NovelToon NovelToon
Diantara Dua Pilihan

Diantara Dua Pilihan

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Cintamanis / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:736
Nilai: 5
Nama Author: Jaena19

Fanya dipertemukan oleh dua laki-laki yang lebih muda darinya,benar-benar membuat hidupnya begitu berliku.Perjalanan asmara yang rumit tak lepas dari ketiganya.Bagaimana kisah selanjutnya?

Meski Lo mutusin buat pisah,satu hal yang harus Lo tau,gue kan tetap nunggu Lo.Sama seperti dulu,gue gak akan dengan mudah melepas Lo gitu aja,Fanya.Sekalipun nanti Lo bersama orang lain,gue akan pastiin pada akhirnya Lo akan tetap kembali bersama gue.Ingat ini Fanya,takdir Lo cuma buat gue,bukan untuk orang lain - Baskara

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jaena19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

tiga puluh lima

"Yo,dibandingkan sama Lo.Bu Fanya lebih cocok sama pak Dirga. Noh,liat." Beni menunjuk ke arah Fanya dan Dirga yang baru saja tiba di kantin.

Bukan hanya  Teo,Dion dan Baskara juga menoleh ake arah kedua guru mereka yang sedang memilih makanan melalui etalase.

"Cocok si, keliatan serasi,"ujar Doni.

"Walaupun Bu Fanya udah kepala dua,Lo pikir mukanya keliatan tua jadi gak cocok sama gue? Malah Bu Fanya keliatan kaya ABG,Lo bertiga sih yang mukanya keliatan tua dibandingkan Bu Fanya,"ucap Teo dengan mata yang terus tertuju pada Fanya yang kini duduk berhadapan dengan Dirga.

"Diantara kita berempat,Lo yang paling jelek,Yo.Yang paling ganteng jelas gue,"Beni memukul-mukul dadanya.

"Sebelum Lo ngaca,itu kaca udah pecah duluan liat wajah Lo!" cibir Teo.

Di tengah situasi yang memanas saat teman-temannya sedang terlibat adu argumen, Baskara tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari Fanya yang sedang menikmati makan malam bersama Dirga. Raut wajah Dirga penuh kebahagiaan, menampilkan senyum lebar yang menambah amarah Baskara. Saat itu juga, dia merasa iri, mendapati kekasihnya tertawa lepas, menikmati waktu bersama pria lain tepat di hadapannya. Alih-alih meluapkan rasa kesalnya, Baskara memilih menahan amarah di dalam hatinya yang sedang tercabik-cabik. Ketika Fanya melirik ke arahnya, tangannya berkeringat dingin, dan tak tahu apa yang harus dikatakannya. Jantungnya berdetak kencang, dan hatinya berharap kekasihnya mampu merasakan denyut rasa cemburunya, memahami konflik batin yang tengah melanda dirinya seraya menatap laki-laki yang kini merebut canda tawa kekasihnya.

___

Fanya menatap Baskara seraya mengelap tangannya dengan kain karena ia baru saja selesai mencuci piring.

"Ada masalah?" tanya Fanya melihat tatapan Baskara yang tidak bersahabat.

Baskara tertawa kecil seraya memalingkan wajahnya lalu kembali menatap Fanya."Masih tanya ada masalah,apa kamu gak mikirin perasaan aku waktu liat kamu berduaan sama pak Dirga."

"Berduaan? Aku gak berduaan sama pak Dirga,kita di kantin Baskara di sana gak cuma kita berdua.Lagi pula aku sama pak Dirga gak ada momen mesra apapun, Baskara "

"Tetap aja gak boleh,Fanya"

"Kenapa? Lagian kamu juga udah bilang kan kalau aku punya pacar.Aku berduaan sama pak Dirga gak setiap saat kok,apalagi sampai chating."

Baskara mendelik ia lalu pergi dari meja makan menuju sofa ruang tv sambil membawa ponselnya.

Fanya memandangi Baskara yang pergi meninggalkannya, seraya menarik napas panjang dalam-dalam. Tidak bisa dipungkiri, hatinya terasa retak melihat interaksi antara Baskara dengan Raisa. Bisa saja saat Fanya masih kuliah pun hubungan mereka juga selalu hangat seperti ini? "Fanya, tenanglah," gumamnya pelan dalam hati, berusaha meredam iri yang mulai mengusik benaknya. Bagaimana tidak? Dia begitu mencintai Baskara, dan dia sadar, gadis manapun yang dekat dengannya, pastilah akan membuatnya risau.

Baskara duduk di sofa, ponselnya memang berada di tangannya tadi tidak ia mainkan.Ia duduk dengan punggung yang bersandar di kursi.Baskara merasa ponselnya bergetar yang menandakan adanya pesan masuk,ia menatap layar ponselnya untuk melihat siapa yang baru sana mengirim pesan.

Raisa.

Ia tidak membalas pesan Raisa,ponsel yang ia pegang kembali di letakkan di meja.Ketika Fanya menghampirinya,ia menatap gadis itu dengan kesal.

"Aku mau ke kamar,mau bikin soal ulangan."

"Dih,alasan kamu aja buat soal ulangan,bilang aja kamu mau telepon sama pak Dirga kan."

Fanya sedikit Menaikkan alisnya lalu pergi setelah sebelumnya ia berdiri diambang pintu.Tak lama,Fanya datang ke ruang TV sambil membawa buku catatannya dan duduk di depan Baskara.Fanya mulai membuat soal ulangan untuk muridnya dengan buku yang ia taruh di meja.

"Karena aku menyinggung soal kamu mau teleponan sama pak Dirga kan ,makanya kamu bikin soal  di sini kan? Bilang aja tadi kamu mau bikin soal sambil teleponan",kata Baskara tanpa menatap Fanya dan Baskara menoleh saat mendengar Fanya tertawa.

___

Baskara mondar-mandir di depan pintu apartemen Fanya,ia memikirkan gadis itu yang tidak kunjung sampai.Ingin rasanya ia menghubungi Fanya,tapi mereka sedang perang dingin.

Entah sudah berapa kali Baskara menatap layar ponselnya yang menampilkan kontak Fanya.Baskara menjadi tidak tenang,apa yang sedang gadis itu lakukan di luar sana?

Baskara akhirnya memutuskan untuk menghubungi Fanya mengesampingkan egonya untuk sementara. Baskara menundukkan kepala sedikit, tangannya di saku celana, sementara ponselnya menempel di telinganya.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau..."

Baskara langsung menjauhkan ponselnya dari telinga seraya mengerutkan alisnya." Serius masih marah?"

Baskara menatap hujan yang turun dengan deras,karena semakin tidak tenang, Baskara pun keluar dari apartemen untuk mencari Fanya.

____

"Bu Fanya,mau ke dokter?" tanya satpam sekolah dengan raut bersalah karena ia datang terlambat.

"Gak usah pak,saya baik-baik aja,"balas Fanya sambil tersenyum.

"Maaf Bu,saya datang terlambat."

"Gak apa-apa,pak." Fanya kembali tersenyum sambil menatap tangannya yang terluka dan pakaian yang Fanya kenakan juga basah karena hujan.

"Fanya?"

Fanya dan satpam menoleh pada Baskara yang datang dengan payung.

"Maksudnya,Bu Fanya,"ucap Baskara ketika melihat satpam."Ibu kenapa,Bu?"

"Bu Fanya tadi di rampok,hp Bu Fanya juga diambil sama rampok itu,"jawab satpam itu membuat Baskara membulatkan mata dan Fanya hanya diam saja.

"Biar Bu Fanya pulang sama saya,pak." kata Baskara sambil merangkul Fanya.

"Oh,iya",satpam tersebut mengangguk.

Baskara membawa Fanya ke mobilnya. Insiden perampokan yang menimpa Fanya terjadi di halte bus dekat sekolah. Pakaian Fanya basah karena gadis itu sempat mengejar perampok tersebut dan bahkan melawan hingga tangan Fanya terluka akibat terkena pisau.

"Nanti jok mobil kamu basah,"kata Fanya saat Baskara membuka pintu mobil untuknya.

"Ya ampun Fanya, sempat-sempatnya kamu mikir kaya gitu. Masuk!"

Fanya pun masuk ke dalam mobil seraya menahan rasa perih pada telapak tangannya yang terluka.

Baskara yang ingin menjalankan mobil terdiam sesaat melihat tangan Fanya."Tangan kamu kenapa?"

"Perampoknya bawa pisau."

"Katanya tadi naik ojek,tapi kenapa gak sampai-sampai juga si di apartemen?"

Tadi,Fanya memang sengaja pulang sendiri bukan hanya karena dirinya masih kesal pada Baskara,juga ada tugas di sekolah yang ia belum selesai ia tuntaskan.

"Ojek yang aku pesan di cancel,mungkin karena hujan.Mau naik taksi tapi dompet aku ketinggalan,"jawab Fanya.

Baskara terdiam lalu menghela napas."Bisa gak si,gak buat aku khawatir?"

Fanya tersenyum kecil tanpa menatap Baskara gadis itu terkejut karena tiba-tiba saja Baskara melemparkan payung yang sudah dilipat ke jok belakang dengan keras.

"Maaf,aku tahu kamu cemburu sama Raisa.Tapi seperti yang kamu tahu aku cuma sekedar berteman sama Raisa."

____

Baskara beranjak dari tempat tidur,ia terbangun karena ingin buang air kecil.Setelah selesai dengan urusannya,ia pergi ke kamar Fanya yang kebetulan tidak terkunci.Ia melihat Fanya bergerak gelisah dalam tidurnya.Ia melihat Fanya menarik selimutnya sampai ke leher, Baskara merasa ada yang tidak beres dengan Fanya.

Baskara masuk ke dalam kamar Fanya,ia lalu mendekat ke arah gadis itu.Ia menyentuh kening Fanya dan langsung menjauhkan tangannya karena suhu tubuh Fanya zang panas.

"Fanya,"panggil Baskara dan tidak lama Fanya membuka mata,gadis itu menatap Fanya dengan sayu dan mata yang merah."Kepala kamu pusing?"

Fanya mengangguk lemah dan Baskara keluar dari kamar tanpa mengatakan apa-apa lagi.

Fanya yang tadinya berbaring menyamping beralih terlentang lalu menoleh ke nakas dan tertegun melihat kotak ponsel yang masih tersegel.Fanya pun kembali berbaring menyamping yang kali ini mengarah pada nakas yang diatasnya terdapat kotak ponsel.

Baskara masuk ke dalam kamar sambil membawa sesuatu kemudian duduk di tempat tidur."Ini udah tengah malam jadi aku cuma bisa kasih kamu obat ini,besok kita pergi ke dokter,ya,"kata Baskara sembari membuka kemasan obat pereda sakit kepala.

Fanya duduk bersandar di tempat tidur."Aku gak bisa minum obat utuh gitu,"ujar Fanya saat Baskara menyodorkan obat kepadanya.

"Kenapa? Perasaan aku pernah lihat kamu minum vitamin dengan bentuk yang sama."

"Ukuran pil vitamin itu kecil,sedangkan ini besar."

Baskara menatap Fanya dan kembali keluar dari kamar.Gadis itu merasa tidak enak hati karena sudah membuat Baskara repot sendiri.Tak lama Baskara kembali sembari membawa sendok.

"Maaf aku udah bikin kamu repot,"ujar Fanya setelah melihat obat tadi sudah dihancurkan di sendok.

Baskara tidak memberi respon,sedikit ia tuangkan air putih ke sendok berisi obat itu lalu ia dekatkan pada mulut Fanya.Baskara meringis sendiri seakan merasakan rasa pahit luar biasa saat obat tersebut sudah masuk ke mulut Fanya,Fanya sendiri terlihat biasa saja.

Fanya menaruh gelas di nakas,di dekat kotak ponsel.Ia lalu menatap Baskara."Kamu beli Hp baru?"

"Itu HP buat kamu." Baskara beranjak untuk pergi ke kamar mandi.

"Gak usah,aku bisa beli pake uang aku sendiri."

Baskara berbalik badan ketika berada di ambang pintu kamar mandi. "Aku ini siapa, kamu siapa, Nya?"

Fanya hanya tersenyum."Tapi aku gak mau ngerepotin kamu."

Baskara tidak menjawab,ia kembali melangkahkan kakinya ke kamar mandi.Fanya sendiri kembali berbaring di tempat tidur dengan posisi menyamping.

Baskara sudah keluar dari kamar mandi dan saat ia akan kembali ke kamarnya, laki-laki itu tertegun mendengar ucapan Fanya.

"Aku boleh peluk kamu gak?" tanya Fanya. Baskara menoleh sejenak pada Fanya lalu ia kembali mendekati gadis itu dan membaringkan tubuhnya di samping Fanya.

Fanya menatap selimut yang menutupi tubuhnya kini disingkirkan oleh Baskara.

"Kamu selimutan gitu,mau badan kamu makin panas?" tanya Baskara lalu memeluk Fanya.

"Makasih,"ucap Fanya dengan lembut dan tentunya tersenyum sambil memperhatikan Baskara.

Baskara mengangguk tanpa menatap Fanya lalu ia memejamkan mata.Tak lama matanya terpejam,kedua matanya kembali terbuka ketika merasakan kecupan singkat di bagian pipinya Baskara pun menatap Fanya yang kini sedang mencari kenyamanan di lehernya.

___

Keesokan harinya,selama upacara berlangsung,mata Baskara tidak hentinya menatap ke arah Fanya yang berdiri di barisan paling depan.

Baskara kesal melihat Fanya yang malam mengikuti kegiatan upacara padahal perempuan itu sedang sakit, wajah Fanya yang semula terlihat normal kini tampak pucat.

Baskara tiba-tiba saja terjatuh sehingga membuat para guru dan para siswa yang melihatnya terkejut,termasuk Baskara.

Baskara yang hampir berlari untuk membawa Fanya terpaksa diam ketika melihat Dirga yang langsung menggendong Fanya dan segera membawanya ke UKS.Baskara menatap ke arah Teo yang berdiri di depannya dimana Teo sedang memperhatikannya karena Baskara sempat mendorong laki-laki itu untuk menyingkir ketika ia ingin menolong Fanya.

"Kenapa Lo?" tanya Doni.

Baskara menggelengkan kepalanya.

"Ya ampun,Pak Dirga sama ibu Fanya cocok banget gak si? Visual mereka oke,pinter,masih muda pula.Rasanya gue pengen jadi Mak comblang mereka,"ujar murid perempuan yang berdiri di sebelah Baskara pada temannya. Senyum murid perempuan itu yang awalnya terlihat, perlahan memudar ketika mendapat tatapan dari Baskara dan Teo. Bukannya merasa takut atau bingung, murid perempuan itu merasa malu karena dia datang oleh dua laki-laki dengan sekaligus.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!