Mars Untuk Kejora

Itulah sebabnya, Venus meminta bantuan temannya. Untuk mencari info, siapa pria yang menjadi kekasih gelap Monica. Lalu membayar pria tersebut, untuk membawa kabur wanita jalangnya di hari pernikahan Mars dan Monica. Dan jangan tanya, berapa besar uang yang harus di keluarkan oleh Venus untuk pria tersebut. Yang pastinya sangat banyak, setara dengan harga sebuah mobil mewah.

Dila dan Aiden mendengarkan semua penjelasan Venus, lalu menghela napas mereka.

"Kenapa kau, tidak membicarakan semua ini pada kami?" Dila mengusap wajah putrinya. "Kalau Mars tahu, kau yang ada dibalik hilangnya Monica. Kakakmu itu akan marah besar padamu."

"Tidak papa Mom, biar saja Mars marah padaku. Aku tidak peduli! Lebih baik Mars marah, dari pada aku melihat saudara kembarku hidup bersama dengan ular betina." Ucap Venus, dengan penuh keyakinan.

Dila dan Aiden saling menatap, dan saling tersenyum penuh arti. Mereka bahagia, melihat betapa besar rasa sayang Venus pada saudara kembarnya.

"Mom, masih bingung. Kenapa Monica mau pergi dengan pria itu?" tanya Dila, yang masih belum memahami semuanya.

"Lebih tepatnya pergi terpaksa." Sahut Venus. "Entah pria itu menggunakan cara apa, tapi seperti yang Mom dan Dad lihat. Monica kini sudah pergi." Venus tersenyum penuh kemenangan.

Aiden dan Dila hanya menggelengkan. Aiden kemudian menatap tajam, pada pria yang menjadi tangan kanan putranya.

"Tom, kenapa kau memberikan semua info hanya pada Venus? Kenapa kami tidak diberitahu? Dan kenapa kau justru lebih setia pada Venus, dari pada Mars." selidik Aiden.

"Itu .... " Tom bingung harus menjawab apa, masa dirinya mengatakan kalau ia mencintai putri tuan Aiden.

"Dad, apa kau lupa? Tom itu sahabat aku, sebelum menjadi tangan kanan Mars." Ucap Venus. "Makanya, Tom lebih setia padaku dari pada Mars. Benarkan, Tom?" Venus menatap sahabatnya.

"I-iya, tentu saja Nona." Tom menundukkan kepalanya.

Dila memperhatikan Tom, dan Venus secara bergantian. Lalu menggelengkan kepalanya. Dila merasa sangat heran, kenapa putrinya tidak bisa melihat jika Tom tertarik padanya. Namun saat ini bukan waktu yang tepat, untuk membicarakan Venus dan Tom. Karena ada hal yang masih mengganjal di pikiran Dila

"Venus, apa kau yang membuat Kejora masuk ke dalam ruang VVIP?" Selidik Dila, karena ia sangat yakin ruangan itu dijaga para pengawal. Dan pengawal mereka, tidak akan mengijinkan orang lain masuk ke dalam ruangan tersebut. Kecuali ada anggota keluarga yang mengijinkannya.

Venus hanya tersenyum, lalu menganggukkan kepalanya.

"Venus ... " Aiden menggelengkan kepalanya, saat tahu putrinya ternyata sudah mempersiapkan semuanya. Di mulai dari hilangnya Monica, dan Kejora yang akhirnya menikah dengan Mars. Aiden merasa telah menyepelekan putri kesayangannya itu, karena ternyata putrinya itu sangat pintar bersandiwara dan pintar mengatur strategi. "Kenapa kau membuat, gadis itu menikah dengan Mars? Kau dan Mom mu sama saja! Membiarkan seorang wanita yang tidak tahu apa-apa, masuk ke dalam kehidupan Mars." Ketus Aiden.

"Kenapa kau jadi menyalahkan aku? Putrimu yang berbuat, kenapa aku juga kena?" Protes Dila.

"Karena kau juga menyetujui pernikahan Mars dan Kejora." Aiden mendengus kesal. "Apa kalian tidak kasihan pada gadis itu? Mars pasti akan membuatnya susah." Ucap Aiden, dengan kesal. Itulah mengapa Aiden menolak permintaan Mars, untuk menikah dengan gadis itu. Bukan karena gadis itu orang miskin, dan status sosial mereka berbeda. Tapi karena Aiden, tidak ingin. Nasib gadis itu menderita di tangan Mars putranya.

Setelah mendengarkan perkataan Aiden, hati Dila di penuhi oleh perasaan bersalah. "Mom tidak berpikir sampai ke sana." Lirih Dila, membayangkan kembali bagaimana Mars selalu menghukum Kejora.

"Mom, Dad. Kalian tidak perlu khawatir. Aku yakin Mars akan mencintai Kejora." Ucap Venus dengan penuh keyakinan.