Sebagai Putri Tunggal Kaya Raya,Amarta yang berusia 30 tahun terus mendapat petuah dari kedua orang tuanya untuk menikah.
Kegagalan terdahulunya dengan tunangannya yang menghamili sahabatnya,membuat Amarta sulit untuk percaya lagi dengan laki-laki.
Namun pertemuannya beberapa kali dengan lelaki berparas tampan yang bekerja sebagai pelayan disebuah restoran,membuat Amarta memiliki sebuah ide gila.
Amarta terang-terangan mengajak lelaki yang bernama Adrian untuk melakukan nikah kontrak dan menjanjikan uang senilai 10 Milyar.
Namun seiring berjalannya waktu,pernikahan kontrak mereka diuji dengan kehadiran mantan dari Adrian yang masih sangat mencintainya dan melakukan segala cara untuk membuat Adrian kembali.
Sampai suatu ketika Amarta menceritakan semuanya pada Agatha(mantan kekasih Adrian)bahwa pernikahannya dengan Adrian hanyalah pernikahan kontrak.
Bagaimana Adrian menghadapi semuanya saat perasaannya lebih memilih Amarta,Apakah dia akan menyerah?
Ikutin kisahnya disini ya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiwit Kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KNT-35
"BRAKKKKKK".
"Apa maksud ucapan kalian tentang pernikahan kontrak Hah!jawab!",bentak Ayah Amarta dengan mata menyalang.
Adrian dan Amarta langsung berdiri karena kaget dengan hadirnya Ayahnya yang begitu tiba-tiba.
"Pa...,tenang dulu Pa..,Papa punya penyakit jantung,Amarta nggak mau kalau nantinya Papa kumat,kita bicarakan semuanya baik-baik sambil duduk ya Pa...",ucap Amarta sambil mendekati Ayahnya.
Namun Ayah Amarta yang sudah terlanjur mendengar semuanya,meminta anak dan menantunya untuk duduk didepannya.
"Jelaskan sama Papa apa yang sebenarnya terjadi,karena Papa telah mendengar semua apa yang kalian bicarakan didalam sini,dan satu lagi!Papa nggak akan mengijinkan kalian untuk berpisah apapun masalahnya,sudah cukup kemarin Papa malu karena kamu batal menikah,sekarang giliran sudah menikah kalian dengan mudahnya mau cerai!mau ditaruh dimana muka Papa Nak....,sedangkan Papa selama ini berusaha melakukan yang terbaik untuk keluarga kita,Papa pokoknya nggak mau tau,kalian harus tetap bersama!!!".
Amarta bangun dari tempat duduknya dan mendekati Ayahnya."Pa..,batal menikah bukan salah Amarta,tapi karena Febrian yang selingkuh,bahkan Fani sampai hamil,apa Papa mau jika saat itu Amarta tetap menikah terus Febrian berselingkuh dibelakang Amarta?Papa nggak kasian sama Amarta jika terus kesakitan dalam rumah tangganya?pikir dong Pa...,harusnya Papa jangan bicara seperti itu,seolah-olah salah Amarta,padahal kesalahan sepenuhnya ada pada Febrian dan Fani!!".
Amarta yang sudah terpancing emosinya kembali mengungkapkan apa yang Ia rasakan.
"Papa tau nggak kenapa Amarta sampai mengajak Adrian menikah kontrak!karena kalian selalu menanyakan kapan Amarta menikah dan menikah,padahal menyembuhkan luka dari gagal menikah juga membuatku memiliki beban mental sendiri,sekarang Amarta ingin egois Pa,Amarta ingin hidup bebas tanpa harus memikirkan kalian atau siapapun,Amarta capek Pa!selama ini Amarta terus menyenangkan semua orang,tapi kalian nggak pernah menanyakan apa yang aku rasakan,bahkan diusia aku yang semuda ini udah punya Perusahaan sesukses ini aja ,Papa nggak pernah sekalipun merasa bangga sama Amarta,Papa selalu membanggakan anggota keluarga lain yang sebenarnya hanya jadi benalu dikeluarga kita,jangan pikir Alena nggak tau Pa...,Papa selama ini sering dinas keluar kota karena Papa sebenarnya liburan sama saudara-saudara Papa yang lain,kasian Mama Pa....,kasian Mama sering kesepian karena Papa selalu sibuk yang sebenarnya Papa hanya meluangkan waktunya untuk keluarga Papa yang lain,bukan aku atau Mama".
"PLAKKKK".
"Jangan kurang ajar kamu jadi anak,asal kamu tau ya!Papa melakukan ini karena Mamamu tidak ingin memiliki anak lagi dari dulu,sedangkan Papa ingin sekali memiliki anak cowok,tapi Mamamu kekeh hanya ingin punya kamu,jadi jangan salahkan Papa kalau banyak meluangkan waktunya untuk keluarga Papa sendiri,karena disana Papa serasa punya teman,punya sahabat sekaligus punya temen bercerita,tidak seperti kalian yang hanya taunya berdandan dan belanja,Papa juga lelah Nak..,karena itu Papa lebih banyak diluar daripada dirumah tapi tidak nyaman".
Amarta tak menyangka Ayahnya tega melayangkan tangannya dengan keras pada pipinya,perlahan air matanya menetes dengan derasnya.
"Kalau begitu kalian cerai saja!biarkan Mama sama Amarta bahagia tanpa Papa,toh selama ini Papa juga nggak peduli sama kita,Papa hanya peduli dengan anggota keluarga Papa sendiri diluar sana,sekalian kalau perlu,ambil sekalian rumah itu,karena Mama bisa mendapatkan tempat yang lebih nyaman dari itu".
Amarta menjauh saat Ayahnya mencoba mendekatinya.
"Maafkan Papa Nak...,Papa terbawa emosi,Papa nggak akan menceraikan Mamamu,karena bagaimanapun kita sudah hidup bersama dalam waktu yang lama,Papa juga minta kalian jangan bercerai saat ini,teruskan pernikahan kontrak itu sampai 1 tahun sesuai kesepakatan awal kalian,setelah itu Papa bebasin kalian terserah mau ngapain".
Adrian yang mendengar semuanya didepan mata,merasa kasian dengan Amarta yang mengalami sakit hati bertubi-tubi,bahkan Adrian merasa ikut Andil dalam sakit hati yang Amarta rasakan.
Saat Ayah Amarta akan pergi,Adrian mendekatinya dan mengucapkan sesuatu.
"Pa...,Aku minta maaf karena telah melakukan ini,saya nggak bisa janji untuk terus dalam pernikahan kontrak ini,karena saya tidak ingin lebih menyakiti anak Bapak,anak Bapak berhak bebas menentukan hidupnya ,dia bukan anak kecil lagi yang bisa Bapak suruh-suruh,aku yang melihatnya barusan saja merasa kasian dengan apa yang dia alami selama ini,jadi jika Amarta dan saya memang ingin berpisah,tolong jangan persulitkan kami".
Ayah Amarta kembali memandang menantunya itu.
"Makanya kamu jadi laki-laki sadar diri!!udah dibantu anak saya dengan dibayar mahal untuk kontrak nikah ini,tapi kamu malah bermain belakang dengan wanita lain,itu namanya jahat!!coba kalau kamu berkomitmen dalam pernikahan kontrak ini yang hanya 1 tahun kamu diam menuruti apa yang anak saya katakan,pasti kejadian ini tidak akan terjadi".
Setelah itu Ayah Amarta pergi,begitu pula Amarta yang juga memilih pergi entah kemana.
"Aaaaaarggggghhh...,sial sial sial !!!kenapa jadi kayak gini sih!!".
dan untuk si Fani dan ayahnya semoga segera mendapatkan karma
lanjut thor