Menceritakan tentang Vela, gadis yang tiada karena di bunuh oleh orang yang telah membunuh kekasihnya. Ia terbangun di kehidupan sebelumnya, pada masa Dinasti Kerajaan. Ia seorang Putri Kerajaan bernama Tania, Putri lemah yang dibenci oleh ayahnya dan selalu disiksa oleh saudara dan ibu tirinya.
Putri Tania sangat membenci Raja Oberon, Laki-laki yang sudah lama akan dijodohkan dengannya, Tania dan keluarganya tidak bisa menolak perjodohan itu, karena Raja Oberon adalah Raja terkuat, terkejam, dan ialah Raja di atas para Raja. Namun, bagi Vela, Raja Oberon adalah orang yang sangat berarti dalam hidupnya.
Saat tiba-tiba Putri Tania (Vela) menerima Perjodohan nya dengan Raja Oberon, saat itulah semuanya berubah. Di mulai Tania yang membalas semua perlakuan ayah dan ibu tirinya, melalui kekuasaan yang diberikan Raja Oberon, dan munculnya orang-orang terdekat Vela.
#1 Fantasi series
#Kalau suka jangan lupa jejaknya❤
#*** Konten UwU tinggi ya
#1000% karya original
#Plagiat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salvador, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 30 : Pertunangan
Para tamu yang diundang Raja Atlas kemarin telah sampai, semuanya berkumpul di aula Istana Dalbert yang sudah dihias tidak terlalu simpel dan tidak terlalu mewah.
Bianca memasuki aula dengan mahkota kecil khas Putri Rajanya, dengan gaun panjangnya yang menjuntai ke lantai dan memperlihatkan bahu dan sedikit bagian dadanya.
“Semuanya ini Putri Mahkota ku, Namanya Bianca.” Ucap Raja Atlas memperkenalkan Bianca pada semua orang yang hadir.
Kebanyakan orang memang sudah mengenal Bianca, sebab para tamu yang di undang adalah Kerajaan tetangga dari Kerajaan Dalbert.
“Ah, dia sudah besar. Wajahnya masih seperti saat remaja dulu.” Puji Ratu Arcel, Ratu dari Kerajaan Zelover yang memang pernah bertemu dengan Bianca dulu.
“Erlin, kau bisa berkenalan dengan Putri Bianca, dia seumuran denganmu.” Ucap Raja Arvand, Raja Kerajaan Zelover.
Putri mereka, Putri Erlin hanya mengangguk dan tersenyum sekilas pada Bianca. Bianca hanya menanggapi dengan tersenyum kecil, ia benar-benar bersifat seolah calon Ratu yang berwibawa.
Sepasang suami istripun menghampiri mereka, “Ini Putri ke duamu, Atlas?” Tanya Raja Levaron ,Raja Kerajaan Arazor. Di sebelahnya ada istrinya, Ratu Gracel yang mengobrol dengan Ratu Miranda dan Ratu Arcel.
“Ya, Putriku dengan Ratu Miranda.” Jawab Raja Atlas.
“Jadi, di mana Putrimu dengan Cordelia?” Tanya laki-laki di samping Raja Levaron, Raja Artha bersama ke dua Putranya, Pangeran Axvel dan Pangeran Edward. Jika di tanya di mana Ratunya? Sudah tiada ketika melahirkan Putra ke dua Raja Artha, Pangeran Edward. Berbeda dengan Raja Atlas, Raja Artha dan Pangeran Axvel sangat menyayangi Pangeran Edward karena tidak sempat merasakan kasih sayang seorang ibu. Raja Artha pun sangat setia, ia tak mau menikah lagi karena sangat mencintai istrinya, bahkan tidak pernah memiliki selir.
“Dia sedang bersiap-siap.” Jawab Raja Atlas seadanya.
Tak lama datang pasangan yang merupakan pemilik acara hari ini, siapa lagi kalau bukan Tania dan Oberon.
Oberon memasuki aula dengan jubah khas Kerajaan Corvus berwarna biru gelap. Sementara di sampingnya ada Tania dengan gaun putih panjang di hiasi berlian biru megah, membuatnya serasi dengan Oberon.
Tania sendiri yang meminta gaunnya dihiasi berlian, tujuannya hanya untuk terlihat mewah, dengan senang hati Oberon mengabulkannya.
Acara pertunangan merekapun berlangsung, dengan pemasangan cincin indah dengan emas putih harta terbaik Kerajaan Dalbert di jari Tania dan Oberon. Awalnya Raja Atlas menolak menggunakannya karena kelak akan dipakai untuk perhiasan Bianca, namun jika Oberon yang menginginkan tidak ada yang bisa melarang.
“Selamat atas pertunangan Anda, Raja Oberon dan Putri Tania.” Ucap Raja Arvand seraya menjabat tangan Oberon memberi selamat, Oberon hanya mengangguk kecil.
“Kau benar-benar cantik, sama seperti ibumu saat muda dulu.” Ucap Ratu Arcel pada Tania membuatnya tersenyum, “Terima kasih.” Jawab Tania seadanya. Jujur saja Tania muak akan basa basi seperti ini.
“Namaku Putri Erlin, Putri Mahkota Kerajaan Zelover. Jika berkenan, aku ingin kita bisa mengobrol sebentar.” Ucap Putri Erlin sopan dan dengan senyum lebarnya yang Tania akui wajahnya memang cantik.
Tania mengangguk, ia dan Putri Erlin duduk di meja yang sudah di suguhi berbagai hidangan. Sementara Oberon masih menerima ucapan selamat dari para tamu.
Sekedar informasi, semua tamu yang hadir saat ini wilayahnya atas milik Oberon, jadi mereka semua tentu harus menjaga sikap di depan Oberon.
“Selamat, Raja Oberon. “ Ucap Raja Artha dan diikuti ke dua putranya yang sedikit menunduk di hadapan Oberon.
“Ya, Terima kasih telah hadir.”
“Jika aku boleh tau, kapan pernikahan kalian?” Tanya Raja Artha, “Belum pasti, tapi tidak disini. Kami akan menikah di Kerajaan Corvus.” Jawab Oberon, Raja Artha mengangguk mengerti.
Sedangkan, Tania sedikit menikmati pembicaraannya dengan Putri Erlin yang sepertinya mudah bergaul. Dari yang ia perhatikan jelas Putri Erlin mencoba dekat dengannya, wajar saja karena ingin membuat Kerajaannya di kenal baik.
“Bisa kami bergabung dengan pembicaraan kalian, para gadis?” Tanya Pangeran Edward, Tania dan Erlin menoleh dan mengangguk.
“Axvel.” Pangeran Axvel menjulurkan tangannya pada Tania berniat berkenalan, dari cara berkenalan saja sudah jelas bahwa ia tipe orang yang pendiam.
Tania hanya tersenyum canggung, “Turunkan tanganmu sebelum Oberon melihat.” Ucapnya, dengan segera Axvel menarik tangannya kembali, “Ah, maaf Putri Tania.” Ucapnya.
“Wah, pemandangan langka, Axvel ingin berkenalan dengan wanita.” Ucap Edward dengan wajah terkejutnya, Erlin yang mendengar itu terkekeh, “Memangnya kenapa?”
“Aku pikir dia penyuka sesama jenis.”
Axvel segera menatap tajam adiknya ini, terlihat mengerikan namun tidak bagi Edward, ia hanya tersenyum bodoh, “Haha.. Aku bercanda. Jangan terlalu serius.”
Axvel hanya memutar bola matanya malas, terserah apapun yang diinginkan Edward, asalkan adik kesayangannya itu bahagia.
“Hai, boleh aku bergabung?” Tanya Bianca, ia tidak ingin bersama para Ratu yang selalu membahas bagaimana tata krama Ratu yang baik.
“Tentu saja.” Jawab Tania langsung diiringi senyum manisnya, membuat Bianca bingung.
Apa dia mencoba bersikap akrab denganku? Batin Bianca percaya diri.
“Hmm, mana yang lebih tua di antara kalian?” Tanya Erlin menatap ke dua pangeran ini.
“Tentu saja Axvel, kami berbeda tiga tahun. Kau tidak lihat aku masih sangat muda seperti ini?” Ucap Pangeran Edward.
Erlin mengangguk, “Hmm, maaf sebelumnya. Apa kalian satu ibu?” Tanyanya.
“Ya, karena ayah kami tak memiliki seorang selirpun.” Jawab Edward.
“Raja Artha sepertinya sangat setia, sangat jarang sekarang ada Raja yang tak memiliki selir.” Ucap Tania, Pangeran Edward mengangguk, “Aku harap kelak agar bisa setia dengan satu permaisuri.” Ucapnya.
“Itu harus.” Sambung Axvel.
Erlin mengangguk menyetujui, “Jujur saja aku membenci selir ayahku. Ia bersifat seolah ingin menggantikan posisi ibuku sebagai Permaisuri.” Ucapnya.
“Hei, kalau selir seperti itu harus berhati-hati, karena bisa saja ia menggunakan cara kotor nanti merusak hubungan orang tuamu.” Ucap Tania.
Bianca yang sedari tadi menyimak merasa sedikit panas pada telinganya, bagaimanapun dulu ibunya adalah seorang selir dan ia lahir dari pernikahan yang tidak sah.
“Hmm, semuanya aku ingin bertemu ibuku dulu.” Ia bangkit dari duduknya, Erlin yang melihat itu mengernyit, “Di sini saja, untuk apa di tempat perkumpulan ibu-ibu itu.”
Bianca menggeleng, “Tak apa, ada yang perlu aku bicarakan.” Ia segera pergi.
Tania yang melihat itu diam-diam tersenyum miring,
Anak mantan selir itu sepertinya merasa tersinggung. Batinnya.
Tanpa Tania sadari ada Pangeran Axvel yang memperhatikannya.
“Apa kalian tau kenapa adikku segera pergi?” Tanya Tania, sontak mereka bertiga menggeleng.
“Kenapa?”
“Karena Bianca itu anak seorang selir.”
***
Hehe, maaf ya ga bisa up tadi malem, soalnya baru di ketik pagi ini, aku pikir stok part masih ada:))