Luke karyawan biasa berusia 21 tahun yang telah bekerja selama 2 tahun mendapatkan hidup yang normal dan bahagia serta sangat jarang orang lain dapatkan namun, suatu hari saat Luke sedang beristirahat di atap kantor nya entah petir dari mana datang menyambarnya.
Luke kemudian bereinkarnasi di dunia Fidla di sebuah desa perbatasan Burthog Kingdom. Luke tumbuh di keluarga bahagia dan akhirnya memiliki seorang adik perempuan, Luke merasa sangat bahagia sebelum akhirnya perang merajalela dan menghancurkan desa nya.
Kedua orang tuanya terbunuh Luke juga terpisah dengan sang adik yang baru berusia 3 tahun.
Bagaimana Luke akan menemukan adik nya dan mengembalikan kehidupan normal dan bahagia nya? silahkan ikuti kisah petualangan Luke.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfa-RZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 33, Saintes Jeanne Rel
Perjalanan Luke menuju ibu kota kerajaan cukup cepat meskipun tidak secepat saat mengendarai kereta salju tapi mereka tetap tiba di persimpangan di luar kota Dakia setelah lima hari perjalanan atau dua hari lebih lambat dari pada saat menggunakan kereta salju.
Meskipun terkadang mereka bertemu dengan monster yang mulai beraktifitas tapi semuanya dapat di tangani oleh prajurit dengan mudah tanpa harus Luke yang turun tangan.
Beberapa kali mereka melewati kota kota besar tapi mereka tidak berhenti bahkan hanya untuk beristirahat, mereka hanya mengutus prajurit untuk membeli pangan dan perlengkapan perjalanan karena kerta mereka jelas adalah barang mewah kelas bangsawan maka setidak nya mereka harus menyapa bangsawan setempat saat memasuki kota dan itu akan merepotkan apalagi dengan identitas putri Milis.
Tapi yah bukan Luke nama nya jika perjalanan nya berjalan terlalu mulus, di tengah perjalanan mereka menemukan sekelompok orang yang di serang oleh segerombolan monster.
"Tuan putri.. seperti nya ada masalah dengan kereta di depan kita." Jirfnik terlebih dahulu melaporkan sambil memperlambat kereta.
Putri Milis sedikit mengintip melalui jendela. "Kau bisa membantu nya?" Putri Milis memastikan.
"Tuan putri tetaplah di dalam kereta." Jirfnik langsung memimpin prajurit untuk membantu kelompok di depan nya.
Luke yang tadi nya sedang beristirahat perlahan membuka mata nya yang tajam karena merasakan kehadiran monster dalam jumlah besar. "Lisa." Luke langsung memberikan aba aba kepada Lisa untuk memastikan situasi.
"Ya." Tanpa bertanya panjang lebar Lisa langsung keluar dari kereta untuk memastikan situasi.
"Apa yang terjadi?" Violet yang sedang membaca buku juga bertanya karena Lisa meninggalkan kereta.
"Violet tetap tunggu di sini yah, kakak mau menyalakan api sebentar." Luke mengatakan nya sambil tersenyum.
"Ada apa?" Putri Milis tentu ikut bingung karena perasaan dia sudah mengirim Jirfnik.
"Tetaplah di dalam kereta, kita akan terkepung." Luke hanya berbisik sebelum meninggalkan kereta lalu menutup nya rapat.
Disisi Jirfnik tampak nya mereka berhasil membantai goblin rider yang mengendarai serigala sebagai tunggangan nya, Luke tetap menghampiri Jirfnik meskipun semua monster yang terlihat sudah di basmi.
"Apa semuanya selamat?" Luke bertanya.
"Semuanya selamat sayang nya mereka terluka sangat parah." Jawab Jirfnik.
"Aku akan menyembuhkan mereka skill ah-" Luke terhenti karena seorang gadis bertudung putih sedang membaca doa.
"Oh dewi.. lihat lah hamba hamba mu yang sedang terluka.. tolong.. tolong berikan lah berkah kesembuhan pada mereka, Area Heal!" Gadis bertudung tersebut mulai mengeluarkan aura hangat yang menyembuhkan segala penyakit dalam area nya bahkan Luke merasakan kenyamanan saat terkena dampak nya.
"Itu bukan sihir." Luke telah menggunakan skill delvcop nya untuk melihat struktur sihir pada skil tapi ia tidak menemukan nya.
"Tentu saja, itu adalah berkah dewa yang di terima oleh high priest, seperti nya mereka adalah rombongan dari gereja tertentu." Jelas Jirfnik.
"Tapi seperti nya itu berkah yang merepotkan karena menyembuhkan semua yang ada dalam area nya berarti musuh pun akan dia sembuhkan." Luke mengejek.
"Itu lah alasan kenapa dia baru melakukan nya sekarang." Balas Jirfnik.
Setelah mengobati semua orang, gadis tersebut kemudian berjalan ke arah Jirfnik. "Perkenalkan saya adalah Jeanne Rel saintes dari gereja Lavanya." Gadis itu memperkenalkan diri dengan sangat elegan.
"Gek-" Luke memiliki kenangan yang buruk tentang gereja Lavanya.
"Aku adalah komandan kesatria pengawal putri Milis Von Lindworm." Jirfnik memperkenalkan diri.
'Dia ini bodoh kah? Bisa bisa nya dia memberitahukan identitas nya dengan sangat mudah.' Luke menatap kebodohan Jirfnik sebelum terpesona oleh saintes di depan nya.
Mendengar identitas Jirfnik, saintes Jeanne Rel kemudian membuka tudung nya untuk menunjukkan kesopanan. "Maaf jika saya sebelumnya tidak sopan, sungguh sebuah kehormatan bertemu dengan rombongan putri kerajaan.. ini juga pasti suatu takdir." Saintes sekali lagi menunjukkan hormat.
Luke terkejut melihat rambut pirang nya yang berkilauan tapi lebih kaget lagi saat melihat mata saintes yang berwarna abu abu. "Dia buta." Luke hanya refleks mengatakan nya.
"Ah mata saya memang seperti ini sejak lahir, meskipun saya memiliki pandangan yang buruk tapi dewi memberikan saya mata yang lain." Saintes tersenyum menjelaskan seakan sudah terbiasa.
'Mata yang lain kah..' Luke tidak berniat bertanya lebih lanjut meskipun penasaran.
"Luke." Seperti biasa Lisa muncul tanpa di sadari memecah situasi yang ada.
"Hm.. seperti nya benar benar gawat yah." Luke mengaktifkan skill search zona area sejak tadi jadi bisa merasakan kehadiran monster yang sangat banyak di dalam hutan.
"Sekelas ini menurut ku masih bisa di atasi." Lisa menganggap enteng berdasarkan data analisa nya sendiri dan kekuatan tempur mereka saat ini.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" Jirfnik juga segera mengaktifkan skill yang hampir sana dengan Luke sebelum ekspresi nya berubah. "Sial! Aku tidak menyadari nya karena fokus pada pertempuran. Prajurit! bukan waktu nya beristirahat! Lindungi kereta putri!" Jirfnik segera memimpin prajurit.
"Bagaimana pun dia juga adalah kesatria pelindung keluarga kerajaan, monster sebanyak itu pasti bisa dia rasakan hanya saja kesalahan nya sendiri karena terlambat menyadari nya." Luke masih sempat mengkritik. "Menurut mu dari mana datang nya monster sebanyak itu?" Luke bertanya pada Lisa.
"Ada jejak energi sihir yang besar di dalam hutan menurut ku tadi sempat muncul pintu di sana." Jelas Lisa.
"Kalau begitu sayang sekali, padahal aku ingin mencoba memasuki pintu yang katanya tidak bisa di masuki oleh manusia itu." Tidak ada hal lain, Luke sepenuhnya hanya ingin memastikan saja.
"Apa kau ingin mengulangi kesalahan yang sama seperti lima tahun lalu?" Lisa mengingatkan penyebab tragedi musim dingin adalah mereka berempat.
"Aku hanya bercanda." Luke tidak berniat menjelaskan panjang lebar karena beberapa goblin rider dan orc sudah mulai kelihatan keluar dari hutan.
"B-bagaimana dengan ordo kesatria ku?" Tampak nya saintes menjadi panik setelah Jirfnik meninggalkan nya yang tentu Jirfnik akan memprioritaskan putri Milis.
'Jadi yang tumbang itu ordo kesatria gereja, mereka sudah pulih tapi seperti nya masih kesulitan untuk bertempur, hm..' Luke sedang memikirkan rute yang paling bisa membawa keuntungan baginya.
"Bagaimana sekarang?" Lisa tetap tenang bertanya meskipun rombongan Jirfnik sudah mulai bertarung dan beberapa monster mengarah kepadanya.
"Skill - Land Wall!" Satu skill Luke langsung membangun tembok tanah mengelilingi rombongan saintes itu cukup untuk menghalau monster sementara waktu 'Membuat saintes berhutang budi seperti nya bukan lah rute yang buruk.'
"Kau akan mengakhiri nya dengan apa." Kurang lebih Lisa sudah menebak rencana Luke.
"Ah mana ku berkurang sedikit, aku harus memastikan nya tetap full." Luke tampak nya tidak berniat bertarung sampai mana nya kembali pulih.
"Sebenar nya aku tidak suka pertarungan langsung tapi terserahlah." Lisa mengeluarkan satu katana nya lalu menghabisi monster yang mulai memanjat tembok.
"Tuan?" Saintes ingin berterima kasih tapi ragu karena merasa belum waktu nya.
"Aku Luke, seorang mage." Tapi Luke mengira saintes ingin mengetahui nama nya.
"Tuan Luke."
"Tenang saja akan kubakar semua monster monster itu.. tungggu lah sebentar." Luke berjalan keatas tembok sambil mempersiapkan sihir skala besar.
"Sudah selesai kah?" Lisa langsung mundur setelah melihat Luke selesai dengan persiapannya.
"Ya."