Tang Xiao Tian seorang pemuda berasal dari Desa di puncak gunung Huang yang memiliki keinginan untuk melakukan tugas penting bagi seluruh dunia persilatan dari ketiga orang guru yang membesarkannya selain itu Ia juga ingin mencari tahu identitasnya yang selama 20 tahun di rahasiakan oleh para gurunya. Selamat datang dan membaca novel pertama ku di sini.. Follow, like, rate 5,komentar positif dan share ya😘terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Slyterin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari Lembah Danau Merah Muda.
Sesudah menghabiskan sarapan paginya di kedai kecil yang terletak di ujung jalan daerah kota Bulan Huang. Xiao Tian dan Zhao Li Erl melanjutkan perjalanan ke arah tujuan utama mereka yaitu ke kota Huang pusat. Tetapi, Xiao Tian terus menerus memikirkan sebuah danau yang petanya sudah ia miliki dari guru pertama anak itu.
Di saat itu juga keduanya tertarik dengan percakapan di salah satu gang kecil di daerah lain kota ini maka Xiao Tian cepat mengajak Zhao Li Erl bersembunyi dibalik dinding yang berlubang di sudut gang tersebut. Mereka berdua diam-diam mendengarkan beberapa orang pria dan wanita berpakaian ala pendekar kangouw sedang berbicara dengan suara lantang kepada gadis remaja usia 15 tahun berpakaian serba biru yang mereka lihat di kedai makan tadi.
"Nona He, aku takkan berhenti untuk mengganggumu jika kamu tak memberikan apa yang kami inginkan dari kamu." pria berpakaian seperti anggota sekte Lun San Pai bicara dengan suara tegas kepada gadis remaja itu.
"Pendekar Besar Shi, aku sudah bilang bahwa aku tak mempunyai apa yang kau inginkan dariku." elak Nona He sambil mengusap- usap sarung pedangnya.
"Kakak seperguruan Shi, sepertinya dia tak mendustai kita karena wajahnya terlihat gusar." kata gadis remaja sekte Lun San Pai nada sopan kepada Pendekar Besar Shi.
"Hmm, kalau begitu Nona He harus selalu bersama kami dalam mencari apa yang kami inginkan demi kebaikan dirinya sendiri." Pendekar Besar Shi menatap tajam dan angkuh kepada Nona He di hadapannya dan adik-adik seperguruannya.
"Aku mau saja untuk ikut bersama kalian tetapi Aku ini harus menunggu kedatangan Bibi Zhuo pelayanku yang telah ku minta untuk membelikan aku bedak baru untuk oleh-oleh yang akan aku berikan kepada Ibuku di kota Huang Pusat." ucap Nona He begitu jujur kepada pria muda tampan di hadapannya dengan sikap genitnya itu benar-benar mencoba untuk memikat hati pemuda itu.
"Baiklah." Pendekar Besar Shi menyetujuinya. Mereka kini duduk di pinggiran gang dengan sabar.
Namun tiba-tiba adik seperguruannya berubah wajahnya ketika mereka didatangi sejumlah besar pria berpakaian serba hitam dengan lambang ular cobra memakai pita warna putih yang membawa tombak dengan kepalanya ada moncong ular cobra asli, dan salah seorang dari rombongan pria berpakaian aneh itu mengawal wanita tua yang ternyata adalah pelayan dari Nona He.
"Bibi Zhou, kenapa kau bisa kembali kesini bersama-sama dengan mereka?" tanya Nona He kaget melihat pelayannya di kawal orang-orang menyeramkan itu.
"Nona, saat aku ingin membeli bedak Anda di toko alat-alat kecantikan di dekat toko kelontong itu saya yang rendah ini di halangi oleh mereka yang mengatakan ingin bertemu dengan Anda dengan mengancam saya dengan ular cobra ke leher saya." jawab Bibi Zhou yang wajahnya begitu pucat ketakutan. Dan benar saja, di leher wanita tua ini telah melingkar seekor ular cobra yang siap untuk mematuk lehernya.
Melihat hal ini, Pendekar Besar Shi dan semua anggota sekte Lun San pai berdiri dan mendekati mereka dan pria tampan dan gagah perkasa ini berjalan maju ke depan pasukan orang berpakaian aneh itu. "Humm, ada keinginan apakah yang membuat para anggota sekte liar seperti kalian mendatangi Nona He dengan cara kotor seperti itu?" Pendekar Besar Shi menjura hormat untuk kesopanan kepada orang-orang aneh di hadapan mereka.
Salah seorang dari orang-orang aneh itu melangkah ke depan dan membalas menjura hormat kepada Pendekar Besar Shi, lalu menjawab."Kami juga ingin menanyakan soal apa yang diketahui oleh Nona He untuk kami juga ingin tahu."tatapannya di arahkan secara langsung ke arah Nona He yang menatap cemas kepada pelayannya itu.
Pendekar Besar Shi menganggukkan kepalanya dengan sopan."Lalu kalian dari sekte apa?"tanyanya tanpa ada niat untuk menurunkan pandangannya ke arah ular cobra yang melingkar di leher wanita tua yang diancam nyawanya oleh orang-orang aneh itu.
"Kami dari Sekte Ular Cobra Hitam yang bermarkas besar di kota ini karena kami adalah penjaga kedamaian dan kerukunan dalam kota Bulan Huang." jawab wakil ketua sekte ular cobra hitam nada angkuh luar biasa kepada Pendekar Besar Shi yang dianggapnya sebagai seorang pendekar biasa saja.
"Oh begitu? Pantas saja sikap kalian sungguh tidak enak dilihat." ejek adik seperguruan Pendekar Besar Shi yang tidak sabar lagi untuk menerjang maju ke arah pasukan sekte ular cobra hitam yang sombong itu.
Nona manis ini menggunakan kepalan tinjunya ke arah wakil ketua sekte ular cobra hitam dengan kecepatan tinggi yang hampir membuat wajah sangar wakil ketua sekte ular cobra berubah memar namun wakil ketua sekte ular cobra hitam dengan sigap mengelak mundur dan menangkis tinju Nona manis itu dengan telapak tangan yang diarahkan ke atas dan melindungi wajah sangar wakil ketua sekte ular cobra hitam.
'Wutt...'
'Plakk'
"Hei....Sabarlah...!"
Pendekar Besar Shi menggunakan ujung pedangnya ke arah telapak tangan wakil ketua sekte ular cobra hitam yang mengandung racun ganas untuk menyelamatkan nyawa adik seperguruannya yang terlalu berani.
"Orang muda, jika kamu ada kepandaian sebaiknya kau yang maju untuk menghadapi kami disini..!" tantang wakil ketua sekte ular cobra hitam yang sudah marah dengan sikap tak sopan dari adik seperguruan Pendekar Besar Shi terhadap dirinya.Pria wajah sangar itu kini bersiap untuk menggunakan telapak tangannya lagi yang diarahkan secara langsung kepada pemuda di hadapannya.
Nona He terbelalak melihat pasukan sekte ular cobra hitam semakin mengancam keselamatan pelayannya itu segera maju dan berbicara secara langsung kepada pria wajah sangar wakil ketua sekte ular cobra hitam yang akan dihadapi oleh Pendekar Besar Shi.
"Wakil ketua sekte ular cobra hitam, aku akan menuruti keinginanmu asalkan kau mau melepaskan Bibi Zhou-ku yang sama sekali tidak tahu apa- apa mengenai apa yang kau dan Pendekar Besar Shi inginkan dariku yang bodoh ini." suaranya gemetar namun ia berusaha untuk berani.
Wakil ketua sekte ular cobra hitam dan Pendekar Besar Shi mengerutkan kening mereka secara bersamaan.Dan, adik seperguruan Pendekar Besar Shi menyentuh lengan Nona He."Apa kau sudah gila mau mengikuti keinginan mereka yang ingin keuntungan semata?"
"Aku hanya ingin Bibi Zhou-ku selamat, itu saja." Nona He mengusap air matanya dengan punggung jari tangan kanannya.
"Hmm,baiklah.. Sesukamu saja.." gadis manis di dekat Nona He menghela napas, lalu berjalan ke arah kakak seperguruannya."Kak, bagaimana ini?"bisiknya dengan bingung sambil menatap ke arah wakil ketua sekte ular cobra hitam yang tersenyum senang dengan pilihan yang tepat dari Nona He terhadap mereka.
"Kita hanya bisa mengikuti mereka ke markas besar sekte ular cobra hitam untuk mengikuti semua yang kita inginkan dari Nona He yang bodoh itu." jawab Pendekar Besar Shi dengan suara pelan namun tegasnya kepada semua anggota sekte Lun San pai di sekitarnya.
Bersambung!!