Lady Rosella Valencie Zhalaena de Santos adalah seorang putri bungsu dari Raja Aldrich Xavier de Santos dan Ratu Diona Gracelya Joxiel de Santos. Lady Rosella memiliki dua kakak laki-laki bernama
Leovarnost Ivandra de Santos Putra Mahkota dan Bryan Felix de Santos dengan bergelar pangeran kedua. Ketiga saudara itu telah diberkati ketampanan dan kecantikan tiada tanding di negeri Alaida negeri yang sangat terkenal modern dengan kekayaan rempah dan alam juga rakyat yang makmur.
Berbeda dengan kedua kakanya. Lady Rosella selalu dikurung di dalam kamarnya atas perintah Raja dan Ratu karna suatu alasan.Bukan karna mereka tidak menyayangi putri bungsu mereka tersebut tapi mereka seperti itu karna tidak ingin putri satu-satunya dalam bahaya karna kecantikannya yang bisa membunuh siapapun yang melihatnya kecuali anggota keluarga inti.
Lady Rosella terlahir spesial dengan kecantikan bak dewi dari para dewi bahkan dewi yunani pun kalah dengan kecantikannya. Tidak ada yang bisa menandinginya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rendi 20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Happy Reading
Sudah sebulan berlalu dan tepat hari ini adalah hari
penobatan pangeran gilbert sebagai putra mahkota kerajaan cahaya seluruh orang di kerajaan itu terlihat begitu sibuk dengan kegiatan masing-masing
Keadaan istana mulai begitu ramai dengan rakyat-rakyat yang mengisi halaman kerajaan untuk menyaksikan penobatan pangeran gilbert.
Duke harvey saat ini masih di dalam kamarnya tengah
bersiap-siap dibantu oleh beberapa pelayan
"Panggilkan matthias sekarang" titahnya yang langsung di angguki pelayan berlari memanggil tangan kanan tuannya itu.
Tak lamna matthias datang dengan tergesa-gesa karna tak ingin membuat sang duke menunggu apalagi ini hari penting semua orang sibuk untuk acara penobatan yang akan dilakukan pagi ini
"Salam kepada yang mulia duke harvey lucian frederick semoga dewa selalu memberkati" ucapnya setelah tiba sembari membungkuk
Duke harvey hanya membalas dengan anggukan singkat kemudian berbalik menatap dirinya di cermin untuk merapikan penampilannya
"Bagaimana apakah semua persiapan untuk penobatan sudah selesai, aku tidak ingin ada kekurangan sedikit pun"
Duke harvey menatap tajam ke arah pantulan matthias yang berdiri di depannya yang juga tengah menatapnya sedikit gugup Matthias yang mendengar itu kemudian mengangguk
"'semuanya sudah siap yang muliat dan tak akan ada
kekurangan sedikit pun untuk penobatan tinggal menunggu pangeran gilbert selesai bersiap-siap lalu penobatan akan dimulai" ucap matthias memandang sang duke
"Semua perdana menteri kerajaan juga telah sampai yang mulia dan rakyat juga telah memenuhi pekarangan istana" ucapnya kembali
Mendengar itu duke harvey berbalik menatap dingin matthias kemudian ia mengangguk lalu beranjak pergi
"Cepat ke kamar pangeran gillbert, periksa apakah pangeran telah selesai bersiap-siap" perintahnya pada salah satu pelayan disana lalu ia pun pergi ke arah aula di ikuti matthias di belakangnya
Sampai di aula terlihat sudah begitu sangat ramai orang yang datang duke harvey berjalan masuk ke ruangan luas nan mewah tersebut dan langsung di sambut oleh semua pasang mata dengan pandangan mata yang tak lepas sedikit pun darinya
Semua orang yang melihat kedatangan sang duke begitu terpesona dengan ketampanan yang dimiliki pria itu dengan tatapan memuja yang tak lepas dari wajah tampan itu
Bahkan para putri bangsawan dari perdana menteri tersebut sudah bisik-bisik karna begitu terpesona akan ketampanan sang duke
Mereka semua berharap sang duke akan menatap ke arahnya rara wanita bangsawan itu memang sengaja datang di setiap acara apapun yang di adakan di kerajaan karna tujuannya hanya ingin melihat duke harvey dan pangeran gilbert
Tapi tentu saja rata-rata diantara mereka memang lebih menggilai duke harvey karna ketampanan pria itu bak perwujudan asli seorang malaikat
Beberapa perdana menteri pun sudah sering menawari anak mereka untuk di nikahkan dengan sang duke tapi semuanya di tolak mentah-mentah
Tak hayal para wanita bangsawan itu tetap saja terus
mengejarnya berdandan secantik mungkin berlomba -lomba mencari perhatian duke harvey setiap ada kesempatan seperti ini
Kemudian pintu aula terbuka kembali menampilkan
pangeran gilbert yang telah ditunggu-tunggu dan membuat para wanita bangsawan itu kembali terpesona
Pangeran gilbert melangkah masuk di ikuti satu pengawal pribadinya pangeran gilbert saat ini telah lengkap menggunakan jubah kebesaran untuk acara penobatan tak lupa dengan gulungan kertas yang telah di ikat dengan tali emas di tangannya
Pangeran gilbert melangkah sampai ke singgasananya dan akan duduk tepat di dekat duke harvey yang tengah menatap dingin ke arahnya la pun tersenyum dan membungkuk ingin memberi salam tetapi cepat di hentikan karna suara sang duke yang begitu
mengintimidasi
"Hentikan kau akan menjadi putra mahkota sebentar lagi, hilangkan kebiasaan mu untuk menunduk lebih dulu padaku" ucapnya menatap tajam ke arah pangeran gilbert yang hanya dibalas anggukan kecil sembari tersenyum tipis
Untung saja hanya pangeran gilbert dan matthias yang
mendengar perkataan duke itu karna suasana yang begitu meriah sekarang
Tak lama salah satu perdana menteri yang jabatannya lebih tinggi dari perdana menteri lain melangkah ke atas menuju ke arah pangeran gilbert dan duke harvey yang saat ini suda duduk di singgasananya dengan sang duke yang berada di sebelah kanan hampir sejajar dengan kursi khusus untuk putra mahkota
"Salam kepada duke harvey, salam kepada pangeran
gilbert semoga dewa selalu memberkati" ucapnya sembari menundukkan kepala yang dibalas anggukan oleh keduanya
"Mohon maaf menganggu yang mulia apakah saya sudah bisa memulai acara penobatan ini" tanyanya sedikit gugup melihat tatapan tajam duke harvey yang menatap tepat ke arahnya
"Mulailah" pemilik suara itu sudah bisa ditebak dari siapa yang saat ini memasang ekspresi datar dan dingin setelah itu perdana menteri mengangguk lalu membalikkan badannya untuk mengumumkan jika acara akan di mulai sebentar lagi
"Tuan-tuan dan nyonya-nyonya yang telah hadir di acara penobatan saat ini ijin kan saya Alexandro Matthew selaku ketua perdana menteri kerajaan cahaya untuk memulai acara penobatan pangeran gilbert, atas izin yang mulia duke harvey lucian frederic saya akan mulai acaranya sekarang"
Nada suara pria yang berusia 50 tahunan itu sedikit berteriak agar semua orang yang hadir di aula itu mendengar perkataan tuan Alexandro suara tepuk tangan terdengar dari para orang yang hadir mereka semua tak sabar menantikan penobatan pangeran
gilbert
Pangeran gilbert kini disuruh melangkah maju dan
menyerah kan gulungan kertas yang sedari tadi ada di
genggamannya lalu kertas itu kemudian di ambil alih oleh alexandro selaku perdana menteri tertinggi dan dengan hormat menyuruh duke harvey maju untuk menempelkan stempel kerajaan
Setelah duke harvey memberi stempel di kertas itu ia kembali ke kursinya dan perdana menteri alexandro memberikan kertas itu kembali ke pangeran gilbert untuk dibaca di depan semua orang yang hadir
Sebelum itu ia kembali berteriak tapi dengan tetap
berwibawa mengatur kata-kata yang akan keluar dari
mulutnya agar disampaikan dengan baik
"Dengan hormat saya memanggil kembali yang mulia duke harvey untuk mengesahkan penobatan pangeran .gilbert"
Semua orang yang mendengar itu menatap duke harvey yang sedari tadi selalu menampilkan ekspresi dingin di wajahnya
Sang duke pun beranjak dari kursinya kembali menuju
kedepan untuk memberikan pedang khusus peninggalan sang ayah sebagai simbol takhta tertinggi untuk calon raja masa depan kerajaan cahaya
Pangeran gilbert menerima pedang itu dengan hormat
sembari menundukkan kepalanya sedikit dengan kedua tangan yang ia rentangkan kedepan untuk memapah pedang itu
Setelah itu duke harvey pun memberi penghormatan khusus untuk pangeran gilbert yang saat ini telah resmi menjadi putra mahkota dan di ikuti semua orang yang berada di aula tersebut
"Mulai sekarang kau sudah resmi jadi putra mahkota yang mulia jadi tugasmu akan lebih banyak dari biasanya aku harap kau tidak mengecewakan ku" ucapnya pelan tetapi terkesan tajam dan tersirat penuh arti
Mendengar itu tentu pangeran gilbert sedikit aneh karna dipanggil yang mulia oleh sang duke tetapi ia tetap tersenyum tipis dan mengangguk
"aku berjanji tak akan pernah mengecewakan mu yang mulia duke harvey" ucapnya begitu tulus karna ia memang tak ingin mengecewakan orang yang ia sangat sayangi itu
Duke harvey mengangguk kemudian berjalan kembali
ke tempatnya setelah itu perdana menteri alexandro
mempersilakan pangeran gilbert untuk membaca sumpah putra mahkota
Pangeran gilbert kemudian membuka gulungan kertas yang berada di tangannya sedari tadi lalu ia mulai membacanya dengan suara lantang
"Saya pangeran gilbert aloedy theodore atau putra mahkota kerajaan cahaya bersumpah atas nama dewa cahaya akan selalu mengabdi kepada kerajaan cahaya dan berjanji akan selalu berperilaku baik dan akan membuat rakyat kerajaan cahaya hidup semakin makmur tanpa merasa kekurangan sedikit pun saya akan selalu mendegar keluh kesah yang akan disampaikan rakyat kelak jika merasa kurang terhadap
kepemimpinan saya sekali lagi saya putra mahkota gilbert aloedy theodore bersumpah untuk selalu setia dan menjaga kerajaan cahaya sampai akhir hayat saya"
Sumpah yang dilakukan pangeran mahkota saat ini telah selesai dan ditutup dengan tepuk tangan oleh semua orang yang hadir mereka semua bersorak-sorak senang akhirnya kerajaan mereka memiliki putra mahkota lagi setelah sekian
lama
Setelah itu semuanya kemudian lanjut menikmati pesta yang berlangsung meriah dengan pangeran gilbert yang saat ini menuju ke balkon aula kerajaan tersebut untuk menyambut seluruh rakyat yang menunggunya di halaman kerajaan
gimana chap ini? too be honest aku gatau gimana proses pengangkatan putra mahkota karna aku pun ga pernah baca sebelumnya terkait itu aku bacanya about duches aja yg emng udah jadi putra mahkota makanya aku sedikit bingung maaf ya kalo ga masuk akal karna aku nulis sesuai isi pikiran ku aja semoga tetap masuk-masuk🎀