Kanaya Nadhira.Perempuan berparas cantik berusia 28 tahun.Menikah dengan pria pilihannya,Bayu Bagaskara.Namun pernikahannya harus berakhir,karena hadirnya orang ketiga yang tak lain adalah sekretaris sang suami diperusahaan.Dan mengejutkannya lagi,perempuan tersebut sedang mengandung benihnya.Bayu menceraikannya karena ia belum bisa memberikan keturunan.Namun Bayu melupakan satu hal yang membuatnya harus kehilangan semua asetnya.Bagaimanakah kelanjutan kisah Bayu dan Kanaya?Yuk ikuti terus ceritanya..
Dikarenakan ini karya pertamaku , mohon bimbingannya ya😍
Terima Kasih🍒
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diandra Deanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS 7
"Nggak bisa gitu dong Nay.Sebagian harta masih atas namaku.Kamu ambil rumah serta beberapa aset lain"sanggah Bayu.
"Namun , kembalikan perusahaan padaku.Perusahaan itu nyawaku Nay.Aku yang berjuang dari nol hingga sampai besar sekarang"imbuhnya sembari menangkupkan ke dua tangannya.
"Aku yang memodalinya dari awal Mas!Semuanya dari aku.Jadi kamu jangan coba-coba untuk mengambilnya dariku!"
Bayu tampak keok dengan jawaban Kanaya.Memang perusahaan tersebut dari awal semua modal dari Kanaya.Bayu bertugas mengelolanya.
"Tidak bisa.Sesuai pernjanjian yang kalian sepakati dari awal,mau di bawa ke pengadilan manapun.Kanaya tetap pemenangnya"suara bariton yang khas itu sontak membuat kami yang ada di ruangan menoleh.
Ah.Ternyata papa.Senyumku melebar kala cinta pertamaku itu datang.Bu Lili dan Mas Bayu pun seketika menciut.Ke mana nyalinya tadi?
Bu Lili pun tampak menutup mulutnya.Kini ia bahkan tak mampu menatapku.Aku tersenyum penuh kemenangan.
Papa hadir tepat pada waktunya.Beliau mendekat penuh dengan percaya diri.Aura ketampanannya masih terpancar meskipun berusia lebih dari kepala lima.
Papa pernah memberitahuku.Untuk menggertak musuh,jangan pernah tunjukkan rasa takutmu.Tak heran,lawan papa di pengadilan sering keok menghadapinya.
Hampir seluruh kasus yang beliau tangani,selau berakhir dengan kemenangan.
Wanita tua di depanku beringsut mendekati putranya.
"Pak,masalah ini bisa kan kita bicarakan baik-baik?"Mas Bayu masih berusaha mencari pembelaan di depan Papa.Negoisasi.Itulah yang dilakukannya.
"Bisa.Tentu bisa.Nanti kita bicarakan baik-baik di pengadilan.Mulai sekarang,carilah pengacara untuk membelamu.Kita akan bertemu disana"tegas papa.
"Dan jika sampai saya mendengar kalian datang kembali untuk mengganggu putriku,maka jangan salahkan saya jika tuntutan terhadap kalian akan semakin berat"imbuhnya dengan nada tenang.
Mereka bertiga seolah mati kutu.Jika berhadapan dengan papa yang sangat mencintai hukum hampir seumur hidupnya.
"Kalian dengar itu.Sekarang silahkan kalian pergi dari rumah ini"kini giliranku yang berbicara dan menatap mereka secara bergantian.
Hilang sudah kesombongan mereka.Wajah-wajah judes yang menatapku sebelum papa datang,lenyap entah kemana.
Begitu pun Siska.Perempuan itu terlihat sangat kesal dan tidak menerima ancaman papa.Tentunya ia sangat gusar jika kekasihya tersebut kalah di pengadilan nanti.
Siapa suruh gatal sama suami orang.Ke tiga orang tersebut akhirnya pergi meninggalkan rumah.
Setelah kendaraan mereka hilang dari pandangan mata.Aku dan papa masuk ke dalam rumah
Ku panggil Bi Syam untuk membukakan pintu.
"Syukurlah mereka sudah pergi Neng"suara Bi Syam lega meskipun masih sedikit tersirat kekhawatiran.
"Iya Bi.Semua sudah aman terkendali.Ah iya Bi,tolong buatkan minuman untuk Papa ya"perintahku dengan nada sopan.
Sedari kecil aku memang digembleng untuk selalu sopan kepada siapapun.Termasuk kepada asisten rumah tangga di tempat tinggalnya.
"Baik Neng Cantik"Bi Syam kembali ke dapur.
Aku dan papa duduk di dalam ruangan bernuansa peach.Dengan meja persegi nan kursi elegannya.
"Mana berkas-berkas gugatan kamu Nay"tanya Papa sembari menyenderkan punggungnya di kursi.
"Ah sebentar.Kanaya ambilkan"akupun menuju kamarku untuk mengambil berkas-berkas itu.
Di sebuah penyimpanan khusus dokumen penting.Ku pilah berkas apa saja diperlukan untuk gugatan di pengadilan nanti.Dan tak lupa surat perjanjian pra nikah.Tentunya sudah dilegalisir.
"Ini Pa.Coba papa periksa dulu.Takutnya ada yang masih perlu Kanaya tambahi "ucapku seraya memberikan dokumennya ke papa.
Obrolan kami terjeda dengan kedatangan Bi Syam yang sedang menyuguhkan minuman.
"Ini Neng.Diminum dulu selagi hangat"ucap Bi Syam seraya meletakkan kedua cangkir teh hangat.
"Makasih ya Bi.Minum dulu Pa.Isi tenaga dulu.Pasti abis buat ngelawan lampir serta antek-anteknya tadi hahaha"aku dan papa tertawa mengingat apa yang terjadi di halaman rumah yang lalu.
Bersambung....