Safira di jebak oleh teman-teman yang merasa iri padanya, hingga ia hamil dan memiliki tiga anak sekaligus dari pria yang pernah menodainya.
Perjalanan sulit untuk membesarkan ke tiga anaknya seorang diri, membuatnya melupakan tentang rasa cinta. Sulit baginya untuk bisa mempercayai kaum lelaki, dan ia hanya menganggap laki-laki itu teman.
Sampai saat ayah dari ke tiga anaknya datang memohon ampun atas apa yang ia lakukan dulu, barulah Safira bisa menerima seseorang yang selalu mengatakan cinta untuknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sun_flower95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 30
Pagi itu setelah Safira mengantarkan anak-anaknya sekolah, dia bermaksud untuk pergi ke restoran seperti biasanya tetapi saat di jalan ia bertemu seseorang dan meminta waktu untuk berbicara dengannya. Safira awalnya menolak, tapi karena dia pun malu jika menjadi bahan tontonan orang lain akhirnya dia menyetujui untuk berbicara dengan laki-laki itu tapi di restorannya.
Arselo melihat yang Safira keluar sendiri dari gerbang sekolah taman kanak-kanak, dia pun menghampirinya dan meminta berbicara dengannya.
"Apa yang ingin kau katakan" tanya Saphira pada laki-laki itu.
"Aku tahu dulu Aku melakukan kesalahan yang sangat besar, maka dari itu aku ingin memohon maaf padamu, Fira" ucap Arselo.
"Wah wah wah, dengan mudahnya kau baru datang dan meminta maaf sekarang. kemana saja kau selama ini? Apa kau baru punya keberanian sekarang?" tanya Safira dengan sinis dan juga meremehkan.
"Ya anggap saja aku memang pengecut dan baru menemui mu sekarang" ucap Arselo.
"Ya kau memang laki-laki yang pengecut, berani berbuat tapi tidak berani bertanggung jawab" ucap Safira dengan wajah marahnya.
"Lalu apa kau akan memenjarakan ku?" tanya Arselo lagi.
"Baiklah akan kulakukan" ucap Safira dengan entengnya.
"Apa setelah aku dipenjara kau akan memaafkan ku?" tanya Arselo.
"Tidak mudah untuk memaafkan mu, jadi jangan berharap aku akan cepat-cepat memaafkan mu begitu saja" jawab Safira.
"Aku mohon Fira, tolong maafkan aku dan berikan aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya meskipun itu tidak akan pernah bisa mengobati semua luka yang pernah ku torehkan pada mu" ucap Arselo dengan nada memohon.
"Sudahlah, pergi dari hadapanku sekarang jangan ganggu kehidupan kami lagi. Kami hidup baik-baik saja tanpa kehadiran kamu" jawab Safira.
"Tapi tidak dengan orang tua ku Fira mereka sangat menyayangi anak-anakmu karena mereka adalah cucunya" ucap Arselo.
"Apa maksudmu?" tanya Safira merasa heran.
"Kau pernah bertemu dengan mereka Fira. Saat di desa mereka sudah bertemu dengan kalian, Dayyan Raiyan dan Qirani bahkan Arsela yang membantu mu melahirkan kan itu adalah adik ku" ucap Arselo.
Seketika Safira merasa sudah dipermainkan, jelas dia tahu dan ingat jika Arsela yang sudah membantunya melahirkan kala itu. Sedangkan nyonya Sita dan tuan Ardan adalah orang tua dokter Arsela, yang berarti mereka orang tuanya Arselo juga.
Safira tak berkata apa-apa lagi dia langsung pergi meninggalkan Arselo, dia merasa kesal dan marah pada laki-laki itu. ketika baru beberapa langkah ia berjalan tangannya tiba-tiba dicekal oleh Arselo.
"Safira Tolong jangan marah kepada orang tuaku mereka tidak mengetahui semua ini saat itu, semua itu terjadi karena kesalahanku saja tidak ada sangkut-pautnya dengan mama, papa ataupun Arsela" ucap Arselo saat menghentikan langkah kaki Safira.
"Sudah kubilang pergi dari sini ini jangan pernah berani lagi menampakan dirimu di depanku" ucap Safira seraya menghentakkan tangan yang dipegang oleh Arselo.
Safira benar-benar pergi meninggalkan Arselo yang masih berdiri di tempatnya, tanpa mereka ketahui jika ada seseorang yang tengah memperhatikan mereka dari semenjak kedatangan mereka ke restoran itu.
Vivi dengan sengaja mengikuti Arselo untuk mengetahui siapa wanita yang mempunyai anak dengan suaminya, dan sangat terkejut ketika mengetahui suaminya menemui seorang wanita yang menjadi manajer di restoran langganannya.
"Kurang ajar wanita itu berani-beraninya dia menggoda suamiku" geram Vivi dengan tangan terkepal. dia terus memperhatikan Arselo yang masih di sana meskipun Safira sudah meninggalkannya.
"Lihat saja aku akan membuat wanita dan anak-anaknya itu menderita, aku tidak akan membiarkan wanita itu hidup bahagia di atas penderitaan ku" gumam Vivi yang masih merasa kesal.
***
Siang hari saat Safira tengah sibuk dengan pekerjaannya tiba-tiba Santi mengetuk pintu ruangannya dan mengatakan jika ada seorang wanita yang ingin bertemu dengannya, Safira mencoba bertanya siapa wanita itu tapi Santi mengatakan jika wanita itu adalah temannya Safira.
Dengan malas Safira menemui tamunya itu dari kejauhan dia melihat seorang wanita hamil besar tengah duduk dan menunggunya, dengan perlahan Safira berjalan melangkah menuju meja wanita itu.
"Maaf apa anda mencari saya?" tanya Safira pada wanita hamil itu.
"Ya aku mencari mu. Apakah wanita yang bernama Safira? Apa kau tahu Arselo sudah mempunyai istri dan istrinya itu Tengah mengandung? Lalu untuk apa kau masih mengharapkan Arselo?" tanya Vivi dengan suara yang lantang bahkan membuat beberapa pelanggan menoleh ke arah mereka.
"Maaf nyonya sepertinya anda salah paham, bahkan saya baru bertemu dengannya pagi ini. jika anda tidak percaya silakan bertanya langsung padanya" jawab Safira dengan tenang.
"Tadi aku lihat kalian masuk ke restoran ini bersama lalu apa namanya buka jika bukan janjian?" ucap masih dengan suara lantang.
"Saya bertemu dengannya di jalan dan ada hal mulai harus dibicarakan, hanya itu saja tidak ada yang lebih" jawab Safira masih dengan nada yang tenang.
"Halah bohong kamu. aku tahu kamu itu tipe wanita macam apa, jadi di jangan pernah membohongiku karena aku tidak akan mudah mempercayai ucapan wanita sepertimu" ucap Vivi masih dengan menggebu-gebu.
Safira yang sudah merasa kesal dan mulai terpancing emosinya membiarkan wanita hamil itu untuk berbicara semaunya, hingga ketika seseorang datang dan langsung menampar wajah Vivi.
Sarah yang kala itu ingin menemui Safira lagi mendapati Vivi yang tengah memaki Safira tapi Safira diam saja, dengan inisiatif dia segera menampakkan wajah Vivi tidak terlalu keras tapi membuat tubuh Vivi sempat terhuyung, beruntung meskipun terhuyung sedikit Vivi tidak sampai terjatuh ke belakang.
"Sar, kenapa lo nampar gue?" tanya Vivi yang merasa heran pada Sarah.
"Heh, jaga mulut sama ucapan lo ya jangan pernah berani samain Safira sama wanita nggak bener kayak lo. Dia itu bukan lo yang menjebak laki-laki lain untuk bertanggung jawab atas janin yang lo kandung" jawab Sarah dengan tangannya yang menunjuk wajah Vivi.
Vivi yang mendengar penuturan Sarah terhadap dirinya merasa malu karena ketahuan jika dia tidak mengandung anak Arselo.
"Sar, maksud lo ngomong gitu apa, ini memang benar anaknya Arselo kok!" jawab Vivi.
"Lo kira gue percaya sama ucapan lo?" tanya Sarah dengan sinis "Sorry gue bukan Arselo yang mudah ditipu sama lo" sambung Sarah lagi.
Safira hanya melihat dan mendengarkan penuturan Sarah dan Vivi karena ia tidak mengerti dengan arah pembicaraan mereka.
Tetapi saat Vivi mulai berani menjambak rambut Sarah, Safira pun berusaha melerai dan menjauhkan mereka berdua.
"Udah Sar, jangan diterusin lagi karena nanti dia bisa menuntut kamu dan melaporkan atas penganiayaan yang kamu lakukan terhadapnya" ujar Safira seraya menarik pelan lengan Sarah dan membawanya jauh dari meja Vivi.
"Dasar nenek lampir" teriak Sarah keras-keras.
Dengan nafas masih menggebu akhirnya Sarah pun mengikuti langkah Safira.
Wah hari ini bisa 3 episode ya 💃💃💃
Semoga suka dengan ceritanya 🤗🤗🤗