TERBAKAR PESONA ZARA
Jijik
Itu satu kata yang menggambarkan visual Zara di mata Fatiyah. Sebagai pembaca cerpen yang berjudul "Tangisan Hati Ranu". Fatiyah sangat membenci sosok Zara yang selalu bertingkah polos, lugu, dan tersakiti. Tapi, diam diam merebut tunangan Ranu, Marvin Tenggara.
Zara selalu bertingkah seakan akan dia orang paling rapuh di dunia ini. Itu membuat Fatiyah kesal dengan tokoh Zara. Apalagi dia dengan tidak tahu dirinya mau maunya menumpang di rumah Marvin tanpa merasa bersalah sedikitpun.
Ranu sendiri, orang yang selalu meledak ledak dan responnya terlalu agresif dalam bertindak. Makanya, Ranu terlihat sangat kejam saat memergoki cewek lain tidur di rumah tunangannya sendiri. Ditambah Marvin malah membela Zara segitunya. Apa tidak kebakaran hati Ranu. Meleduk! Meleduk!
Karakter Ranu yang selalu ngomong dulu baru mikir membuat dirinya selalu diposisi disalahpahami oleh orang lain. Selain itu, gilanya lagi Zara ini terlalu cengeng. Dikit dikit panik attack. Dikit dikit nangis. Dikit dikit jatuh.
Ranu sudah seperti tokoh antagonis yang sedang menyiksa tokoh protagonis. Tidak! Seharusnya tidak begitu. Aslinya, Zara yang antagonis. Mana ada cewek baik baik tapi ngerebut laki orang.
Zara juga selalu lebay menanggapi omongan Ranu. Padahal Ranu hanya memperingati Zara untuk tidak dekat dekat dengan tunangannya, Marvin.
"Zaranjing!!!! Udah gue bilang elo jangan deket deket Marvin! Kenapa masih ga ngerti ngerti sih?!" teriak Ranu sambil menunjuk wajah Zara dengan mata melotot.
"Gue, gue, gue Ran. Gue_" Zara terbata bata mendengar teriakan Ranu yang memekakkan telinganya.
"Apa?! Mau ngelak? Jelas jelas gue lihat dengan mata kepala gue sendiri Zaranjing. Elo dengan entengnya tidur di rumah tunangan gue. Lo mau rebut Marvin dari gue?" todong Ranu.
"Ran, gue ga ada maksud buat ngerebut Marvin. Gue cuma"
"Cuma apa? Cuma ga sengaja numpang tidur disini biar bisa deket deket sama cowok gue gitu? Muka elo sok polos. Tapi kelakuan elo udah kayak Tante Tante girang!" Ranu mendorong Zara hingga terjatuh ke lantai.
"Aghhh, sakit!" teriak Zara sambil mengelus tangannya yang tergores lantai.
"Cukup! Cukup Ranu! Bukan Zara yang salah disini. Gue yang bawa Zara kesini!" seru Marvin dengan tegas. Marvin membantu Zara berdiri dari lantai.
"Lo gapapa Ra?" tanya Marvin khawatir. Ia melihat Zara yang mata sudah berkaca kaca. Zara terlihat menahan tangisannya. Hal itu menyentuh sudut hati Marvin. Jiwa jiwa melindungi dalam diri Marvin terasa terpanggil untuk melindungi Zara dalam dekapannya.
"Gue, gue gapapa Vin" lirih Zara. "Ranu, gue minta maaf. Gue ga ada maksud buat ngerebut Marvin. Marvin juga cuma nolongin gue yang udah diusir dari rumah sama Mama. Gue, gue bakalan pergi dari sini kok. Maafin gue Ranu" ucap Zara sambil berusaha memegang tangan Ranu.
Ranu menepis tangan Zara dengan kasar. "Alasan! Ga usah munafik deh elo. Dari awal gue udah ngasih peringatan ke elo ya Zara. Tapi, elo selalu aja nyari perhatian sama Marvin. Oh, gue tahu, jangan jangan elo suka sama tunangan gue. Makanya elo segitu gatalnya pengen deket deket dia terus. Belaga sok polos, sok paling tersakiti, pura pura ga tahu apa apa biar dapat simpati dari Marvin gitu!" ujar Ranu dengan napas yang terengah engah menahan rasa sakit hatinya. Air matanya sudah luruh dari kelopak matanya. Membasahi pipi chubby nya yang imut itu.
Zara yang merasa dituduh seperti itu, sontak menangis terisak isak. Napasnya tersengal sengal. "Gue, gue bukan perebut Ran. Gue, gue ga ada maksud begitu"
"Lo bilang ga ada maksud begitu Zara. Tapi di mata gue itu yang elo lakuin Zaranjing! Kenapa elo ga sadar sadar sih?! Gue muak sama kalian berdua! Gue muak Marvin! Kenapa elo selalu ngebela Zara terus. Gue pacar elo. Tapi apa?! Elo selalu mentingin Zara, Zara, Zara muluk! Capek! Gue capek!" jerit Ranu putus asa.
"Gue ga ada maksud apa apa Ranu. Sayang, gue cuma kasihan sama Zara itu aja!" bentak Marvin dengan tegas. Rahang Marvin mengeras. Buku buku jarinya mengepal hingga memutih. Napasnya berat karena gejolak emosi yang berusaha dia tahan.
"Kasian? Elo bilang Kasian Vin. Elo kasian sama Zara. Tapi, elo ga kasian sama gue yang harus terus terusan cemburu sama Zara. Kenapa elo tega giniin gue terus terusan Vin? Gue ini tunangan elo dari kecil. Kita udah sama sama terus. Kita berdua kenal udah lama. Elo, bisa bisanya ngebela orang yang bahkan baru beberapa bulan elo kenal Vin?! Elo nganggep keberadaan gue ga sih sebenernya. Atau jangan jangan elo yang suka sama dia. Makanya elo ngebela Zara mati matian. Elo bahkan udah berani ngebenyak gue Vin. Padahal dulu elo ga pernah berani bentak bentak gue!" hardik Ranu membabi buta.
Ranu terus memojokkan Marvin dengan pernyataan pernyataan yang dia lihat dengan mata kepalanya sendiri. Semua tindakan Marvin yang dia lihat untuk Zara semata benar bener menggores harga diri dan hati Ranu begitu dalam.
"IYA! IYA RANU! GUE EMANG SUKA SAMA ZARA! GUE CINTA SAMA ZARA! PUAS ELO?!" aku Marvin pada tunangannya.
Tubuh Zara menegang mendengar ucapan Marvin. Ternyata Marvin juga mencintainya. Cintanya tidak bertepuk sebelah mata.
PLAK
PLAK
PLAK
Ranu menampar wajah Marvin. Emosi Ranu sudah tak terbendung. "Tega! Tega elo Marvin giniin gue! Empat tahun kebersamaan kita sia sia gitu aja gara gara pelakor ini?!"
Ranu menerjang tubuh Zara dengan cepat. Dia juga ingin menampar Zara seperti yang dia lakukan pada Marvin. Namun, Marvin sudah lebih dulu mendekap Zara ke dalam pelukannya. Hingga tamparan panas dari tangan Ranu tidak mengenai pipi Zara. Melainkan, mengenai punggung Marvin hingga menimbulkan suara tamparan yang keras dan renyah.
"MARVIN!!!" panggil Ranu emosi.
"CUKUP RANU! JANGAN SAKITI ZARA! DISINI GUE YANG SALAH!" ucap Marvin sambil terus memeluk Zara.
Napas Ranu tercekat. Dia sudah tak bisa berkata apa apa lagi. Ranu memilih memalingkan badannya. Lalu pergi dari kediaman Marvin. Ranu terus berlari dari rumah Marvin menuju jalan raya.
Baru saja dirinya menginjak aspal jalan, tiba tiba muncul sebuah mobil yang melaju kencang menabrak Ranu. Tubuh Ranu terpental sejauh 5 meter setelah badannya menabrak cap mobil.
Kepala Ranu terhantam aspal. Darah bercecer dimana mana mewarnai aspal yang hitam. Disitulah Ranu menghembuskan napas untuk terakhir kalinya.
End
"BANGSAT! ZARA BANGSAT! MARVIN BANGSAT! BANGSAT KALIAN SEMUA!!! MATI AJA ELO SONO ZARANJING!" teriak Fatiyah tak terima setelah membaca ending cerita cerpen yang berjudul "Tangisan Hati Ranu". Fatiyah merobek buku cerpen tersebut hingga rusak berkeping keping demi menyalurkan semua unek-uneknya.
Fatiyah tidak terima dengan ending membagongkan yang menewaskan tokoh kesayangannya itu. Fatiyah tidak terima. Dia ingin menuntut penulis laknat cerpen ini.
Setelah Fatiyah merobek robek cerpen itu menjadi sobekkan kecil. Dia mengambil korek api dan membakar temukan cerpen tersebut ke dalam tong sampah yang ada di kamarnya. "Mati elo Zara Marvin! Mati! kalian harus nyusul Ranu ke alam baka! Hahahahaha!" tawa Fatiyah menggelegar saat melihat api sudah melahap potongan potongan cerpen tersebut.
Fatiyah meninggalkan tong sampah yang masih berisi api berkobar. Dia memilih naik ke atas kasur dan tidur. Fatiyah tidak tahu kalau tong sampahnya yang terbuat dari stainless tersenggol oleh kucingnya. Api pun melahap gorden gorden kamarnya hingga menyebar ke penjuru kamar Fatiyah.
Fatiyah terus terlelap tidur tanpa tahu kalau dirinya terjebak dalam kebakaran. Mamanya berteriak memanggil manggil namanya dari luar pintu kamar setelah melihat asap keluar dari sela sela pintu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Cicih Sutiasih
aku mampir😊
2025-04-04
1