anak perempuan yang melihat ayah nya meningal di depan mata nya, kini sudah menjadi wanita yang dewasa dan penuh dengan amarah,
dia tidak akan puas sampai dia membalas dendam dengan orang yang membunuh ayah nya, bahkan ia rela menjadi istri penganti agar bisa bakas dendam dengan pelaku yang sudah mengambil nyawa ayah nya,
Risa hanya ingat satu hal yang pasti dalam kejadian alam itu, anak kecil bernama Kenzo juga ikut menghabisi ayah nya, dia kini tumbuh dengan dengan yang membara,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ada yang aneh
Risa mengambil kasar berkas itu dari tanggan viola, sehingga dia jatuh, entah itu memang karena Risa yang terlalu bersemangat atau memang viola sengaja jatuh,
" aduh " ucap nya, dia memasang wajah yang sedih dan menatap wajah Kenzo,
Kenzo segera menolong nya dan membantu nya berdiri " kamu gak papa sayang? ada yang sakit? " memegang lengan viola dan membantu nya berdiri,
Risa menatap mereka dengan tatapan yang sulit untuk di katakan, namun sepertinya dia cemburu " kalian bisa bermesraan di rumah kalian, jangan di sini " menatap Kenzo,
Kenzo menatap Risa, seolah dia ingin mengingat kejadian kemaren malam " apakah aku memaksa mu? Kau terluka " menatap Risa,
Risa terdiam,
" mas?! Kamu ini bagaimana? Aku ada di sini mas, istri kamu, kenapa kamu malah masih natap dia " menunjuk ke arah Risa,
Kenzo mengambil tanggan viola yang menunjuk ke arah Risa " kamu lupa? Dia juga istri aku, sampai sekarang kami belum cerai viola " menatap viola dengan tatapan sendu,
" lebih baik kalian pulang, bukan nya sudah seharusnya kalian tidak di sini? seperti janji awal kita? " menatap kedua nya,
" ayok mas " viola menarik tanggan Kenzo yang masih menatap Risa,
Risa juga menatap nya, tapi ada rasa yang aneh, yang tidak bisa ia katakan lewat kata dan tidak bisa ditulis di kertas, hanya hati yang bisa memberitahu nya, namun ini sangat tidak mungkin,
Risa menatap Kenzo yang terus menjauh bersama viola, dia masuk setelah melihat mereka juga masuk, rasanya menyesal dengan keputusan nya kemaren malam, dan dia duduk di lantai sambil bersandar di pintu
Dia membuka map itu, dan membaca semua yang ada pada kertas hitam putih itu, ada nama nya dan Kenzo, namun bukan di buku nikah, tetapi di surat cerai, air mata nya tak kuasa jatuh, tanpa ia sadari hati nya menangis,
" apakah aku berikan saja kepada nya? Aku bingung, kenapa aku ragu, padahal dari awal aku sudah sepakat dengan diriku, bahwa aku akan cerai dengan nya " menutup wajah nya dengan kedua tanggan nya,
Kenzo dan viola sedang makan bersama di meja makan ruang mereka yang besar, namun hanya dua orang yang makan di sana, viola merasa sangat marah melihat Kenzo yang pagi pagi seperti ini sudah keramas,
Padahal malam nanti mereka akan berangkat untuk honeymoon, " mas, nanti malam kamu jangan pulang kelamaan atau nginap di rumah Risa itu ya mas " ucap viola,
" Viola kamu harus nya paham, kamu sama Risa itu sama sayang, " ucap Kenzo dengan sangat lembut, dan dia sama sekali tidak membentak viola,
Viola menatap nya sendu, hati viola bergetar " aku cinta sama kamu mas, maka nya aku kerja kamu dan aku selalu melakukan apapun asal aku bisa sama kamu " menatap Kenzo
" tapi aku ngak tau viola, aku ngak tau apakah perasaan itu masih ada, atau sekarang sudah sepenuhnya ada di Risa, " isi hati Kenzo
" mas? " menatap Kenzo yang terdiam,
" aku berangkat kerja dulu ya, kamu jangan nunggu aku nanti kalau pulang nya lama, tiket kita jam sepuluh kan? "
Viola menatap Kenzo dan mendekati nya, dia memperbaiki kerah baju Kenzo dan juga dasi nya " Iyas mas, dan ya kita harus membawa Risa walau dia ngak mau, karena ayah pesan tiga tiket mas " menatap Kenzo,
" baiklah, kalau gitu kita pesan berapa kamar? tiga atau dua? " menatap Viola,
" mas?! " viola membulatkan mata nya, seolah sangat marah
" kenapa? " bingung dan tentu saja masih dengan nada yang sangat lembut,
" kita cuman pesan dua kamar mas, kamu sama aku di satu kamar dan dilantai yang sama, sedangkan Risa dia di kamar yang beda dan juga lantai yang beda, udah lah mas males aku " masuk ke dalam kamar dan memberikan Kenzo sendirian,
Kenzo hanya diam saja, karena dia juga bingung, tak tau apa yang harus ia lakukan, dia keluar dengan keadaan yang diam dan tentu saja dia melihat Risa yang juga sedang bersiap dan mau berangkat,
Dia menatap Risa dengan sangat dalam, sehingga tanpa sadar dia tersenyum, ini bukan tentang pikiran atau pilihan, tetapi hati,
Risa juga sadar bahwa dia sedang di perhatikan oleh Kenzo, dia menatap nya dari jauh " apa perasaan ini? kenapa setiap menatap nya rasa nya nyaman dan tenang? padahal dia adalah pembunuh "
Kenzo mendekati Risa dan menatap nya " mungkin gak seharus nya aku bilang ini sama kamu, tapi.. " tak sanggup berkata kata
" tapi..? " jawab Risa dengan sangat lembut,
Kenzo menatap Risa dengan sangat dalam, seperti dia ingin memeluk Risa dan mengatakan isi hati nya " nanti malam kita akan.. "
" kita akan berangkat bertiga dan semua nya sudah di pesan, aku udah tau, jadi kamu ngak perlu bilang apa apa, kamu duluan ya " potong Risa ,
" kalau kamu ngak mau ikut ngak papa Ris, aku bisa bilang sama ayah " jelas Kenzo namun Risa sama sekali tidak mendengarkan nya,
Risa duduk di halte bus, dia menunggu bus sambil duduk dan termenung memainkan jari nya, dia bingung dengan dirinya sendiri, kenapa dia malah mau ikut, dan kenapa dia cemburu, padahal dari dulu perasaan ini sama sekali tidak ada, ada yang aneh dengan nya,
Sampai dikantor, Risa melihat Akbar yang sedang bicara dengan salah satu rekan kerja nya, dia menatap nya namun rasa nya beda saat dia menatap Kenzo,
Akbar yang sadar akan hal itu menatap Risa dan tentu saja dia langsung melangkah ke arah Risa " selamat pagi " ucap nya dengan senyuman di wajah nya,
Risa menatap Akbar " selamat pagi pak, bapak ngak pusing kan? " menatap Akbar yang sedang berdiri di hadapan nya,
Akbar mengingat kejadian malam itu, namun sangat sulit untuk ingat semua nya " maaf ya saya mabuk, tapi saya tau kok kalau kamu yang membawa saya " tersenyum seolah ada maksud di balik senyuman nya,
Risa ingat dengan apa yang dikatakan oleh Kenzo pagi ini, jadi dia ingin ijin sekarang, mungkin nanti Akbar ada urusan " begini pak, saya mau cuti mungkin kurang lebih dua hari pak " menatap Akbar,
Akane sepertinya ragu untukmu memberikan cuti karena Risa baru saja bekerja " baiklah saya akan berikan, dengan satu syarat yaitu, kamu harus tetap bekerja seperti biasanya, "
Risa tersenyum " tentu saja pak, saya akan tetap bekerja " masuk kedalam ruangan Akbar karena ada beberapa hal yang harus dia lakukan,
Tak terasa hari ini sudah sampai habis, dan malam sudah tiba, matahari sudah terbenam, Risa menatap Akbar yang sedang tidur di meja kerja nya, mungkin bukan sedang tidur tetapi tertidur,
Risa masuk dan mengambil jas Akbar yang ia letakan di salah satu sofa yang ada di dalam ruangan nya, lalu menutupi punggung Akbar, dan mengecil kan ac ruangan Akbar,
Namun saat Risa ingin pergi, Akbar seperti sedang berisik, jadi dia mendekatkan telinga nya ke arah mulut Akbar " jangan pergi ayah, jangan pergi, aku takutt... Ayah... " ucap Akbar,
Akbar membuka mata nya dan menatap sekitar dengan keringat yang sebesar biji jagung di kening nya, dia sangat cemas dan takut, satu satu nya orang yang ia lihat adalah Risa,
Ia menatap nya dan langsung memeluk nya, Risa juga tidak menolak karena keadaan Akbar saat ini sangat tidak memungkinkan untuk di tinggalkan sendiri,
...Happy reading guyss...
...jangan lupa like...