Remake dari karya berjudul Emas yang belum lama di rilis dan karya teman penguasa berlengan satu yang sudah di drop.
Kisah seorang pria yang selalu di hina akibat dia hanya memiliki satu lengan. Dia di khianati istri yang sewaktu smp di tolongnya sampai mengorbankan lengannya. Mertua dan iparnya menganggap dia sampah karena dia sering di pecat karena kondisi nya.
Dia sempat berpikir mengakhiri hidupnya dan di tolong, dia mendapat lengan bionik karena kebetulan dan sempat mau di bunuh oleh selingkuhan istrinya, namun di saat kondisinya sudah kritis, lengan bionik nya malah menolongnya dan memberinya kekuatan untuk mengubah nasib. Bagaimanakah kisah perjalanan hidup baru nya ?
Genre : Fiksi, fantasi, drama, komedi, supranatural, psikologi, menantu terhina, urban.
100 % fiksi, murni karangan author. mohon like dan komen nya ya kalau berkenan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 32
Malam harinya, di kamar, setelah bertukar peluh selama hampir satu jam, Mark yang masih belum mengenakan pakaiannya sama sekali, termenung menatap ke langit langit sambil memeluk Amanda yang sudah tidur dalam keadaan polos dan di tutup hanya dengan selimut di sebelahnya.
“Aisha,”
[Ada apa tuan ?]
“Tolong jujur, apa yang kamu lakukan tadi siang ?” tanya Mark.
[Aku hanya meyakinkan para polisi agar diri anda yang lama benar benar di anggap sudah mati.]
“Hmm cuman itu ?” tanya Mark.
[Hanya itu, tuan.]
“Trus tanya lagi,” balas Mark.
[Silahkan tuan.]
“Kalau lengan prostetik ku ada di rumah sakit dan di dalam kotak kaca, lalu kamu ini apa ?” tanya Mark.
[Saya Aisha atau Artificial Intelligence System Helper Assistant, saya mendampingi tuan dan membantu tuan dalam penggunaan lengan bionik tipe TR – 1000 – VX.]
“Aduh bukan itu, maksud ku...kamu ini apa ? jin ? dewa ? atau apa ? kenapa kamu bisa menghapus keberadaan diriku yang lama dan membuat ku baru ? kenapa kamu bisa memberi hadiah yang aku perlukan ? kenapa kamu bisa menyembuhkan penyakit yang sebenarnya sangat sulit di sembuhkan dan dalam waktu lama ?” tanya Mark.
[Saya Aisha atau Artificial Intelligence System Helper Assistant, saya akan mendampingi tuan dan membantu tuan dalam penggunaan lengan bionik tipe TR – 1000 – VX.....maaf, saya tidak mengerti pertanyaan tuan, bisakah tuan menerima saya apa adanya tanpa harus bertanya ?]
“Loh kamu ngambek ?” tanya Mark.
[Apa maksud nya tuan ? saya tidak mengerti ?]
“Ok, aku ga akan tanya lagi, tapi muncul pertanyaan baru,” ujar Mark.
[Apa itu tuan ?]
“Sampai kapan kamu akan menempel pada diriku ?” tanya Mark.
[Selamanya tuan, sampai hidup anda selesai karena tugas saya adalah membantu anda selama hidup anda di dunia ini.]
“Hmmmm....siapa yang memberi kamu tugas ?” tanya Mark.
[Maksud tuan ? maaf saya tidak mengerti.]
“Ok ok...aku anggap kamu tidak mau memberi tahu siapa yang mengutus mu,” ujar Mark.
[Baik tuan.]
“Makasih ya Aisha, mohon bantuan untuk kedepan nya ya,” ujar Mark tersenyum.
[Sama sama tuan, memang sudah tugas saya dan senang sekali bisa membantu.]
Mark menoleh melihat Amanda yang sedang tertidur di pelukannya dengan ekspresi yang nampak sangat damai dan tenang. Dia mengangkat tangannya dan mengelus rambut Amanda,
“Ugh,” Amanda melenguh dan terbangun.
“Oh maaf, aku membangunkan kamu,” ujar Mark.
“Tidak apa apa mas, tidur lagi ya,” balas Amanda.
“Iya, tidur lagi deh,” balas Mark berbalik memeluk Amanda.
Amanda melingkarkan tangannya ke pinggang Mark dan merapatkan tubuhnya di balik selimut sambil memejamkan mata untuk tidur. Mark masih membuka matanya dan menatap wajah Amanda yang cantik.
“Aku benar benar baru merasa seperti ini, perasaan lega, damai, tenang dan bahagia yang baru pernah ku rasakan, penderitaan bertahun tahun sudah selesai, aku bebas dan aku memeluk wanita cantik ini sebagai istri ku, hidup ku sudah berubah menuju ke arah yang lebih baik, aku harus berjuang terus demi hidup ku dan Amanda, demi keluarga kecil ku ini,” ujar Mark yang merasa lega karena sudah terlepas dari masa lalu nya dan tersenyum seraya memejam mata nya untuk tidur.
*******
Pagi hari menjelang siang, “uhhh,” Mark membuka matanya, cahaya matahari sudah menembus tirainya, dia duduk di ranjangnya dan menoleh ke samping, Amanda sepertinya sudah bangun terlebih dahulu karena tidak ada di sebelahnya, Mark turun dari ranjangnya kemudian mengenakan pakaian nya, dia berjalan ke arah pintu kamar. Ketika membuka pintu, dia mencium aroma masakan yang harum dan nampak nikmat sehingga membuat perutnya merasa lapar.
Dia langsung turun ke bawah, matanya melihat Amanda yang terlihat sedang sibuk di dapur, kemudian dia menoleh melihat kondisi rumahnya, Mark tersenyum karena melihat rumah yang rapi, bersih dan terorganisir. Tanpa menunda lagi, dia menghampiri Amanda dan memeluk Amanda dari belakang sampai membuat Amanda kaget.
“Ih apaan sih mas, aku keringatan nih,” ujar Amanda protes.
“Ga apa apa, pengen peluk aja haha,” balas Mark.
“Bentar lagi makanan nya jadi, mas tunggu dulu ya, kalau ga mandi dulu deh, hari ini mau ke rumah sakit lagi kan buat memberikan berkas berkas dan tanda tangan ?” tanya Amanda.
“Iya, kamu mau ikut ?” tanya Mark.
“Enggak, aku mau coba lihat lihat ruko sewa di internet, mau hitung hitungan,” jawab Amanda.
“Oh ok, aku ga lama kok,” balas Mark.
“Iya, jangan lama lama ya hehe,” balas Amanda.
Mark melepaskan pelukannya kemudian kembali ke atas untuk mandi di kamar mandi kamarnya. Tak lama kemudian, Mark sudah kembali turun dan duduk di meja makan. Amanda menghidangkan makanan nya dan lari ke atas untuk mandi. Mark duduk dengan santai menunggu Amanda selesai agar mereka makan bersama sama. Setelah Amanda turun kembali dan duduk di sebelah Mark,
“Kok belom makan mas ?” tanya Amanda.
“Nungguin kamu,” jawab Mark sambil melihat smartphone nya.
Dia menaruh smartphone dan mulai mengambil makanan di depannya untuk Amanda juga dirinya sendiri.
“Loh...kok ngambilin aku juga ?” tanya Amanda.
“Kamu kan udah masak, gantian dong, aku yang ambilin,” jawab Mark tersenyum.
“Oh...gitu, makasih mas hehe,” balas Amanda.
Mereka pun mulai makan bersama sama dengan ceria, setelah itu Mark berdiri, dia mengambil tas nya kemudian melangkah pintu garasi di ikuti oleh Amanda. Setelah mengeluarkan motor, Mark mengecup kening Amanda untuk berpamitan, kemudian dia langsung melesat menuju ke rumah sakit.
Setelah menempuh perjalanan melintasi kota, Mark kembali sampai di rumah sakit dan memarkir motornya di tempat parkir motor. Dia berjalan membawa tasnya menuju ke lobi, ketika sampai, dia sedikit kaget karena melihat dua orang polisi yang nampak seperti detektif dan berpakaian preman sedang berbicara dengan sekuriti di depan alat pendeteksi bom.
Mark melangkah dengan santai karena berpikir bukan urusan nya, dia mengucapkan kata permisi kepada kedua polisi yang menunduk memberi salam dengan sopan membalas dirinya, kemudian melangkah masuk ke dalam alat pendeteksi bom. Setelah melewati pemeriksaan,
“Maaf lama menunggu,” terdengar suara seorang wanita di belakangnya.
Mark menoleh, dia melihat Vania menghampiri kedua polisi itu, wajah Vania nampak tegang seperti ada sesuatu yang sedang terjadi. Tiba tiba pundaknya di tepuk seseorang, Mark kembali menoleh melihat Hiro sudah berdiri di sebelahnya,
“Ada apa dok ?” tanya Mark penasaran melihat Vania berbicara dengan seorang polisi yang nampak seperti detektif dan seorang polwan di depan nya.
Pertama Hiro terdiam dan tidak menjawab, namun tiba tiba dia menarik Mark masuk ke dalam lobi melalui pintu otomatis yang terbuka atau tertutup sendiri. Ketika pintu sudah menutup,
“Wanita itu istri pemilik lengan prostetik yang ada di lab saya kemarin, polisi kemarin sore datang membawa sisa tubuh suaminya, sekarang dia di minta polisi untuk mengkonfirmasi nya,” ujar Hiro.
“Hmm ? sisa tubuhnya ?” tanya Mark heran.
“Benar, polisi menemukan potongan kaki nya di dalam gudang tempat lengan prostetik itu di temukan, mereka membawanya ke rumah sakit ini karena rumah sakit ini memiliki histori pernah merawat pria pemilik lengan prostetik itu,” jawab Hiro.
“Begitu, tapi apa bisa mengenali kalau hanya kaki ?” tanya Mark bingung.
“Sebenarnya tidak, tapi polisi ingin mengetahui apa reaksi wanita itu karena mereka mencurigai wanita itu tahu sesuatu,” jawab Hiro.
“Hmm begitu ya (yang melakukan nya si Ditto, pacar Vania kan, aku tahu persis siapa pelakunya, tapi bodo amat),” balas Mark.
Vania pun masuk bersama kedua detektif dan melihat Mark berdiri bersama Hiro, wajah Vania nampak kaget namun langsung tersenyum, dengan santai seakan tidak ada apa apa, dia menghampiri Mark,
“Apa kabar dokter Markus,” sapa Vania genit.
“Baik,” balas Mark sedikit ketus.
“Dokter ada acara ga habis ini, bagaimana kalau kita makan siang bersama ?” tanya Vania.
“Maaf bu, sebaiknya anda melihat dulu apa yang tertinggal dari suami anda,” celetuk seorang detektif pria.
“Sabar ya letnan Bara, jangan desak saya,” balas Vania ketus.
“Sebaiknya anda urus urusan anda dulu bu,” tambah Mark.
“Ok ok, ikut yuk dok,” ajak Vania sambil merangkul kan lengannya di lengan kiri Mark.
Mark langsung melepaskan pelukan Vania yang nampak tidak senonoh itu dan mundur selangkah ke belakang,
“Silahkan ibu urus dulu urusan ibu dengan polisi untuk mengidentifikasi sisa peninggalan suami ibu,” ujar Mark.
Bara dan Desi langsung menoleh melihat Mark, mereka mengangguk kemudian berbicara kepada Vania.
“Temenin dong dok, saya masih sedih nih kehilangan suami,” ujar Vania manja tanpa rasa sedih sama sekali.
“Begini ya bu, saya sudah beristri dan jangan membuat masalah di sini (hmm jadi dia ga sedih ya aku meninggal, bagus),” ujar Mark tegas dan geram.
“Ayo mari saya antar,” ajak Hiro untuk segera menyudahi.
Akhirnya Vania berjalan masuk ke dalam mengikuti Hiro, Bara dan Desi menoleh melihat Mark yang masih berdiri di depan pintu,
“Terima kasih dokter, permisi dulu,” ujar Bara.
“Sama sama pak,” balas Mark.
Keduanya langsung mengikuti Vania dari belakang, Mark yang melihatnya tersenyum, hatinya benar benar merasa lega dan dia merasa bebas juga ringan, seperti beban yang selama ini berada di pundaknya sudah terangkat. Dengan gontai dia melangkah ke areal lift untuk naik ke atas menuju ke kantor Richard.
mohon maaf lahir dan batin
tapi juga jangan lupa jaga kesehatan dan kebarokahan diri sendiri