Zara Nabila gadis cantik yang berasal dari desa yang merantau ke Jakarta untuk mengadu nasip di sana untuk bisa membiayai kedua orangtuanya yang sedang sakit.
Tiba-tiba terjadi sesuatu yang membuatnya terpaksa harus menikahi CEO muda dan tampan namun begitu angkuh di perusahaannya saat ia sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan bapaknya di kampung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
"Bagus banget, kok tuan gak bilang kalo ada taman bunga yang bagus seperti ini disini ," Ujar Zahra.
Bagaimana tidak tercengang, dihalaman tersebut ada sebuah taman bunga dengan macam-macam bunga. Ada kolam renang dan lapangan rumput yang terawat. Ada kebun buah juga diujung halaman tersebut. Banyak macam pohon buah-buahan tertanam disana.
Zahra berjalan mengelilingi halaman tersebut. Zahra masuk kedalam taman bunga dan mencium beberapa bunga mawar yang harum. Dia mengelilingi taman bunga itu dan melihat bunga edelweis yang indah disana. Zahra lalu menghampiri bunga tersebut dan memetiknya satu tangkai.
Zahra begitu terlena oleh taman bunga yang ada dihalaman itu. Berjam-jam Zahra habiskan waktunya untuk bermain disana. Hingga tak menyadari bahwa hari sudah semakin sore dan ada seseorang yang sedang menatapnya dari kejauhan. Zahra terus memetik satu persatu bunga yang berbeda disana. Sampai terdengar suara bariton seseorang dibelakangnya, membuatnya terkejut.
"Mengambil tanpa izin itu namanya mencuri," Ujar Alfa mengagetkan Zahra.
"Tu-tuan udah pulang? Ini kan masih siang," Tanya Zahra gugup.
"Ini sudah hampir malam, apa kamu gak liat langit udah mulai gelap?" Ucap Alfa.
Zahra mengedarkan pandangannya ke sekeliling, diapun menatap langit yang mulai gelap. Dia tersadar sudah berjam-jam berada di taman itu.
"Sudah sadar?" Tanya Alfa mengangkat alisnya sebelah.
"Iya maaf tuan, habisnya taman bunga ini bikin nyaman jadi gak terasa kalo udah lama disini. Terus, soal bunga ini, boleh ya saya minta buat dipajang di vas bunga didalam rumah." Kata Zahra.
"Baiklah, saya maafkan. Masuk dan masak untuk saya," Titah Alfa pasrah.
"Terimakasih tuan, ternyata tuan punya sisi yang baik hati juga," Ujar Zahra yang langsung berlari kedalam rumah.
Sedangkan Alfa hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah lucu Zahra. Dia pun berjalan mengikuti Zahra masuk kedalam rumah.
Zahra mengambil beberapa vas yang berisi bunga hias dan menggantinya dengan bunga asli yang sudah dia petik. Setelah itu, dia pergi menuju dapur dan mulai memasak.
Alfa yang melihatnya tersenyum senang. Ada rasa aman saat gadis itu berada disisinya.
Alfa memperhatikan semua gerak gerik Zahra yang sangat lihai saat memasak.
Alfa beranjak pergi meninggalkan Zahra di dapur dan menuju kamarnya. Dia pun bergegas membersihkan tubuhnya dengan berendam didalam bathtub. Sensasi dari aromaterapi yang dia masukkan kedalam air, membuatnya merasa jauh lebih rileks.
Setengah jam berlalu, Alfa sudah selesai mandi dan diapun membaringkan tubuhnya diatas ranjang.
"Seandainya Tiara masih ada, mungkin yang sedang memasak untuk aku adalah Tiara bukan gadis itu. Aku rindu sama kamu sayang.." gumam Alfa.
Bayangan Tiara mulai muncul difikirannya.
Saat Tiara terjun dari atas lantai dua dengan tangisan yang memilukan. Alfa berteriak dengan sangat histeris, melihat tubuh sang kekasih yang tak bernyawa dan berlumur darah di sekujur tubuhnya. Alfa terus berteriak dan memanggil sang kekasih.
"Tidaaakkk...."
"Tiara...."
"Tiara..."
"Tiara Jangan tinggalin aku! Jangan!!"
"Jangan tinggalin aku...."
Alfa terus berteriak semakin keras dan tersentak saat ada tangan yang mengguncangkan tubuhnya.
Alfa bangkit dan memeluk Zahra dengan erat.
"Jangan pergi. Aku mohon, jangan tinggalin aku, aku cinta banget sama kamu. Aku mohon jangan pergi sayang." Alfa terisak dengan terus memeluk Zahra.
Zahra yang tidak tahu apa yang menimpa bosnya hanya pasrah saat tubuhnya didekap begitu erat. Dia mengusap-usap punggung Alfa berharap pria itu bisa segera tenang.
Alfa terus terisak dengan tangisan yang belum berhenti.
"Tenang ya, tenang," Ucap Zahra lembut sambil terus mengusap punggung Alfa.
Alfa yang tersadar segera melepaskan pelukannya dan menjauh dari Zahra.
"Ngapain kamu disini? Mau cari kesempatan?" Tanya Alfa menatap tajam Zahra.
"Ishh, siapa juga yang mau cari kesempatan. Saya kesini karna mau bilang kalo masakannya udah terhidang dimeja makan," Ucap Zahra.
"Kan bisa ketok pintu dulu, jangan main nyelonong aja," Ujar Alfa.
"Saya udah ketok-ketok, udah dipanggil juga gak ada sautan. Terus saya dengar tuan teriak ya saya panik jadi langsung masuk aja. Eh ternyata tuan lagi mengigau. Dibangunin malah meluk saya, tuan kali yang cari kesempatan buat meluk saya. Asal tuan tau, tidak ada yang berani memeluk saya selain bapak saya. Emang mimpi apaan si sampe teriak histeris gitu?" Ucap Zahra.
"Bukan apa-apa, kamu keluar. Nanti saya nyusul." jawab Alfa.
"Makannya kalo mau tidur itu baca doa dulu biar gak mimpi buruk," Cetus Zahra lalu keluar dari kamar Alfa.
"Bodoh banget sih. Kenapa harus mimpi itu saat ada Zahra? Ngapain juga aku harus meluk dia? Nanti dia pikir aku suka sama dia lagi." Alfa memukul kepalanya merutuki kebodohannya yang sudah mengira Zahra adalah Tiara.
Alfa bangkit dan membilas mukanya dengan air lalu turun menuju ruang makan. Terlihat Zahra yang sudah duduk dengan beberapa menu makanan didepannya. Gadis itu yang melihat tuannya datang langsung berdiri dan mempersilahkan sang bos untuk duduk di kursinya.
"Silahkan tuan," Ucap Zahra.
"Ya," Jawab Alfa singkat.
Zahra mengambilkan nasi dan lauk pauknya kepiring sang bos dengan cekatan tanpa diminta.
Alfa makan tanpa ekspresi, membuat Zahra penasaran dengan masakan yang dia masak. Ada rasa takut jika sang bos tidak menyukai masakannya itu.
Namun, melihat Alfa yang memakannya lagi dengan lahap, membuat Zahra bernafas lega. Artinya Alfa menyukai masakannya itu.
"Saya kira kamu gak bisa masak menu lain," Ucap Alfa setelah selesai makan.
"Saya sudah biasa memasak, jadi beberapa menu memang sudah saya kuasai tuan. Tapi tidak dengan menu masakan luar negri," Ujarnya.
"Sajak kapan belajar masak?" Tanya Alfa.
"Sejak kecil. Saya diajarin masak oleh ibu saya, dia bilang saya harus pandai memasak biar kalo punya suami, suami saya bisa betah makan dirumah." jawab Zahra tersenyum manis.
"Apa tuan mau nambah?" Tanya Zahra.
"Boleh." Jawab Alfa.
"Besok saya tidak akan kerumah ini untuk beberapa hari, mungkin tukang kebun akan datang besok pagi untuk membersihkan kebun dan halaman belakang, ada bibi juga yang datang kesini besok. Saya titip uang sama kamu, kasihkan ke merek berdua," Ucap Alfa.
"Orangnya seperti apa?" Tanya Zahra.
Alfa membuka ponselnya dan menunjukkan dua buah gambar.
"Ini tukang kebun disini, dia akan datang tiga hari sekali. Dan yang ini bibi yang membersihkan rumah. Saya titip uang untuk mereka karna besok waktunya mereka gajian ," Jelas Alfa.
"Tapi kan pagi hari saya harus kekantor, bagaimana jika saya tidak bertemu mereka?" Tanya Zahra.
"Kamu boleh libur sehari. Jika ingin jalan-jalan keluar juga boleh, tapi harus tetap jaga diri," Jelas Alfa.
"Terimakasih tuan," Ucap Zahra tersenyum bahagia.
"Untuk gaji kamu, apa kau punya ATM?" Tanya tanya Alfa.
"Menggunakannya saja saya gak bisa, gimana mau punya tuan." Jawab Zahra.
"Ya sudah, besok minta Roy untuk mengantar kamu membuat ATM," Ujar Alfa.
"Gak usah tuan, biar saya sendiri saja. Saya bisa tanya caranya ke petugas yang ada disana," Ujar Zahra.
"Baiklah, bawa dan tunjukan kartu ini pada petugas yang ada disana. Kamu akan dibantu dengan cepat," Ujar Alfa yang memberikan sebuah kartu pada Zahra.
"Ini kartu apa?" Tanya Zahra bingung.
"Gak perlu tau, bawa aja dan kasih liat pada pelayan disana." jawab Alfa.
"Baik tuan, terimakasih banyak," Ucap Zahra.
Alfa bangkit dan masuk ke kamarnya. Sedangkan Zahra membereskan meja makan dan merapihkan dapur. Setelah semua selesai, Zahra mengambil beberap cemilan yang sempat dia beli di supermarket tadi siang lalu duduk diruang tengah dan menyalakan TV.
Zahra menonton salah satu kartun anak-anak yang sedang tayang ditv tersebut sembari makan cemilan yang dia bawa.
Saat sedang asik menonton, Alfa datang dan menyambar makanan itu dari tangan Zahra.
"Eh loh kok diambil sih tuan," Gerutu Zahra sebal.
"Gak baik makan cemilan kaya gini. Kalo mau, mending bikin puding atau cake sendiri ," Ujar Alfa.
"Siniin gak? Itu cemilan saya," Ujar Zahra kesal.
"Gak, ini gak baik buat kesehatan," Ujar Alfa.
"Ish nyebelin banget sih. Gak dikantor, gak dirumah, sukanya bikin sebel aja," Gerutu Zahra.
"Bilang apa tadi?" Tanya Alfa.
"Gak, mending tidur daripada ngeladenin tuan yang nyebelin," Ucapnya.
Alfa menarik tangan Zahra yang ingin bangkit dari duduknya. Namun, karna tubuh Zahra yang tidak siap langsung terjatuh keatas tubuh kekar Alfa.
Suasana hening untuk beberapa saat.
Mata mereka bertemu, saling menatap satu sama lain.
"Kok jantung gua degdegan ya," Batin Alfa.
"Kenapa es balok ini ganteng banget sih," Bantin Zahra.
Mereka saling tatap satu sama lain, hingga
salam dari Ellisa Mentari Salsabila. jangan lupa mampir 🤗🤗 tinggalkan love dn komentar...
nanti zahra cuekin baru tau rasa...
si author bisa aja bikin kepo pembaca....
ditunggu kelanjutan nya... jangan lama lama ya kaka author...