zahra seorang wanita cantik yang sederhana menikah dengan alif. mereka menikah bukan dari hasil perjodohan namun mereka menikah karena mereka saling mencintai.
zahra pikir suami nya ialah suami yang setia, padahal ia menyembunyikan sesuatu dari nya.
bagaimana kelanjutan rumah tangga zahra dan alif, apakah zahra masih mau mempertahankan rumah tangganya demi anak nya atau lebih memilih pergi?
selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon isy_yuli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
"cinta konon. jika cinta kamu tidak akan pernah menyakiti putri saya. kamu nya saja yang tidak tegas ke ibu mu sendiri" celetuk bu Marni yang juga geram terhadap menantunya.
"pak bu. alif mohon, alif ingin bertemu dengan istri alif" mohon alif dengan tangan menutup di dada nya.
"percuma. zahra sekarang tidak mau bertemu dengan mu. sekarang lebih baik kamu pergi. " usir pak eko
"tidak pak, alif tidak akan pergi sebelum bertemu dengan zahra. " ucap tegas alif menggelengkan kepalanya
"dasar keras kepala" gerutu pak eko. langsung membanting pintu depan, blamm
alif sempat kaget dengan bantingan pintu tersebut. tapi ia masih enggan untuk pergi dari rumah mertuanya. alif tidak mau pergi sebelum bisa bertemu dengan istrinya.
Malam yang yang sangat dingin apalagi langit tidak mendukung alif , karena sebentar lagi hujan akan turun.
Zahra yang sedari tadi melihat suaminya di balik jendela kamar. menatap sendu. di hati kecil nya ia tidak tega apalagi di luar mendung. tapi bagaimana dengan perasaan nya yang terlanjur sakit.
"kamu yang menghancurkan semuanya mas. " gumam zahra meneteskan air mata nya memandang depan yang dimana suaminya masih berdiri.
Jeddarr.....
langit bergemuruh, hujan deras membasahi bumi, kilattan petir menghiasi langit.
"mama... " panggil sisil yang kaget dengan suara petir
zahra menoleh ke arah ranjang anak nya. ia langsung menuju ke arah anak nya.
"cup cup mama di sini. sisil bobok lagi ya sayang " ucap lembut zahra sambil mempupuk bongkong sisil. pikiran zahra tidak tenang ia melirik di balik jendela.
Setelah memastikan anaknya tertidur pulas. zahra bangkit dari kasur menuju ke jendela, ia bisa melihat bahwa suaminya masih berada di sana dengan tubuh yang basah dan badannya menggigil.
di posisi alif, ia masih berdiri tegak walaupun badannya sudah menggigil. ia bertekad ingin memperbaiki rumah tangga nya.
"aku harus kuat. demi keutuhan rumah tangga ku, aku sangat mencintai mu zahra. sangat.. mas minta maaf tolong beri mas kesempatan sekali saja" gumam alif dengan suara parau nya.
.
zahra pergi ke luar kamar menuju dapur. di sana telihat orang tua nya berada di dapur. bu wati yang melihat kedatangan putrinya.
"sisil sudah tidur nduk? " tanya bu wati
"iya bu sudah. ini zahra mau ambil air " jawab zahra
"nduk. suami mu masih ada di luar, bapak sudah tadi kalau lebih baik pulang. tapi suami mu itu keras kepala. ia masih di sama berdiri" ucap pak eko menghela nafas. pak eko takut ada tetangga yang melihat. bukan apa apa takutnya para tetangga mikir yang aneh aneh.
Zahra terdiam sebentar menatap bapak nya. zahra tahu keresahan bapak nya. beliau takut menjadi omongan tetangga yang tidak tidak.
"zahra tahu pak, jika mas alif masih ada di depan. suruh dia masuk pak gak enak kalau dilihat tetangga. tapi jangan suruh mas alif masuk ke kamar zahra pak, zahra belum siap bertemu dengan mas alif" ucap zahra lalu ia segera meninggalkan dapur menuju kamar nya.
Di dapur ibu melihat sang anak telah pergi. menatap kasihan
"zahra masih cinta sama suaminya pak. ibu bisa lihat dari matanya. tapi ia tepis dengan rasa kekecewaan nya" lirih ibu wati.
"iya bapak tau. bapak ke depan dulu. ibu siapkan air hangat. kasian pasti dia kedinginan, walaupun bapak sangat marah tapi bapak masih punya hati nurani" kata bapak eko kepada istri nya. bu wati hanya menganggukkan kepalanya dan mengerjakan apa yang disuruh suami nya.
pak eko berjalan menghampiri alif dengan payung. ia menatap pria yang menjadi suami anaknya dengan datar.
"masuklah. hujannya semakin deras" kata pak eko dengan datar. alif langsung mendongakkan kepalanya. ia terbitkan senyuman tipis.
alif menduga jika mertuanya kesini atas usul istrinya. karena alif tahu bahwa istri nya masih mencintainya, sama seperti dia sangat mencintainya.
alif langsung menganggukkan kepalanya. dan mengikuti langkah mertuanya.
"ibu sudah siapkan air hangatnya. mandilah, takut nya kamu kena demam " kata bu wati yang baru muncul dari dalam.
"iya bu. makasi. " ucap alif sambil melirik ke arah kamar zahra. pak eko yang melihat lirikan menantunya, ia tahu bahwa alif mencari zahra.
"jangan masuk ke sana. karena itu permintaan dari Zahra , dia gak mau di ganggu sekarang. lebih baik kamu tidur di sofa. " ucap pak eko langsung meninggalkan Menantunya.
alif menatap nanar pintu kamar yang ditempati oleh istri dan anak nya. ia harus bersabar, dengan ia boleh masuk ke dalam rumah itu sudah hal yang sangat besar.
alif melangkahkan ke kamar mandi. di sana sudah tergantung baju beserta yang lainnya. alif tahu bahwa istri nya yang menyiapkan. karena baju alif beberapa ada di kamar istri nya.
"mas akan perjuangkan kamu sayang. mas gak akan mendengar kata orang lain. mas memang bodoh menuruti permintaan ibu. maaf " batin alif memandang baju yang di gantung.
.
di kamar zahra berbaring sambil menatap atas ke arah plafon. kenapa rumah tangga yang ia bangun bersama suami nya, sekarang hampir roboh.
"apa yang aku harus lakukan. aku benci kamu mas" lirih zahra.
"gara gara kamu. anak kita sisil yang menjadi korban. mana janji mu dulu?, mana jani mu tentang kita selalu terbuka? " gumam zahra.
.
pagi hari nya seperti biasa zahra memandikan sang anak kemudian membantu ibu nya di dapur. jika ditanya bagimana alif. alif sudah bangun dan sekarang ia menemani anak nya bermain. walaupun anak nya sangat cuek kepada nya, ia tahu jika anak nya marah.
"nak. bantu ayah yuk bujuk mama biar mau maafin ayah" kata alif memandang sang anak.
"gak mau. ayah ucaha cendili, culuh capa ayah membuat mama nangic " ketus sisil. tapi disisi sisil sangat bahagia bertemu ayah nya.
"ayah minta maaf sil. ayah memang salah. ayah sudah buat mama nangis. mangkanya ayah mau minta maaf. ayah menyesal" ucap sesal alif
"ayah minta maaf caja , pasti mama maafin kan biacanya mama celalu maafin kita, kalau kita buat macalah. " cetus sisil. alif tersenyum mendengar penuturan anak nya.
"oh iya yah. cicil gak mau punya ibu balu, ibu cicil hanya mama zahla" lanjut sisil dengan wajah polosnya. membuat hati alif tersentil, padahal pernikahan itu bukan mau nya dia.
"ya. mama sisil hanya mama zahra satu satunya. " kata alif dengan yakin.
"maaf ayah nak. gara gara keputusan ayah yang bodoh. keluarga kita menjadi seperti ini " gumam alif.
"sisil ayo masuk. sarapan dulu " panggil zahra tanpa menoleh ke arah alif. alif hanya menatap nanar istri nya