"apa kau bercanda!! aku tidak bisa berpedang!! aku hanya seorang gadis pembuat roti!! mengapa aku terjebak bersama pria asing seperti mu!! sungguh merepotkan ku!"
aku sungguh menyesal berjalan mencari sumber suara yang membuat ku penasaran. ternyata suara itu berasal dari pertarungan yang terlihat tidak adil. satu lawan sepuluh bukan kah benar benar tidak adil.
tapi walaupun begitu aku mana bisa membantu nya. aku bukan wanita kuat yang tangguh dan mampu berpedang.
aku hanyalah seorang pembuat roti di salah satu kedai roti yang ada di pusat kota kekaisaran Amberland.
"tidak aku tidak bisa membantu mu!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam hari di jalan pulang
Malam yang cerah di jalan pinggir hutan Marlon lebih tepat nya jalan sepi yaang menghubungkan jalan antara istana kekaisaran Amberland dengan kediaman Clarksville di bagian selatan kekaisaran. Di sana terlihat sedang terjadi keributan. Beberapa pengawal Darren dan juga para bandit bertubuh besar kini sedang baku hantam.
Para bandit tersebut menghadang kereta kuda milik bangsawan kaya yang sedang melintasi hutan sepi tersebut. Namun bukan Darren dan para pengawal yang menjadi tujuan mereka. Namun seseorang yang berada di dalam kereta kuda tersebut yang saat ini mereka incar.
Pasal nya para bandit dengan tampang yang menyeramkan itu berkali-kali berusaha mendekati dan juga menerjang ke arah kereta kuda di mana Sofia yang saat ini berada.
"brengsek!! Menjauh dari kereta kuda milik ku!!" teriak Darren yang kini mengayunkan pedang nya ke arah leher salah satu bandit dan tanpa bisa menghindar bandit tersebut kehilangan nyawa nya.
"kami tidak ada urusan nya dengan mu!" teriak salah satu dari bandit tersebut dan mengayunkan kapak besar nya ke arah Darren dan dengan cepat Darren menangkis serangan tersebut.
Akibatnya kereta kuda yang sedang berhenti itu berguncang dan membuat Sofia juga ikut berguncang di dalam nya.
"apa yang mereka lakukan di luar kenapa mereka mengguncang kereta kuda ini! Benar-benar membuat ku mual saja!" gumam Sofia yang ingin membuka jendela kereta kuda tersebut dan melihat apa yang terjadi.
Ternyata para bandit dengan tubuh besar dan menyeramkan sedang menyerang kereta kuda yang saat ini dia tempati.
"apa yang mereka cari!! Darren tidak membawa hartanya saat ini!!". Gumam Sofia terlihat sedikit khawatir melihat keberingasan para bandit tersebut.
dari jendela tersebut terlihat Darren dan beberapa pengawal menghadapi para bandit tak kalah sadis. Apalagi Darren terlihat seolah-olah sedang melampiaskan amarah nya pada mereka.
Namun satu bandit ternyata lolos dari pengawasan Darren. Bandit dengan tubuh yang tak begitu besar kini mencoba membuka pintu kereta kuda tersebut. Sementara Sofia menahan pintu itu dari dalam agar tidak terbuka.
"buka pintu nya jalang!! Biarkan aku membunuh mu!!" teriak bandit tersebut. Namun Sofia hanya diam dan masih mempertahankan diri.
Tak habis akal bandit tersebut kini menusukan pedang nya ke arah pintu kayu kereta kuda tersebut. Dan membuat Sofia terkejut. Untung saja wanita itu bisa menghindari pedang tersebut.
"brengsek!! Apa yang kalian inginkan!!" Sofia kesal dengan apa yang di lakukan oleh bandit itu.
"kami menginginkan diri mu! Segera lah keluar dari dalam sana jalang!!"
"dalam mimpi mu pria sialan!!"
Mau tak mau Sofia melepaskan tangan nya dari pintu kereta kuda dan dengan sekuat tenaga Sofia menendang pintu tersebut dengan kedua kakinya sehingga membuat bandit tersebut terkejut dan jatuh ke tanah akibat tendangan kuat dari Sofia yang saat itu memakai sepatu boots hak tinggi.
Akibat tendangan tersebut pintu kereta kuda rusak dan tak bisa di tutup lagi. Dan saat melihat wajah Sofia para bandit tersebut semakin bersemangat untuk menyerang Sofia.
Melihat Darren yang masih sibuk dengan para bandit begitu juga para pengawal, Sofia keluar dari kereta kuda dan mengambil pedang yang tadi di gunakan salah satu bandit yang tergeletak di tanah dan mengayunkan nya ke arah bandit yang tadi terjatuh di tanah akibat tendangan nya.
Crash!!!
Sofia berhasil membunuh satu bandit yang terlihat lengah. Tak sampai di situ melihat Sofia yang membunuh salah satu anggota mereka, gerombolan bandit itu kini berlari ke arah Sofia dan berusaha menyerang nya.
"Sofia!!!" teriakan Darren yang kini sudah berlari ke arah Sofia dan membunuh satu persatu dari bandit tersebut seperti orang kesetanan.
Ternyata bukan kereta kuda atau pun harta yang di miliki Darren yang di incar oleh para bandit tapi Sofia. Lihat lah mereka berbondong-bondong mencoba menyerang Sofia dan menggapai wanita tersebut. Tapi Darren dapat mengatasi nya.
Seorang pria yang sudah terjun ke Medan perang sejak menginjak usia 13 tahun. Darren adalah mesin pembunuh yang di ciptakan oleh kaisar dengan amarah dan juga dendam yang besar. hanya sekumpulan bandit tidak akan menghalangi atau pun membunuh Darren.
Namun itu dulu, ketika pria itu belum memiliki Sofia di sisi nya. Pria itu bahkan tidak takut mati jika para musuh nya menghadang. sekarang lain, entah kenapa Sofia menjadi titik terang dalam hidup nya yang gelap gulita.
Tapi Darren masih saja belum bisa mengungkapkan perasaan nya kepada Sofia. Yang Darren tau perasaan tersebut tidak perlu di ungkapkan hanya perlu di tunjukan. Tapi suatu hari nanti pemikiran Darren mungkin akan membawa nya ke situasi yang sulit.
"DARREN AWAS!!" teriak Sofia saat salah satu bandit mencoba menyerang Darren dari belakang. Dan sekali lagi Darren menghindar dan langsung menebas kepala bandit terakhir itu.
Yah. Para bandit tersebut sudah tergeletak di tanah dan tak bernyawa dengan genangan darah.
Setelah itu Darren berlari ke arah Sofia dan memeriksa keadaan wanita itu.
"kau tidak apa-apa? Apa ada yang terluka? Kata kan pada ku Sofia!" tanya Darren yang kini sudah menangkup kedua pipi Sofia dengan tangan yang penuh darah.
"tenanglah Darren. Aku baik-baik saja. Dan lihat lah kau membuat wajah ku di penuhi darah". Jawab Sofia sambil cemberut.
"bagaimana dengan mu apa kau baik-baik saja? Oh lihat lah tangan dan wajah mu terluka! Ayo Darren kita harus segera pulang dan mengobati luka-luka mu!"
Sofia sudah terlihat seperti seorang ibu yang sedang mengkhawatirkan keadaan anaknya. Wanita itu kini menarik tangan Darren ke salah satu kuda yang tadi di tunggangi oleh pengawal dan menyuruh pria itu untuk naik ke atas nya.
"naik lah. Lebih baik kita menunggangi kuda dari pada naik kereta kuda yang sekarang sudah rusak akibat orang-orang bodoh itu!".
Darren yang mendengar perintah lucu dari Sofia, tersenyum hangat ke arah wanita itu dan tiba-tiba Darren malah mengangkat tubuh Sofia ke atas kuda.
"Darren apa yang kau lakukan!!"
"pulang bersama mu!" jawab Darren yang kemudian ikut naik ke atas kuda yang sama dan tepat berada di belakang tubuh Sofia.
Sofia menoleh ke belakang dan melihat Darren dengan kesal.
"apa yang kau lakukan! Aku bisa menunggangi kuda sendiri. Lagi pula masih ada kuda yang lain!"
Tapi..
Cup!!
Darren malah kembali mengecup bibir Sofia dengan tenang. Tanpa memikirkan reaksi Sofia yang kini bertambah kesal. Dan memalingkan wajahnya menatap ke depan.
"Darren Clarksville!! Apa sekarang hobi mu mencium wanita tanpa bertanya atau meminta ijin!!"
"kenapa aku harus meminta ijin nyonya Grand duchess Sofia Clarksville? Dan aku pikir mulai saat ini itu akan menjadi hal favorit ku!" balas Darren namun terdengar pelan dan berat di kalimat terakhir nya.
"apa maksud mu tuan mesum!!"
"tidak ada Sofia. Aku hanya lega kau baik-baik saja". Ucap Darren yang kini sudah menyenderkan kepalanya di bahu Sofia. Dan kuda melaju di tengah malam menuju rumah.
Sementara itu di tempat lain. Di sebuah ruangan kerja Seorang bangsawan.
"tuan para bandit itu gagal membunuh gadis pembuat roti itu. Mereka semua tewas di tangan Grand Duke Clarksville".
"sial dasar tidak berguna!! Percuma aku membayar mereka dengan mahal tapi hasil nya sampah!! Bagaimana aku bisa menjelaskan hal ini pada yang mulia!! Dia pasti akan marah padaku karena rencana membunuh gadis itu gagal!!".
Pria tersebut menatap tajam ke arah bawahan nya yang membawa kabar yang tidak dia inginkan.
"kau!! Perintah seseorang untuk tetap mengawasi gadis itu tanpa sepengetahuan Darren. Bila perlu kirim orang kita untuk memata-matai kegiatan gadis rendahan itu dan melihat kapan gadis itu berada jauh dari pandangan Darren!"
"baik tuan!" bawahan pria itu segera pergi dari ruangan tersebut. Dan kini hanya tertinggal pria dengan tatapan tajam itu yang sedang duduk di meja kerja nya.
"membunuh Arabella saja aku belum menyelesaikan nya. kini pria itu sudah menyuruh ku untuk membunuh gadis pembuat roti itu!"
aneh situ jd org,,