Kyra terlahir sempurna meski dia tidak memiliki kehidupan yang sempurna.
Tumbuh menjadi gadis biasa membuatnya jauh bertalenta dari saudari-saudari tirinya yang penuh prestasi.
Kyra tumbuh sebagai gadis pemalu, pendiam serta lugu, tidak modis bahkan tidak mempunyai prestasi apa-apa.
Namun suatu hari takdir berkata lain dan mengubahnya menjdi berbeda, Kyra yang polos dan lugu berubah tiba-tiba menjadi gadis dewasa yang sempurna berkat adanya sebuah sistem misterius yang diperolehnya secara tak terduga.
Mampukah Kyra mencapai tujuan hidupnya oleh bantuan sistem misterius yang dia dapatkan itu ?
Mari kita saksikan setiap episodenya ya 🤝
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Datangnya Kelompok Orang
Kyra sudah berdiri lama di dekat pintu masuk supermarket, dan hampir lima jam, keadaan supermarket masih sepi.
Belum ada tanda-tanda akan adanya pembeli buah yang datang ke supermarket ini.
"Kenapa sejak dari tadi, belum ada pembeli buah yang datang kemari ?" tanya Kyra.
Kyra menoleh ke arah nenek Sarah yang duduk dibelakang meja kasir dan tertunduk mengantuk.
BRAK !
Tiba-tiba pintu supermarket terbuka keras, datang sekelompok orang berpakaian serba hijau.
Kyra tersentak kaget ketika melihat kedatangan orang-orang itu ke dalam supermarket milik nenek Sarah.
Orang-orang berpakaian serba hijau lalu menghancurkan rak-rak kosong supermarket lalu berteriak lantang.
Brak ! Bruk ! Brak !
Rak-rak kosong hancur berserakan diruangan supermarket.
"HAI, NENEK TUA !" teriak pria berkacamata hitam.
Nenek Sarah yang tertunduk mengantuk itu seketika itu juga terjaga bangun.
"Eh, iya !?" sahutnya lalu bangkit berdiri dengan ekspresi terkejut kaget.
Sekelompok orang berpakaian serba hijau berdiri tegak dengan pongahnya, menghadap lurus ke arah nenek Sarah dengan sorot mata tajam.
"Kami akan menagih uang pajak keamanan disini, sudah waktunya untuk membayarnya", kata pria berkacamata hitam.
Tampak raut wajah nenek Sarah ketakutan dan pucat ketika orang-orang berpakaian serba hijau itu mengancamnya.
"Ta-tapi aku masih belum ada uang untuk membayarnya, bagaimana kalau ditangguhkan pembayarannya bulan depan saja, bos", kata nenek Sarah.
"Tidak bisa ! Kau sudah menunggak cukup banyak, bahkan uang yang kemarin juga belum kamu bayarkan sampai pembayaran bulan ini !" sahut pria berkacamata hitam.
"Tapi, bos..., sungguh, aku belum bisa membayar tagihannya sekarang, dan kau tahu kalau keadaan supermarket milikku sedang sepi", kata nenek Sarah.
"Aku tidak peduli itu !" teriak pria berkacamata hitam.
"Tolonglah, mengerti keadaanku, aku benar-benar tidak memiliki uang sekarang ini, bos Walid", ucap nenek Sarah.
BRAAAK... !
Seorang dari kelompok berpakaian serba hijau itu lalu melemparkan bangku ke arah meja kasir.
Sedetik saja, Kyra bergerak cepat ke arah meja kasir, menghadang laju lemparan bangku ke arah meja yang hampir mengenai nenek Sarah.
"Уца џьаҳанымҟа...!" ucap Kyra.
Seketika muncul cahaya dari arah Kyra, cahaya mirip perisai pelindung yang menyelubungi dirinya dari hantaman bangku yang datang ke arah dirinya.
Kyra melemparkan bangku yang bergerak ke arahnya.
BRAK !!!
Sekelompok orang berpakaian serba hijau itu terperangah kaget, saat melihat bangku yang dilemparkan oleh mereka tadi, hancur berkeping-keping menghantam ke lantai supermarket.
"Di-dia kuat sekali !?" ucap mereka gemetaran.
Kyra menatap tajam ke arah sekelompok orang berpakaian hijau lalu berjalan mendekat.
""Уца џьаҳанымҟа...!" ucapnya cepat.
Sebuah payung berenda muncul ditangan Kyra, diputarnya payung itu ke arah depan.
Plak ! Plak ! Plak !
Dalam sekejap saja, sekelompok orang berpakaian serba hijau itu jatuh tergeletak ke lantai ruangan setelah Kyra menghajar mereka.
Tinggal seorang pria berkacamata yang berdiri sendirian di depan Kyra.
Kyra mengarahkan payung miliknya ke arah pria tersebut tanpa berkata apa-apa.
"A-aku tidak bersalah apa-apa...", ucap pria itu panik ketika Kyra melangkah ke arahnya.
Tap... Tap... Tap...
Kyra terus melangkah mendekat ke arah pria berkacamata hitam sembari mengarahkan payung berenda hitam miliknya ke depan.
"Ak-aku hanya menjalankan tugasku saja...", ucap pria itu yang berjalan mundur.
Dilihatnya anggota kelompoknya telah jatuh tumbang dan merintih kesakitan.
"Hai, kalian ! Kenapa kalah dengan seorang perempuan ! Bangun ! Lawan dia !" kata pria berkacamata kepada anak buahnya yang terkapar dilantai supermarket.
"Aduh... ! Aduh... ! Aduh... !" terdengar suara erangan dari anak buah pria berkacamata hitam seusai Kyra menghajar mereka tadi.
"Hai, kalian ! Bangun !" teriak pria berkacamata hitam panik.
"Uhk... Uhk... Uhk...", erang sekelompok orang yang terkapar sambil mengaduh kesakitan.
Namun, tak seorangpun yang bangun dari atas lantai ruangan supermarket, mereka meraung kesakitan setelah Kyra menghajar mereka habis-habisan.
"Tu-tunggu ! Sabar... !" ucap pria itu mencoba menenangkan Kyra.
Kyra terus mengintimidasi pria berkacamata hitam di depannya sembari terus berjalan menghampirinya.
Pria itu semakin gelisah saat Kyra mendekati dirinya, wajahnya tegang saat gadis berusia delapan belas tahun itu melangkah ke arahnya sembari mengarahkan payung berenda hitam miliknya ke arah pria itu, membuat salah satu laki-laki dari kelompok berpakaian hijau itu hilang nyalinya.
Tap... Tap... Tap...
Kyra terus melangkah maju seraya mengarahkan payung miliknya ke arah pria itu.
Sret !
Laki-laki berkacamata hitam dari kelompok tadi, terhenti langkah kakinya dan berdiri diam di depan salah satu dinding ruangan supermarket.
Terdesak sehingga laki-laki itu tidak dapat berkutik maupun bergerak sedikitpun dari desakan payung berenda milik Kyra yang mengarah ke arahnya.
"Tu-tunggu ! Jangan sakiti aku !" pintanya gelisah.
Kyra teringat kalau dia masih membawa uangnya yang tersimpan di dalam tas, diambilnya uang miliknya itu dari tas yang dibawanya saat dia datang ke dunia nenek Sarah.
"Jangan pernah datang kesini lagi ! Kau mengerti !" ucap Kyra dengan tatapan dinginnya sembari melemparkan segepok lembaran uang kepada pria di hadapannya. "Ambil uang ini !" sambungnya.
Pria itu menangkap uang pemberian Kyra dan menatap takut.
"Pergi dari sini !" kata Kyra.
"I-iya..., ba-baik...", sahut laki-laki berkacamata gugup seraya mengangguk takut.
"Berjanjilah untuk tidak pernah kemari lagi atau kau akan merasakan akibatnya ! Mengerti !" kata Kyra sembari menatap tajam.
"Ba-baik !!!" sahut pria itu.
"Bawa semua anakmu pergi dari sini sebelum aku benar-benar mematahkan seluruh tulang rusuk kalian !" kata Kyra.
"Ya, ya, ya...", sahut laki-laki berkacamata hitam mengangguk panik.
"Sekarang pergilah cepat dari hadapanku !!!" kata Kyra dengan suara tinggi.
Laki-laki itu tertegun diam dan bersandar di dinding ruangan supermarket dengan berkeringat dingin.
Wajahnya pias memucat saat Kyra memintanya pergi dari supermarket ini dan membawa serta anak buahnya dari sini.
"PERGI CEPAT !!!" teriak Kyra lantang.
Tergesa-gesa laki-laki dari kelompok orang berpakaian hijau itu bergerak cepat sembari berteriak kepada anak buahnya yang terkapar tak berdaya di lantai supermarket.
"Hai, kalian ! Cepat pergi dari tempat ini !" teriaknya lantang.
"Ba-baik, bos...", sahut mereka berbarengan sembari mengerang kesakitan.
"Ayo, cepat ! Cepat ! Pergi dari sini !" ucap laki-laki berkacamata memerintah mereka.
Tampak sekelompok orang berpakaian hijau beranjak bangun dari atas lantai ruangan supermarket, sembari merintih kesakitan sehabis dihajar oleh Kyra.
Mereka lalu berjalan terhuyung-huyung seraya memegangi badan mereka yang sakit.
Sebagian dari muka mereka lebam-lebam serta memerah saat orang-orang berpakaian serba hijau itu berjalan keluar dari supermarket.
Sedetik kemudian, sekelompok orang berpakaian hijau itu lari tunggang langgang meninggalkan supermarket.
Kyra masih berdiri diam sambil menatap lurus ke arah luar ruangan supermarket ketika sekelompok orang-orang tadi pergi.
"Te-terimakasih, nak...", ucap nenek Sarah.
Kyra memalingkan mukanya ke arah nenek Sarah.
Terlihat nenek Sarah berdiri gemetaran dengan wajah pucat pasi di dekat rak dagangannya yang hancur oleh ulah orang-orang tak bertanggung jawab tadi.
"Maaf, telah merepotkanmu, nak...", ucap nenek Sarah.
Tiba-tiba nenek Sarah jatuh lemas hingga bersimpuh di dekat rak buah yang rusak.
"Bu Sarah !" panggil Kyra panik.
Kyra segera berlari menghampiri nenek Sarah dan membantunya berdiri.
"Bertahanlah, bu !" ucap Kyra cemas.
"Aku baik-baik saja...", sahut nenek Sarah.
"Biar aku membantumu berjalan ke kursi itu", kata Kyra sembari memapah tubuh nenek Sarah menuju ke sebuah kursi panjang.
Kyra menolong nenek Sarah agar dia berbaring disana.
"Aku akan menutup supermarket ini, berbaringlah dulu disini, bu Sarah", ucap Kyra.
Kyra bergegas berjalan ke arah depan supermarket kemudian menutup semua jendela kaca yang ada di toko itu dengan rolling door.
Seluruh supermaket telah tertutup rapat dan giliran bagi Kyra untuk menutup pintu supermarket serta menguncinya dari dalam.
"Selesai sudah...", ucapnya sambil menepuk kedua telapak tangannya yang berdebu.
Kyra kembali berjalan ke arah nenek Sarah yang terbaring di atas kursi panjang lalu duduk di bangku kecil yang diberikan oleh nenek Sarah kepadanya tadi.
"Apa anda baik-baik sekarang ?" tanya Kyra.
"Ya..., aku agak kaget tadi, mungkin faktor usia yang membuatku merasa lemas seperti ini...", sahut nenek Sarah.
"Aku akan ambilkan anda minuman", kata Kyra lalu bergegas pergi.
Selang beberapa saat, Kyra kembali sembari membawa segelas air minuman untuk nenek Sarah lalu memberikannya.
"Minumlah dulu, agar tenang, bu Sarah !" ucapnya.
"Terimakasih, nak Kyra", kata nenek Sarah sehabis menenggak minumannya.
"Sama-sama, bu Sarah", jawab Kyra. "Beristirahatlah sejenak sampai keadaanmu membaik, bu Sarah !" sambungnya.
Nenek Sarah hanya mengikuti nasehat Kyra dengan kembali berbaring di atas kursi panjang, seraya merebahkan dirinya di atas sana sedangkan Kyra duduk di dekatnya, menemani nenek itu dengan penuh perhatian.
selamat akhirnya bisa juga, nih thor...
semangat ya... 👍💪