku hanya menggelengkan kepalanya tak percaya. Marvin, aku benar benar tidak menyangka kamu akan berbuat sejauh ini. Kejadian ini diluar pemikiranku. Adegan ini bahkan tidak ada di script! Aku tidak tahu harus merespon seperti apa. Kakiku hanya refleks melangkah mundur.

Tapi, tiba tiba saja......

PLAK!

Tanpa kusadari, tiba tiba saja wajahku sudah menoleh ke arah kiri dengan sendirinya. Diikuti rasa panas, kebas, dan nyeri tak tertahankan. Aku mataku terbelalak sambil memegang bagian pipiku yang berdenyut nyeri. Sial! Kenapa tiba tiba aku ditampar begini. "Kau,________"

To Be Continue

Btw, terima kasih ya yang sudah setia mampir dan meminta permintaan update. Jangan bosan bosan tinggalkan jejak di ceritaku supaya aku lebih semangat buat update terus. Boleh kalian like, komen, atau vote sebanyak banyaknya.

See you guys, daaaaaaa

1
nathalia
babi bgt nih cowok, ngomongnya gak bermaksud selingkuh tapi tingkahnya aja begini
Rias Gremory
/Facepalm//Facepalm/ Fatiyah mati gegara kucing 😅😅
Dewi hartika
jangan patah semangat buat ceritanya lanjut thorr..
Telo Ungu: Terima kasih kak Dewi. Nantikan kelanjutannya yaaa. ♥️♥️♥️
total 1 replies
Nur Adam
lnjut
Cicih Sutiasih
aku mampir😊
Telo Ungu: terima kasih sudah mampir. love love
total 1 replies
Ayari Khana
Keren parah!
Telo Ungu: wow, terima kasih kak
total 1 replies
bea ofialda
Aku suka banget tokoh utamanya, terasa sangat hidup. ❤️
Telo Ungu: terima kasih komentarnya kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!