CEO Tampan Dingin Dan Manja

CEO Tampan Dingin Dan Manja

Bab 1

Hari ini adalah hari keberangkatan Zahra ke Jakarta telah tiba, tidak disangka Zahra Nabila akan meninggalkan kampung halaman untuk mengadu nasib bekerja di kota Jakarta, Zahra yang biasa orang-orang memanggilnya awalnya tidak berniat untuk bekerja jauh dari orang tuanya, tapi takdir berkata lain setelah bapaknya jatuh sakit dan tidak bisa bekerja terlalu keras lagi untuk mengurus perkebunan Kopi.

"Pak, Bu zahra berangkat yah, doakan semoga Zahra diterima kerja di Jakarta," Ucap Zahra pamit dan mencium kedua tangan orang tuanya dengan takjim.

"Dek, kalau kamu sudah pulang sekolah kamu bantu ibu dulu yah bekerja dikebun." Zahra beralih berbicara pada adiknya.

"Iya kak, adek akan bantu ibu dikebun," Ucap Fani adik Zahra.

"Maafkan bapak yah nak, gara-gara bapak sakit kamu harus mencari nafkah untuk keluarga ini," Ucap Bapak Yuda dengan tangan yang mengusap bahu Zahra.

"Itu sudah kewajiban Zahra pak, doakan Zahra agar selalu sehat disana dan keterima bekerja di jakarta," Ucap Zahra.

"Pasti, kami akan selalu mendoakan kamu nak. Nak ingat jangan lupakan sholat, tetap rendah hati dan kamu harus tetap menjaga diri disana, ibu dan bapak hanya bisa mendoakan kamu di sini," Ucap ibu Heni dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

"Kalau begitu Zahra berangkat, mobilnya sudah datang, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," Ucap Bapak Yuda, Ibu Heni dan Fani bersamaan.

Zahra berangkat dari rumah menggunakan mobil sewaan menuju ke bandara, tempat tinggal Zahra yang berada di pelosok desa mengharuskan Zahra Harus menempuh jarak dengan mobil dengan waktu tempuh lima jam lamanya.

***

Disinilah Zahra berada disebuah restoran yang cukup besar dan terkenal di Indonesia, bergerak disegala bidang dan sudah banyak kantor-kantor cabang yang tersebar di Indonesia termasuk di ibu kota provinsi tempat tinggal Zahra. Setelah beristirahat sehari di kost yang sudah Zahra sewa untuk tinggal di Jakarta, pagi hari Zahra sudah berada di kantor.

Dan tadi Alhamdulillah nya Zahra diterima kerja disalah satu restoran atas rekomendasi sahabatnya Nanda, restoran itu adalah restoran milik paman Nanda karna itu Nanda bisa dengan sangat mudah memasukan Zahra ke restoran itu, lagi pula tidak ada yg diragukan dari seorang Zahra tentang pekerjaan.

"Makasih ya Nan udah bantu aku, sampai aku keterima di restoran ini," ucap Zahra tersenyum bahagia.

Nanda mengangguk sambil tersenyum."Santai kali Ra, kaya siapa aja. Dulu kan kita temenan, kita juga dulu sekampung cuma karna orang tua gua ada pekerjaan dijakarta gua jadi ikutan pindah deh ke Jakarta."

"Lo beneran pengen langsung kerja hari ini?" tanya Nanda.

Zahra mengangguk semangat."Iya Nan, aku siap kok kerja hari ini." ucapnya.

"Yaudah nih anterin pesenan ini ke meja itu." ucap Nanda sambil menunjuk meja yang di maksud.

Zahra mengangguk, saat sedang membawa minuman untuk pelanggan, tak sengaja ada seseorang yg menabraknya dari belakang sehingga minuman yg dia bawa jatuh. Naasnya minuman itu tumpah ke jas seorang pria. Dengan rahang mengeras dan menahan emosi, Pria itu melayangkan tatapan tajamnya ke Zahra.

"Maaf tuan, saya tidak sengaja." Kata Zahra sambil berusaha mengelap jas pria tersebut.

"Dasar gak becus kerja? Saya tidak akan memaafkan atas tindakanmu ini." Kata pria tersebut menghempaskan tangan Zahra yg sedang menyentuh jasnya dengan tisu.

"Maaf tuan, saya bener2 tidak sengaja," Ucap Zahra sambil menunduk.

"Saya tidak mau tau, kau harus ganti rugi. Jasku limited edition hanya ada satu didunia. Kau harus ganti rugi apapun caranya." Kata pria itu dengan nada dingin.

"Saya akan membayar ganti ruginya tuan, tapi bisakah dengan cara mencicil? Karna saya tidak punya uang sebanyak itu." Kata Zahra.

"Kamu pikir saya tukang kredit yg bisa cicil mencicil?" Tegas pria itu.

"Tapi tuan..."

"Kamu layani saya sampai uangmu lunas." Tegas pria itu lagi

"Tapi gimana kerjaan saya tuan"

"Saya tidak mau tau dan saya tidak butuh penolakan. Besok pagi datang kealamat ini jam 7. Jangan sampai telat." Pria itu melemparkan kartu nama dan bergegas pergi meninggalkan Zahra dengan pikiran Zahra yg berkecambuk.

"Kenapa ngeselin banget sih tu orang, astaghfirullah Zahra nggak boleh begitu," ucapnya pada dirinya sendiri.

***

Paginya Zahra bangun jam 3 dan langsung membersihkan kosannya. pukul 6 dia sudah beres semuanya, tinggal bersiap-siap untuk ke alamat yang pria itu kasih kemarin.

Pukul 06:50 Zahra sudah berada didepan sebuah gedung perkantoran yang besar dan mewah. Yaa, Zahra sampai dikantor pria yang kemarin nggak sengaja Zahra menumpahkan minuman kepada jas pria itu dengan hati deg-degan. Dia takut tidak bisa melakukan apa yang pria itu perintahkan untuk menebus kesalahannya. Saat Zahra sedang menata hatinya, suara klakson mengagetkan Zahra.

Sebuah mobil Rolls-Royce La Rose Noire Droptail berwarna merah melaju didepannya.

"Mobil siapa itu bagus banget pasti mahal, atau jangan-jangan mobil itu mobil pria yang kemarin ya?" batin Zahra.

Dan benar saja, seorang pria tinggi dan tampan keluar dari mobil itu. Zahra terpana dengan karisma yang pria yang dimaksud Zahra punya sampai tak sadar kalau pria itu udah ada didepannya. Pria tersebut menjitak kepala Zahra dengan keras hingga Zahra yang sedang memandanginya tanpa kedip tergelak kaget dan salah tingkah. Zahra mencoba mentralkan hatinya dan mengikuti pria itu sesuai perintahnya. Zahra berjalan mengikuti pria tersebut dengan rasa takjub atas semua yang dia lihat diperusahaan milik pria itu.

Para karyawan yang berpapasan dengan pria itu menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat kepada sang pemilik perusahaan. Pria yang didepan Zahra terus berjalan dengan sikap wibawa yg melekat didirinya. Para pekerja disitu memang tidak ada yang heran dengan sikap angkuh CEO tampan itu karna sejak dulu dia tidak pernah terlihat ramah sedikitpun kepada semua karyawannya.

Zahra terus mengikuti pria itu berjalan menuju lift khusus petinggi. Banyak karyawan yg menatap iri dan sinis pada Zahra karna wanita dengan pakaian lusuh seperti Zahra bisa masuk kedalam lift khusus apalagi dia datang bersama pemimpin mereka. Sangat berbanding terbalik dengan pakaian yg mereka kenakan. Zahra bisa mendengar bisik-bisik itu tapi tidak berani menegurnya karna dia sendiri sadar siapa dia disini. Zahra tetap mengikuti pria itu dengan tetap menundukan kepalanya tanpa berani berbicara sepatah katapun.

Sepanjang perjalanan menuju ruangan pria itu, Zahra bener-bener terkagum dengan tatanan arsitektur disetiap sudut perusahaan itu. Sampai dia tak sadar kalau pria yg bersamanya menghentikan langkahnya.

Sontak Zahra menabrak bagian belakang tubuh pria itu. Tanpa suara apapun, pria itu melihat Zahra dengan tatapan tajam, sampai Zahra tertunduk takut.

Terpopuler

Comments

𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡

𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡

lanjut...

2025-02-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!