"Kalo sudah malam, jangan keluar rumah ya ndok. Nanti di bawa kuntilanak!"
~~
"Masalah nya bukan di kamu, tapi di dia."
~~
"JADI SELAMA INI EYANG!??"
Dara, adalah seorang gadis yang baru saja lulus sekolah SMA, dia tidak langsung melanjutkan studi karena orang tua nya terkendala biaya. Dara lalu di titipkan pada Eyang nya yang Dara sendiri tidak pernah tau kalau dia punya eyang, dia di kirim ke kampung yang entah itu dimana.
Dan di sanalah Dara mengalami semua kejadian yang tidak pernah dia alami sepanjang hidup nya, dia juga mengetahui rahasia tersembunyi tentang keluarga nya yang tidak pernah dia sangka..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS.8. Pertama kali melihat hantu??
Entah berapa lama mereka menempuh perjalanan itu, kini akhir nya mereka sampai di sebuah rumah yang di sekeliling nya tidak memiliki tetangga sama sekali. Rumah itu benar - benar berdiri sendirian dan tak jauh dari sana sebelum nya mobil yang Dara naiki baru saja melewati sebuah pemakaman umum yang terlihat begitu keramat.
Yang aneh nya lagi adalah, Eyang yang semula bersikap tenang saat memberi Dara minum itu kini kembali seperti semula, dia menangis sekarang. Tapi bi Lastri dan bi Endang tetap membawa eyang ke rumah yang hanya terbuat dari bilik bambu dan kayu itu.
"Aku di sini aja ya bi." Ujar Dara, melihat penampakan rumah nya sudah membuat Dara merinding.
"Iya non, memang nggak boleh rame - rame kalo datang. Non sama mang Nuri saja dulu, ya.." Sahut bi Endang.
"Iya." Ujar Dara.
Bibi membawa eyang pergi, dan saat itu Dara tidak bisa lagi menahan rasa penasaran nya. Dara maju ke jok tengah dimana mang Nuri kembali masuk kedalam mobil setelah mengantar eyang turun ke rumah yang terbuat dadi bilik bambu itu.
"Pak de." Panggil Dara.
"Ya?" Sahut mang Nuri.
"Pak de, sebener nya eyang kenapa si? Kenapa eyang sering nangis ketakutan dan bilang ada yang dateng mau bawa eyang?" Tanya Dara.
Mendengar itu mang Nuri sejenak diam, seperti nya mang Nuri memang tau sesuatu namun agak nya dia berat untuk memberitahukan nya pada Dara.
"Mmm.. Sebenar nya pakde nggak boleh kasih tau tentang ini sama Dara atau siapapun, karena ini rahasia besar eyang." Ujar mang Nuri.
"Rahasia besar?" Tanya Dara.
"Iya, banyak yang mencoba mencelakai eyang mu Dara, Eyangmu di guna - guna." Ujar mang Nuri.
Dara terkejut mendengar itu, hal mistis sama sekali tidak pernah terpikirkan oleh Dara. Bagi Dara hantu mungkin ada tapi selama Dara tidak melihat nya maka itu berarti mereka tidak ada, dan selama ini Dara tidak pernah sekalipun bersinggungan dengan hal mistis.
"Guna - guna tuh maksud nya kayak santet, pakde?" Tanya Dara.
"Njeh, makanya eyang jadi seperti itu." Sahut mang Nuri.
"Pelakunya siapa? Belum ketauan ya?" Tanya Dara.
"Kalau yang itu pakde juga belum tau, ndok." Ujar mang Nuri.
"Pakde keluar dulu ya, kamu jangan kemana - mana." Ujar mang Nuri dan Dara mengangguk.
'Guna - guna..' Batin Dara.
Dara menunggu di dalam mobil selama itu, dia tidak tau apa yang terjadi di dalam sana. Dan karena bosan, Dara mengedarkan pandangan nya kesegala arah untuk melihat sekitar, sampai tiba - tiba saja di sebelah mobil ada seorang perempuan yang lewat sambil jalan menunduk.
Dara memperhatikan perempuan itu karena jalan nya sangat pelan sambil pincang dan di tangan nya seperti nya sedang menggendong bayi, yang aneh adalah perempuan itu hanya memakai kain jarik yang di lilitkan di tubuh nya sampai setinggi dada dan kondisi nya basah kuyup.
'Kenapa dia basah kuyup gitu bawa bayi.' Batin Dara.
Dan entah apa yang terjadi, perempuan basah kuyup itu menghantikan langkah nya. Dara bisa melihat ada banyak darah di antara kedua kaki perempuan itu, dan jika di amati lebih jelas lagi, kaki perempuan itu penuh luka.
Dan tiba - tiba perempuan itu menolehkan wajah nya lalu menatap Dara yang berada di dalam mobil, Dara bisa melihat wajah pucat perempuan itu dan kemudian perempuan itu tersenyum.
'Kok.. Ngeri..' Batin Dara.
Dara dan perempuan itu saling tatap sesaat sampai Dara terkejut ketika pintu mobil di buka oleh mang Nuri. Dara menoleh sesaat pada mang Nuri dan saat dia kembali menoleh kearah perempuan tadi perempuan itu.. Hilang.
'Loh, ilang.' Batin Dara.
Dara menoleh kesana kemari tapi tidak melihat siapapun. Mang Nuri yang melihat Dara seperti mencari sesuatu pun bertanya..
"Cari siapa ndok?" Tanya mang Nuri.
"Tadi ada perempuan pakde, dia ujan - ujanan kayak nya. Badan nya basah kuyup sambil gendong bayi." Ujar Dara.
Mang Nuri pun akhir nya ikut menoleh kesana kemari, dan tatapan nya berhenti di bawah pohon pisang dimana mang Nuri melihat perempuan yang sama yang Dara lihat, namun di mata mang Nuri wajah perempuan itu.. hancur.
"Astagfirullah." Mang Nuri langsung mengalihkan pandangan nya.
"Kenapa pakde?" Tanya Dara.
"Ngga- nggak ada apa - apa, ndok." Sahut mang Nuri.
Tapi kali ini Dara yang tidak bisa melihat apa yang mang Nuri lihat, yang Dara lihat perempuan itu hanya pucat, tapi yang mang Nuri lihat perempuan itu berwajah hancur dengan mata nya yang keluar satu. Dan ketika mang Nuri menoleh lagi, tiba - tiba saja perempuan itu berada di depan mobil sambil tersenyum lebar dengan mulut nya yang robek sampai ketelinga.
"Pakde kenapa?" Tanya Dara.
"Nggak apa - apa ndok." Sahut mang Nuri lagi, dia tidak mau membuat Dara ikutan takut.
Dan setelah memakan waktu lumayan lama, terlihatlah eyang yang sudah di dorong keluar menggunakan kursi roda nya. Dara juga melihat seorang perempuan tua berpakaian serba hitam dan memakai ikatan tali di kepalanya ikut keluar.
Mulut perempuan itu berwarna merah namun di sumpal dengan tembakau, jika di lihat Dara merasa sepertinya perempuan itu kurang lebih sebaya dengan eyang nya.
"Mana cucunya?" Dara mendengar perempuan itu bicara.
"Ndok, turun dulu yuk." Ujar mang Nuri.
"Iya pakde." Sahut Dara.
Akhir nya Dara membuka pintu mobil nya dan turun, saat perempuan tua itu melihat Dara, dia tampak sangat terkejut.. Entah lah seolah dia melihat sesuatu yang mengejutkan.
"Kok iso.." Gumam nya.
Dara yang tidak mengerti apapun pun akhir nya tetap maju dan dia salim tangan dengan perempuan tua yang berpenampilan seperti dukun itu.
"Sopo jenenge, ndok?" Tanya nya, tapi Dara yang tidak mengerti bahasa jawa tentu bingung dan menoleh pada bi Endang.
"Nama nya non Dara siapa kata buyut." Ujar bi Endang.
"Oh, Dara.. nek." Sahut Dara.
"Panggil aku mbah uyut." Ujar perempuan tua itu.
"Oh, iya maaf mbah uyut." Ujar Dara.
"Iki sing jenenge enek masalah musti enek dhalan metune, putumu.." Ujar mbah uyut.
Dara sangat bingung apa yang di ucapkan oleh mbah uyut, karena dia tidak tahu dia lantas menatap kembali bi Endang.
"Jangan takut ndok, mbah uyut adalah kakak nya eyangmu, eyangmu sakit sekarang tapi.. kamu bisa bantu eyangmu, apa kamu mau?" Tanya mbah uyut.
Mendapat pertanyaan sebelum Dara tahu arti dari apa yang mbah uyut ucapkan Dara menjadi sedikit ragu untuk menjawab, sampai tiba - tiba mbah uyut menyentuh tangan Dara dan berkata.
"Kamu liat perempuan basah tadi?" Tanya mba uyut dan Dara tertegun.
"Dialah sosok hantu yang mengikutimu, dia dari sungai."
DEG!!
BERSAMBUNG
ato ga bisa pindah rumah karena ada sesuatu yg mengikat di rumah itu?