NovelToon NovelToon
Istriku, Mantan Kekasih Abangku.

Istriku, Mantan Kekasih Abangku.

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst / Penyesalan Suami / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:206.7k
Nilai: 5
Nama Author: selvi serman

"Pergi dari sini...aku tidak ingin melihat wajahmu di rumah ini!!! aku tidak sudi hidup bersama penipu sepertimu." Bentakan yang menggema hingga ke langit-langit kamar mampu membuat hati serta tubuh Thalia bergetar. sekuat tenaga gadis itu menahan air mata yang sudah tergenang di pelupuk mata.

Jika suami pada umumnya akan bahagia saat mendapati istrinya masih suci, berbeda dengan Rasya Putra Sanjaya, pria itu justru merasa tertipu. Ya, pernikahan mereka terjadi akibat kepergok tidur bersama dikamar hotel dan saat itu situasi dan kondisi seakan menggiring siapapun akan berpikir jika telah terjadi sesuatu pada Thalia hingga mau tak mau Rasya harus bersedia menikahi mantan kekasih dari abangnya tersebut, namun setelah beberapa bulan menikah dan mereka melakukan hubungan suami-istri saat itu Rasya mengetahui bahwa ternyata sang istri masih suci. Rasya yang paling benci dengan kebohongan tentu saja tidak terima, dan mengusir istrinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berbagai macam cacian dan hinaan.

"Anak ini adalah satu-satunya yang kumiliki di dunia ini Riri, dia yang membuatku kuat menjalani kerasnya hidup ini. jika sampai terjadi sesuatu padanya atau sampai ayahnya memisahkan aku dari bayiku, aku tidak yakin masih sanggup menjalani hidup ini." dengan berlinang air mata Thalia berujar hingga membuat Riri tak tega melihatnya.

"Jangan berkata seperti itu, Thalia!!." Riri memeluk Thalia.

"Lakukan apa yang menurutmu baik, aku akan tetap mendukung keputusanmu, Thalia!!." kini Riri menyerahkan semua keputusan di tangan Thalia. apapun yang menjadi keputusan Thalia diakhir nanti ia akan tetap mendukungnya. Terlebih setelah ia tahu ternyata Thalia hanyalah anak angkat dari ayah dan ibunya.

Keesokan harinya Thalia dan Riri bertolak dari kosan Thalia menuju perusahaan.

Baru saja tiba di meja kerjanya, seorang rekan kerjanya menyampaikan bahwa dirinya di minta ke ruangan atasan.

"Selamat pagi, pak."

"Pagi, Nona Thalia." atasannya mempersilahkan Thalia duduk. dari raut wajah pria paru baya tersebut sepertinya ingin menyampaikan hal penting.

"Apa ada hal penting yang ingin anda sampai pada saya, pak???."

"Begini, Nona Thalia... untuk laporan yang anda kerjakan kemarin, pak Rasya meminta anda untuk memeriksanya kembali!!."

"Tapi pak, saya sudah mengerjakannya dengan teliti, dan saya yakin tidak ada yang salah." bukannya ingin membela diri, tetapi Thalia yakin betul jika laporan yang dibuatnya sudah sesuai dengan anggaran yang ada untuk bulan ini.

"Saya percaya dengan kinerja anda, tetapi kembali lagi ini adalah perintah dari pimpinan, mau tak mau anda harus menghadap ke ruangan pak Rasya sekarang juga, Nona Thalia!!." sama seperti Thalia, sebenarnya pria itu juga yakin dengan kinerja bawahannya tersebut. namun sebagai bawahan Rasya, ia tidak dapat berbuat banyak untuk memberikan pembelaan pada Thalia selaku jajarannya.

"Baik, pak."

Setelahnya, Thalia pun pamit undur diri, hendak menghadap ke ruangan pimpinan.

"Selamat pagi, pak."

suara yang sangat familiar di telinganya mampu mengalihkan perhatian Rasya dari berkas dihadapannya.

"Masuk!!!."

Thalia pun kembali menutup pintu ruangan Rasya dan melanjutkan langkah dan berhenti tepat di depan meja kerja milik pria itu.

"Apa ada yang salah dengan laporan yang saya buat kemarin, pak???." tidak ingin berbasa-basi, Thalia langsung ke inti permasalahan.

"Tidak ada yang salah." jawaban Rasya sungguh membingungkan bagi Thalia. Jika tidak ada kesalahan dengan laporan yang ia buat lalu kenapa Rasya memanggil untuk menghadap ke ruangannya.

"Jika tidak ada yang salah lalu mengapa anda memanggil saya, pak???." tidak ingin berlama-lama di ruangan yang membuatnya tidak bisa bernapas dengan lega tersebut, Thalia langsung saja menanyakan alasan Rasya memintanya menghadap.

"Sudah berapa lama kau ditugaskan untuk membuat laporan keuangan perusahaan??." bukannya menjawab, Rasya justru balik bertanya dengan raut wajah yang sulit diartikan.

"Sudah hampir tujuh bulan, pak."

"Baiklah, kalau begitu saya ingin kau memeriksanya kembali!!. mulai dari laporan tujuh bulan yang lalu."

"Hah????."

"Ada apa ??? apa kau keberatan???."

"Tentu saja tidak, pak. baiklah saya akan memeriksanya kembali."

Sebenarnya perintah Rasya sudah sangat berlebihan menurut Thalia, namun sebagai pegawai biasa ia hanya mampu mengiyakan perintah Rasya tanpa banyak protes.

"Mau ke mana kamu??." cecar Rasya di saat Thalia hendak beranjak.

"Mau kembali ke meja kerja saya, pak." jawab Thalia apa adanya.

"Tidak perlu, saya ingin kau mengerjakannya di sini!!. saya juga ingin memastikan bahwa kau telah melakukannya dengan benar."

"Baik, pak." Entah mengapa Thalia merasa tindakan Rasya kali ini seperti sengaja mengintimidasi dirinya. bisa jadi tujuan utama pria itu adalah untuk membuat dirinya merasa tidak nyaman bekerja dan pada akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri, begitu pikir Thalia.

Setelah pamit sebentar untuk mengambil laptop miliknya kini Thalia telah kembali ke ruangan pimpinan.

Rasya yang nampak sibuk dengan laptopnya, sesekali melirik pada Thalia. lebih tepatnya Rasya sengaja menyibukkan diri di depan layar laptopnya.

Entah apa yang ada dipikiran Rasya hingga kakinya begitu ringan melangkah ke arah sofa, di mana saat ini Thalia tengah sibuk dengan pekerjaannya. Rasya mendaratkan bobotnya di sisi sofa yang kosong di samping Thalia. "Sudah berapa bulan usia kandunganmu???." pertanyaan Rasya sekaligus menyadarkan Thalia akan keberadaan Rasya. Ya, saking seriusnya dengan pekerjaannya, Thalia sampai tidak menyadari bahwa kini Rasya sudah duduk di sampingnya.

Thalia tampak bengong, sepertinya ia tidak siap dengan pertanyaan yang barusan terucap dari mulut Rasya.

"Sudah berapa bulan usia kandunganmu???." tak kunjung mendapatkan jawaban, Rasya lantas mengulang kembali pertanyaannya.

"Tujuh bulan." Thalia yang tidak ingin sampai Rasya melakukan hal buruk pada bayinya setelah tahu yang sebenarnya, terpaksa berdusta.

"Tujuh bulan." ulang Rasya. Sesaat kemudian seringai terbit di sudut bibir pria itu.

Apa yang kau pikirkan Rasya??? Apa kau pikir wanita sepertinya akan mampu menahan diri dari godaan pria lain diluar sana???. Rasya.

Entah mengapa mendengar jawaban Thalia hati kecil Rasya merasakan kekecewaan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata hingga pria itu memilih kembali ke meja kerjanya. "Kembalilah ke meja kerjamu!!!." titah Rasya.

"Tapi_."

"Tidak perlu diselesaikan!!." balas Rasya sambil menatap layar laptopnya.

"Baik pak." Tanpa banyak pertanyaan lagi Thalia segera pamit dari ruangan Rasya.

Setelah kepergian Thalia dari ruangannya, Rasya nampak meremat erat bolpoin ditangannya hingga tanpa sadar tindakannya tersebut membuat benda ditangannya patah menjadi dua bagian. Entah apa yang ada di pikiran serta benak Rasya saat ini yang jelas pria itu begitu terluka setelah mendengar pengakuan secara tidak langsung dari mulut Thalia. Ya, Thalia mengaku kandungannya berusia tujuh bulan sementara mereka sudah berpisah selama hampir sembilan bulan, bukankah hal itu seakan membuktikan bahwa bayi yang ada didalam kandungan Thalia bukanlah miliknya, begitu pikir Rasya.

"Ngapain kamu berlama-lama di ruangan pak Rasya, pasti mau menggoda pak Rasya, iya kan???." pertanyaan sinis tersebut dilontarkan oleh salah satu pegawai yang terkenal tidak suka pada Thalia.

Thalia memilih melanjutkan langkahnya menuju meja kerjanya, tak ingin meladeni pertanyaan sinis dari wanita itu. meskipun kenyataannya hatinya begitu terluka mendengarnya.

Tak suka di abaikan oleh Thalia, wanita itu lantas mengikuti Thalia hingga ke meja kerjanya."Dasar perempuan ja_lang...apa kamu pikir pak Rasya akan tergoda dengan perempuan yang tengah mengandung anak haram seperti kamu, hah..."

Kalau saja Riri tidak tiba tepat waktu, mungkin saat ini tubuh Thalia sudah terjerembab ke lantai akibat didorong oleh wanita itu.

"Apa kamu sudah gila, hah???." dengan berapi-api Riri membentak wanita bernama Sarah tersebut. "Sekali lagi kamu menyebut bayi yang ada di dalam kandungan Thalia sebagai anak haram, ku robek mulutmu." sambung Riri dengan suara yang menggelegar saking kesalnya pada Sarah.

"Jika bukan anak haram, lalu sebutan apa yang lebih pantas untuk anak yang hadir tanpa seorang ayah, hah???." balas Sarah tak mau kalah.

Tak terima dengan semua hinaan Sarah terhadap sahabatnya, Riri lantas melayangkan tamparan keras hingga menciptakan cap kemerahan di pipi wanita itu.

"Ada apa ini??."

Menyadari kedatangan asisten pribadi Rasya, Sarah pun bersikap seolah-olah dirinya korban di sana.

"Bagaimana anda masih bisa bertanya pak, sementara anda melihat dengan mata kepala anda sendiri jika Nona Riri telah bersikap kasar terhadap saya." Sarah meluncurkan aksinya dengan menggunakan air mata buayanya.

1
Iceu Ktp
keren
Kar Genjreng
jadi bingung Thania ternyata ibu mertuamu menyadarkan suami mu yang sudah menghina dan pernah mengusir mu di tengah malam,,,dan sekarang baru menyadari nya bahwa semua bukan salahmu dan anak dalm kandungan mu pun Rasya sudah mengetahui nya,,,
Kar Genjreng
wah lumayan bagus ko ceritanya,,,
Kar Genjreng
katakan terus terang ri biar Sarah kena damprat,,,thalia Rasya sudah mulai gelisah,,, beruntung ketika kamu ngidam bukan sang ayah yang mual,,,coba bila itu terjadi pasti langsung tau,, biarpun kamu bilang baru tujuh bulan, ternyata ampir brojol
Kar Genjreng
iya ketemu dan kamulah yang menolong untuk kabur wekk,,apa ga sebaiknya pindah saja dari kota S ke kota J siapa tau di sana dapat pekerjaan pula,,,dan biar terserah Riri kalau ga bisa ikut pindah,, daripada makan hati Nelan jantung lihat bos yang tak lain dan tak bukan adalah ayah biologis nya,,,itu di bilang otak' pinter,,,tapi bodoh harusnya bisa menghitungnya kapan mengusir',,,di hitung 🥺🥺
Kar Genjreng
😭😭😭😭sesakit ini ternyata Thalia hanya anak angkat,,, tetapi kenapa orang tua angkatnya begitu tega membuang Thalia,,, padahal orang kan semakin tua,,,coba kalau masih sayang Thalia kelak bisa menjaganya bila tua,,,dan untuk suaminya padahal belum resmi di cerai tetapi mana mungkin wanita bisa nikah kembali,,,laki laki kaya CEO tapi bodoh,,,harusnya cari tau dan kalau nikah sirih hamil bukan nya merugikan bagi wanita,,, Thalia masih h waras mempertahan kan anak untuk penerus baguss,,,
Kar Genjreng
di dua bab recehannya cukup menarik dan ingin meneruskan,,, Rasya akan menyesal dulu telah membuangnya setelah menam benih di rahim Thalia. ,,,apa bila Kamu mengusir nya kembali' akan lebih banyak kamu menyesalinya,,,
Kar Genjreng
mampir Thor ga sengaja nih bolehlah,,,salam kenal,🙏🙏
Nafisah
mampir ya kak,,,baru nemu buku ni
secret
next thorr, ditunggu selalu upnya.. semangaattt
atik
Alhamdulilah up juga thor, uda kangen banget dg bang Okta & Riri
gak sabar nunggu Rangga tau kalo bosnya itu suaminya Riri
Ani Basiati: lanjut
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
Pedes ya Ri 😆😆😆👍👍👍
guest694820527
Luar biasa
Dwi ratna
aku suka ceritanya,
Dwi ratna
kak Selvi yg bnyk dong upny✌️✌️✌️
secret
perempuan tuu emg suka bikin penyakit sendiri yaa😂😂 next thorr, semangatt
Desmeri epy Epy
lanjut thor dobel up dong thor
atik
Kata okta, "cuma kamu wanita yg sangat kucintai sayang, mas gak gombal tapi ini nyata"
cie... aku yg jadi baper
lanjut thor, semangat
kisah Okta & Riri bagus
Nailott
tuh kan okta, jawab dong pertanyaan riri,
Nailott
tenang oom budi, sebentar lagi okta akan mengungkapkan siapa jati dirinya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!