Pembalasan Saudari Kembar

Keyra dibawa pulang ke apartemen, dia hanya merasa kelelahan dan ingin beristirahat sebentar. Sementara si penjahat dirawat di rumah sakit dengan pengamanan ketat dari anak buah Keyra.

"Aku akan bikin bubur abalone, tubuhmu akan segera segar." Damian menyelimuti tubuh Keyra yang duduk setengah berbaring.

"Kamu juga pasti capek, rehat lah. Biar pesan online saja."

"Aku nggak capek! Kamu tahu sendiri seperti apa ketahanan tubuhku, kan? Hanya mencarimu di hutan dan menggendong mu tak membuat tenaga ku habis. Lalu... masalah kamu berpura-pura dicvlik, kita belum membahasnya! Apa kamu pikir tubuh mu ini milikmu sendiri? Kau nggak memikirkan para anak buahmu yang cemas karena Bos mereka menghilang, kau nggak perduli aku khawatir?!"

Keyra memutar bola matanya, dia berdecak. "Aku meminta mu jangan bersikap formal padaku lagi, tapi bukan berarti kamu harus mengomeliku seperti ibuku!"

Damian tiba-tiba saja mengulum senyum, ia teringat dulu saat mereka berdua mempunyai uang hasil bekerja sehari-hari lalu menggabungkan uangnya untuk mengembangkan bisnis. Saat itu Damian sengaja menyisihkan sedikit uangnya untuk membeli mantel bulu angsa dan juga selimut tebal untuk tidur Keyra karena musim dingin masih akan lama berhenti, namun wanita itu malah memarahinya karena katanya itu hanya sebuah pemborosan.

Namun akhirnya Damian tahu, ternyata Keyra marah padanya bukan karena dia boros. Wanita itu marah karena Damian membeli barang-barang bagus itu hanya untuk Keyra, bukan untuk dirinya sendiri.

"Ternyata kita berdua bersifat sama sejak dulu, keperdulian kita juga sama. Aku masih ingat, ketika kamu sangat marah dan mengomeliku saat aku membelikan mu barang-barang tapi untukku sendiri aku jarang membelinya." Ingatan Damian yang terlempar ke masa lalu membuat pria itu tersenyum tulus.

Baginya, Ia dan Keyra seperti sepasang sepatu utuh. Jika satunya hilang, mungkin satunya lagi akan kesepian.

"Damian, selama ini... kau sudah ku anggap keluargaku sendiri, kau tau itu kan? Ikatan persaudaraan lebih kuat dari ikatan apapun."

Senyuman di bibir Damian tiba-tiba saja memudar bahkan sirna sepenuhnya, matanya seketika meredup mendengar ucapan Keyra. "Benarkah hanya menganggap ku saudara?"

Keyra menarik tangan besar pria itu lalu menyatukan dengan telapak tangan nya yang berukuran kecil.

"Damian, hubungan kekasih akan putus suatu hari nanti begitu pun hubungan suami istri. Hubungan teman pun bisa putus begitu saja. Sementara hubungan saudara... akan terikat selamanya, bukan?" Keyra mencoba memberi pemahaman pada Damian.

"Key, sekalipun kamu tak pernah menganggapku seorang pria?" Damian menatap mata wanita itu dengan penuh harapan.

"Kamu sendiri, apa mempunyai perasaan padaku?" Keyra bertanya balik.

"Jika aku mengatakan ya, jika aku mencintaimu. Apa kamu akan menolak ku lalu menjauhiku?"

Keduanya malah bermain kata-kata, tetapi intinya mereka sedang saling terbuka.

"Enggak akan pernah, aku akan bersikap egois padamu. Meskipun aku menolak cintamu, tapi aku nggak akan mampu melepaskan mu."

Perasaan Damian seketika menghangat, ia kira jika Keyra tak mempunyai perasaan apapun padanya wanita itu akan membuangnya. Tapi...

"Key, apa kamu sedang mencintai seseorang? Kamu mencintai Dominic?"

Pertanyaan Damian kali ini membuat Keyra tak langsung menjawab, dia juga masih bingung dengan perasaannya pada Dominic. Apa rasa kehilangan dan kerinduan saat tak ada kabar dari Dominic, serta marah serta cemburu ketika ia memikirkan Dominic sedang bersama wanita lain bisa dikatakan sebuah cinta?

"Aku nggak tahu, definisi sayang dan cinta itu seperti apa." Ucap Keyra jujur.

Damian semakin menatap intens Keyra, genggaman keduanya masih terpaut karena Keyra masih menahan tangan Damian.

"Cinta yang aku mengerti adalah emosi yang kuat dan ketertarikan pribadi terhadap seseorang. Cinta sejati itu tulus dan tidak menuntut apa-apa. Cinta merupakan perasaan yang hanya bisa ditujukan kepada orang yang spesial secara spesifik... bukan hanya karena ketertarikan fisik. Ketika mencintai seseorang, kita akan selalu berharap orang itu selalu bahagia dan aman. Jika kita tak melihatnya, kita akan selalu rindu dan merasa kehilangan. Sementara arti sayang... kita bisa menyayangi siapapun, tidak hanya ditujukan pada satu orang seperti cinta. Seperti aku, perasaan ku hanya aku tunjukkan padamu..."

Keyra akhirnya sedikit memahami arti dari cinta, seperti cinta Damian selama ini padanya. Damian selalu mencintai nya dengan tulus, sementara perasaan yang dijabarkan dalam kata cinta ia rasakan untuk Dominic. Ternyata ia sudah mulai mencintai Dominic, karena saat pria itu tak ada ia merindukan nya.

"Damian, aku sayang padamu. Tapi, pada Dominic sepertinya aku__" suara Keyra tercekat, ia tak tega mengatakan kejujuran yang pastinya akan menyakiti perasaan Damian.

Damian buru-buru melepas genggaman mereka berdua, ia bisa menebak apa yang ingin dikatakan Keyra.

"Kita terlalu lama ngobrol, perutmu pasti kelaparan. Aku akan segera memasak bubur paling enak untukmu, istirahat lah."

Keyra merasa bersalah, tetapi dia tak ingin melepaskan Damian meski tak ada perasaan cinta di hatinya pada pria itu. Damian terlalu berharga untuknya. Dia benar-benar egois, bukan? Ingin menggenggam dua pria di sisinya!

"Baik, aku akan makan bubur buatan mu dengan lahap nanti. Tolong panggilkan Tom, katakan aku butuh data tentang Dominic."

"Oke." Damian berbalik pergi, langkah pria itu terasa berat.

Setelah sosok Damian menghilang dari kamar, Keyra menghembus nafas panjang. "Maafkan aku Damian, karena aku baru mengerti cintamu padaku selama ini. Semuanya terlambat, sepertinya aku sudah mulai mencintai Dominic meski belum sedalam itu..."

Diluar kamar, Damian bicara pada Tom mengatakan permintaan Keyra. Tak lama Tom masuk ke dalam kamar, dia pun menyodorkan ponsel karena ternyata Dominic menghubungi nomer Damian.

"Nona, Tuan Dominic menelepon pada nomer Tuan Damian. Saya diminta memberikan ponselnya pada Anda."

Keyra ragu-ragu menerima ponsel itu, dia pun menggeleng. "Nanti saja, aku ingin kau menjelaskan lagi data tentang Dominic. Selain adik angkatnya, ada siapa lagi orang-orang di sekeliling suamiku. Dan... biarkan saja panggilan nya, jangan di reject."

"Baik, Nona." Tom menaruh ponsel di atas nakas membiarkan panggilan mati dengan sendirinya.

Lalu dia mulai membuka iPad, mencari data tentang Dominic. "Tuan Dominic sekarang hanya berdua dengan Nona Anastasia. Masalah bisnis, Tuan Costa sudah menyerahkan tangung jawab penuh pada Tuan Dominic tapi Nona Anastasia adalah pewaris dan penerima warisan utama. Tuan Costa meninggal karena kabarnya ada mata-mata dalam internal, yang ternyata mata-mata itu adalah kekasih Tuan Dominic bernama Daniela. Bahkan, saat terbongkar Tuan Dominic sendiri lah yang membunuh kekasihnya."

Mata Keyra tampak menyipit tajam, dia sudah bisa menduga jika Dominic juga mempunyai jiwa yang kejam tapi membunuh wanita yang menjadi kekasihnya, bukankah terlalu keji?

"Aku merasakan ada sesuatu yang janggal? Aku pikir... Anastasia ini bukan gadis biasa karena mengirim pembunuh untuk membunuhku! Padahal kami belum pernah bertemu dan tidak saling mengenal. Tapi dia berusaha membunuhku, apa menurutmu dia memiliki gangguan jiwa? Misalnya Obsessive love disorder, mencintai Dominic tanpa memiliki akal sehat. Jika iya... mungkin mantan kekasih Dominic mati karena difitnah. Ada kemungkinan, Anastasia memanipulasi keadaan karena dia ingin Dominic membenci Daniela dan akhirnya berhasil. Dominic pun dengan kejam membunuh kekasihnya!"

Saat pemikiran itu terlintas, Keyra merasa merinding. Ternyata Anastasia adalah wanita gila, menghalalkan segala cara demi agar tujuan nya tercapai.

"Berikan ponselnya, aku ingin bicara dengan suamiku...!!"

Keyra harus membuktikan sesuatu, ia ingin mengetahui alasan Dominic tak bisa dihubungi dan alasan pria itu tak ikut mencarinya saat ia menghilang. Jika dipikirkan dengan opsi luas, sepertinya Anastasia ada kaitannya dengan semuanya!