🥇Juara 1 YAAW Periode 2 2024 Genre Pria
🏅Juara Tema Kreatif 'Harem'
Elang menjadi pemuas nafsu para wanita dewasa semenjak SMA. Ia terpaksa melakukan itu demi bertahan di kehidupan ibu kota yang keras. Sampai suatu hari Elang mendapat pelanggan yang membuatnya terjebak dalam masalah besar.
Takdir membawa Elang harus menjadi guru les privat putri dari salah satu pelanggannya. Terlebih putri pelanggannya itu adalah sahabat kekasihnya Elang. Parahnya ketiga perempuan itu sama-sama jatuh cinta pada Elang.
Inilah cerita Elang. Petualangannya dalam menghadapi banyak wanita di hidupnya. Bagaimana kelanjutannya? Apa Elang membiarkan banyak wanita berlabuh di hatinya? Atau dia memilih melabuhkan hatinya hanya untuk satu orang saja.
*Genre : Harem.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 18 - Cowok Yang Sama
"Kenapa tertawa? Apa ada yang lucu?" tukas Leo.
Elang segera berhenti tertawa. Dia perlahan mendekatkan mulutnya ke telinga Leo. "Kau harus ingat, kalau cewek yang masih perawan melakukan hubungan intim untuk pertama kalinya, kadang milik mereka mengeluarkan darah. Jadi itu hal normal..." bisiknya.
Setelah berucap begitu, Elang pergi dari ruang vip. Dia sekarang berjalan menyusuri lorong menuju tangga.
Langkah Elang terhenti saat melihat kedatangan Rilly. Perempuan itu tampak tergesa-gesa.
"Bagaimana? Leo tidak membuat masalah kan?" tanya Rilly.
"Ya. Semuanya sudah selesai. Kau bisa pergi," jawab Elang.
"Kau mau pulang?" balas Rilly.
"Iya." Elang menjawab singkat. Dia berjalan melewati Rilly sambil memasukkan dua tangan ke saku celana.
"Kau tidak mau bersenang-senang dulu? Aku baru saja sampai," ajak Rilly.
"Enggak. Bye..." tanggap Elang sembari mengangkat salah satu tangan. Tanpa menoleh ke belakang untuk menatap Rilly.
Elang benar-benar langsung pulang. Saat keluar dari parkiran dengan motornya, dia melihat Dara masih ada di balkon. Sepertinya gadis itu sedang menunggu Elang.
Tin!
Elang sengaja memencet klakson untuk memanggil Dara. Gadis itu pun langsung menoleh.
"El!" panggil Dara sambil berpegangan ke pagar balkon.
Elang tak mengatakan apapun. Dia membuka kaca helmnya. Sambil menatap Dara dia melakukan panggilan telepon.
"Pulanglah, Sayang...Tempat itu tidak cocok untukmu. Tempat itu tidak cocok untuk kita. Kita bicarakan semuanya besok di markas," ucap Elang seraya mengembangkan senyuman tipis.
"Ya... Sampai ketemu besok," sahut Dara yang segera membalas senyuman Elang.
Elang segera mematikan telepon. Dia tutup kaca helmnya, lalu melajukan motornya ke jalanan.
Melihat aksi Elang tadi, Dara sedikit marah. Namun di sisi lain, dirinya juga terpesona pada tingkah cowok itu.
"Aku harusnya marah karena dia membuatku menunggu. Aku harusnya marah karena dia tak menawarkan tumpangan. Tapi dengan sikap begitu kenapa dia malah tambah keren?" Dara menangkup wajahnya sendiri. Hatinya merasa berbunga-bunga.
Memang terkadang kebanyakan perempuan menyukai badboy. Tak peduli dengan sakit hati yang nantinya mereka akan tanggung sendiri.
"Dara! Di sini kau ternyata. Kenapa teleponku nggak diangkat?" Amanda datang dari arah belakang.
"Amanda!" Dara buru-buru menghampiri Amanda. Dia tampak tak berhenti tersenyum.
"Kau kenapa? Kayaknya lagi senang banget? Ketemu cogan ya?" cecar Amanda menebak.
"Enggak. Aku ketemu pacarku, dan kayaknya aku makin tambah sayang sama dia," ungkap Dara.
"Pacarmu yang nggak jelas itu?" timpal Amanda.
"Ck! Masih aja kau bilang dia cowok nggak jelas ya!" Dara langsung mengomeli Amanda.
"Dia emang nggak jelas, Ra. Katamu dia punya orang tua angkat tapi nggak pernah terbukti kebenarannya. Selain itu, kau juga nggak pernah kenalin dia sama aku," jelas Amanda panjang lebar.
"Ya udah. Nanti aku kenalin dia sama kamu. Tapi jangan kepincut sama cowokku ya. Kalau berani main mata, masuk daftar kematianku kau!" tanggap Dara.
"Lebay! Emang seganteng apa cowokmu. Lagian aku udah punya coganku sendiri. Btw, tadi aku ketemu dia di sini loh," balas Amanda yang tak mau kalah.
"Cogan yang mana? Coganmu kan banyak. Ada Kak Regan, Kak Dilan, dan lain-lain," tukas Dara.
"Ah! Semua yang kau sebutkan nggak ada. Pokoknya mereka itu kalah sama yang ini. Itu loh, guru les privat baruku."
"Oh itu... Mana orangnya? Dia masih ada." Dara langsung mengamati ke belakang Amanda.
"Dia udah pergi. Kayaknya dia punya urusan penting sampai tergesa-gesa gitu." Amanda mendengus kasar.
"Udah... Nanti bisa ketemu lagi kok. Ayo! Kita mending pulang aja," ajak Dara sembari merangkul pundak Amanda. "Oh iya, aku punya ide bagus. Gimana kalau kita double date. Aku ngajak pacarku, terus kau ajak guru les privatmu itu. Gimana?" usulnya.
"Ide bagus tuh, Ra. Nanti aku tanya deh sama dia," tanggap Amanda.
Dara dan Amanda segera pergi meninggalkan klub malam. Keduanya tak tahu kalau sejak tadi mereka membicarakan cowok yang sama.
aneeeh...