Kalila Maizah, seorang gadis yang bercita-cita ingin menikah dengan seorang bule. Saat bermain Instagram, diberanda nya lewat unggahan seorang pengusaha bersama rekannya. Maizah yang pada dasarnya pecinta cowok ganteng langsung gercep mencari Instagram si bule ganteng yang ada di dalam unggahan itu.
Maizah tidak nyangka bahwa dia diikuti balik oleh bule itu! Bahkan dia minta untuk ditampar oleh temannya saking tidak percayanya.
Bagaimanakah kisah Maizah selanjutnya? Bagaimana dia bisa mendapatkan cita bule itu? Mampukah dia mewujudkan impian untuk menikah dengan bule?
Saksikan kisah nya dengan membaca cerita ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mawar Jk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 6
Maizah sudah dapat kabar dari kekasihnya jika mereka sudah sampai di Korea Selatan dengan selamat. Rencananya mereka dua hari di sana sebelum baik lagi ke Inggris, London.
Dengan status baru sebagai kekasihnya Arvid, Maizah tak hentinya di goda oleh teman-temannya. Tak sedikit dari mereka yang minta pj, apalagi setelah Citra dan Putri yang pamer mendapatkan pj dari Arvid, semakin inginlah mereka.
Seperti biasanya pulang dari kampus Maizah dan kedua temannya pasti akan langsung ke kos-kosan, kecuali jika mereka pulang cepat.
Pulang kuliah Maizah mencuci pakaiannya yang sudah menumpuk. Selama Arvid datang dia tak pernah mencuci pakaiannya.
Melihat pakaiannya yang sudah satu ember, Maizah berdecak pinggang dan menghela nafas. Mau dibawa ke laundry sayang duitnya. Ada yang sama gak sih?
Tak cukup satu jam Maizah sudah selesai melakukan pekerjaannya. Kini dia sudah berbaring dan berselancar di media sosial.
***
Di hari jumat Maizah menyelesaikan kelasnya hingga pukul sebelas. Rencananya setelah salat jumat dia akan pulang kampung lagi, dia harus memberikan oleh-oleh pada keluarganya yang merupakan amanah dari Arvid.
Setelah siap-siap dan akan berangkat Maizah mendapatkan paket. "Saya enggak pesan apa-apa pak," ujar Maizah pada kurir yang mengantar.
"Paket ini dari Korea Selatan dengan nama pengiriman Huan Arvid," ucap kurir itu membaca nama pengirim.
"Arvid? Kok gak bilang-bilang sih bikin kaget saja," batin Maizah dengan perasaan lega, dia kira di tipu gitu.
"Oh iya pak, itu nama pacar saya," ujar Maizah tersenyum tak enak.
"Oh, baiklah. Silakan tanda tangan di sini sebagai tanda penerimaan,"
Maizah segera menandatangani ketas tersebut dan mengucapkan terima kasih lagi pada sang kurir. Setelah kurir itu pergi Maizah berjalan ke depan kamar Citra.
Tok tok tok.
"Citra,"
"Iya, tunggu sebentar," Sahut Citra dari dalam sana.
Cklek.
"Loh, belum berangkat zah?" Tanya Citra yang mengira temannya itu sudah berangkat.
"Tadi udah mau berangkat tapi dapat paket dari Korea Selatan," Jawab Maizah seraya menunjuk pada dua kardus berukuran sedang.
"Dari Arvid maksudnya?" Maizah mengangguk menanggapi.
"Benar-benar yah pacar kamu itu zah," ujar Citra berdecak kagum menatap kedua kardus itu.
"Bantu angkat masuk ya, di buka dulu baru aku pulang," Citra mengangguk patuh.
"Aku panggil putri dulu,"
Citra memanggil Putri yang ada di sebelah kamarnya, sedangkan Maizah membuka pintu kamarnya yang sudah ia kunci tadi.
"Gila sih, Arvid benar-benar pria royal. Beruntung banget sih kamu zah,"
"Udah, ayo cepat bantu angkat," ujar Citra yang sudah siap mengangkat kardus itu.
Ketiganya mengangkatnya masuk ke kamar Maizah lalu duduk menghadap pada kedua kardus itu. "Yang ini lebih berat dari ini," Ujar Putri membandingkan dua dus itu.
"Ayo kita buka,"
Membuka kardus yang pertama, ternyata isinya beragam. Mulai dari makanan, minuman, dan coklat yang khas Korea Selatan.
"Aaaa aku boleh yah ambil satu pak mienya..."
"Boleh, satu orang ambil satu. Minuman sama cokelat juga," Ucap Maizah membuat kedua temannya memekik senang.
"Makasih banyak zah, semoga kamu sama Arvid langgeng terus," ucap Putri dengan tulus.
"Aamiin. Ayo kita buka yang dus kedua,"
Kardus kedua itu berisi pakaian, boneka, skincare, dan juga miniatur tradisional Korea Selatan. Hal itu membuat ketiga gadis itu memekik bahagia.
Maizah segera mengambil foto lalu mengirimkannya pada Arvid yang masih di Korea Selatan. Pria itu akan pulang malam hari.
'Makasih oleh-olehnya sayang'
Maizah tersenyum melihat pesannya lalu kembali beralih pada barang-barang tersebut. Membuka satu persatu pakaian dan juga boneka. Ternyata Arvid hanya membeli pakaian untuk kekasihnya saja.
Setelah memberikan bagian pada Citra dan Putri, Maizah memilih untuk di masukkan ke dalam tas. Itu yang akan dia bawa pulang.
Dirasa semuanya cukup Maizah dibantu membereskan semuanya lalu kembali bersiap berangkat. Dia sudah tebak jika akan kejebak macet, tapi tak apa.
"Aku berangkat ya," pamitnya pada kedua temannya.
"Iya hati-hati,"
"Kabarin kalau udah sampai ya,"
"Siap,"
***
Maizah sampai di rumah dengan selamat. Adiknya, Lily, menyambutnya dengan riang bersama sepupunya. Apalagi sudah tahu jika dia membawa oleh-oleh dari Arvid.
"Assalamualaikum,"
"Waalaikumussalam, banyak banget zah," ujar Melati.
"Iya ma," Maizah mencium punggung tangan kedua orang tuanya secara bergantian lalu mencium punggung tangan Nenek Kakeknya dan terakhir mencium punggung tangan Tantenya.
Barang bawaan Maizah di angkat masuk. Semuanya duduk di ruang keluarga menunggu Maizah membukanya.
Maizah membukanya satu persatu. Yang paling semangat adalah Lily dan juga Lisa. Kedua remaja itu berbinar melihat banyak cokelat.
"Sudah pisah untuk kamu?" Tanya Melati seraya melihat banyaknya barang.
"Iya, Maizah ada simpan di kosan jadi ini semua untuk orang rumah," Jawab Maizah seraya mengeluarkan semua oleh-oleh dari Arvid ke atas karpet.
"Ini parfumnya satu orang satu ya. Aku sudah hitung pas untuk semuanya," ucap Maizah mengangkat satu parfum untuk di perlihatkan.
"Kak, ini bonek untuk kita?" Tanya Lily seraya memeluk boneka bentuk kelinci.
"Iya, bonekanya ada dua. Satu orang satu," Lily dan Lisa memekik senang seraya memeluk boneka yang sudah di pilihnya.
Kehebohan itu terjadi cukup lama hingga semuanya sudah dibagi rata. Maizah tersenyum melihat keluarganya yang bahagia mendapatkan oleh-oleh dari luar negeri.
"Kalian sudah pacaran ya?" Tanya Dahlia membuat Maizah tersenyum malu.
"Beneran zah?" Tanya Melati dengan semangat.
"Iya," Jawab Maizah dengan pelan.
"Gak papa kan?" Tanyanya seraya menatap keluarganya.
"Gak papa kok, yang penting tau batas," ujar Akhdan dengan nada tenang.
"Iya benar, yang penting tahu batas," Balas Nenek Faridah.
"Coba cokelat yang ini mah, enak banget," seru Lily menyuapi cokelat pada Melati.
"Itu cokelat dari Inggris," ujar Maizah.
"Nanti sampaikan ucapan terima kasih kita ya sama pacar kamu,"
"Iya ma,"
Karena sudah sore Dahlia harus pulang ke rumah memasak. Saat hendak keluar dia dilihat oleh tetangga depan rumah, Daia.
"Dari belanja di mana nih," ucap Daia.
"Enggak belanja, ini oleh-oleh dari pacar Maizah," Jawab Dahlia enteng.
"Maizah punya pacar?"
"Iya, pacarnya dari Eropa, Inggris. Orang baik sopan dan royal," Jelas Dahlia dengan nada bangga.
"Wah jauh banget," ucap Daia takjub.
"Iya, ini oleh-oleh dari sana, ada juga dari Singapura dan Korea. Sudah dulu ya, saya mau pulang memasak," Pamit Dahlia.
"Iya-iya,"
Saat Dahlia pergi Romlah datang menghampiri Daia.
"Ada apa?" Tanyanya langsung.
"Oh itu, Maizah punya pacar bule. Di kasih oleh-oleh yang banyak," Jawab Daia.
"Bule? Gak bohong tuh? Dapat dari mana dia,"
"Lah mana saya tau,"
"Ck,"
"Kenapa? Takut kalah saing? Banyak banget kayaknya oleh-oleh pacar Maizah. Dahlia aja dapat satu kantor besar. Itu semua dari Inggris, Singapura dan Korea," ucap Daia memanas-manasi Romlah.
"Ck, pacar Melani juga bisa kali," Ucapnya membanggakan pacar putrinya lalu pergi tanpa pamit.
Daia menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Romlah. Itu sudah menjadi rahasia umum di kampungnya. Daia pun masuk ke rumahnya kembali.
Tbc.
^^^Mawar Jk^^^