Kejora wanita yang memiliki sindrom bersin-bersin jika sedang berbohong layaknya sebuah cerita Pinokio, di undang ke sebuah pernikahan yang sangat mewah dan megah sebagai tamu VVIP tanpa tahu yang menjadi pengantin pria nya adalah atasan di tempatnya bekerja sekaligus pria yang selalu antipati terhadapnya.
Dan tanpa di duga oleh Kejora di tempat itulah ia terjebak dijadikan pengantin pengganti di saat mempelai wanita atasannya itu melarikan diri.
"Kenapa harus aku?" KEJORA
"Karena kau satu-satunya wanita yang tidak akan pernah bisa membuat aku jatuh cinta." MARS
Dua nama yang berada di tata Surya akankah bisa bersatu? Akankah Kejora bisa menaklukkan planet merah itu, di saat ada sebuah nama wanita lain di hati Mars sejak dulu? Apakah Mars tercipta untuk Kejora? Ataukah tercipta untuk wanita lain?
Jangan lupa follow aku dibawah ini
Ig mom_tree_17
Tik Tok Mommytree17
Ig mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 18
"Aku tahu aku memang salah dan sangat ceroboh." Kejora menundukkan kepalanya.
Melihat Kejora yang bersedih, Mom Dila menghentikan tawanya.
"Dengar Kejora, Aunty tidak tega jika menjadikan kau sebagai pelayan di mansion ini! Tapi Aunty janji, akan mencarikan pekerjaan untukmu di perusahaan Daddy Jupiter." Ucap Dila.
"Ah, terima kasih Aunty?" Kejora yang merasa bahagia, langsung memeluk Aunty Dila.
"Tapi ada syaratnya, besok kau harus menemani aku ke butik!"
Tanpa berpikir panjang, Kejora menganggukkan kepalanya. Lalu mereka saling mengobrol dan bertukar cerita, layaknya Ibu dan anak. Sedangkan Jupiter, hanya menjadi pendengar yang baik.
Setelah menghabiskan waktu berjam-jam lamanya di dalam rumah, yang disebut Mansion Graham oleh Aunty Dila. Kejora pun di antara pulang oleh orang-orang yang tadi menjemputnya.
Dari arah berlawanan, mobil yang ditumpangi oleh Mars masuk kedalam halaman Mansion. Ia sempat melihat ada seorang wanita yang yang naik ke dalam mobil milik mom nya.
"Wanita tadi! Aku seperti mengenalnya?" Mars yang berdiri di samping mobilnya, menatap kendaraan yang baru saja keluar dari gerbang mansion.
"Mom, apa tadi ada tamu?" tanya Mars, yang saat ini sudah berada di ruang tengah.
"Tamu?" Dila menautkan kedua alis matanya, lalu baru teringat pada Kejora. "Oh tadi itu ada teman mom, namanya -- " Dila tidak melanjutkan perkataannya saat tersadar akan sesuatu. "Mars, apa ada sesuatu?" Selidik Dila, karena ia tahu betul sifat putranya. Mars tidak akan menginjakkan kakinya ke mansion ini, jika tidak ada sesuatu yang penting. Mars putranya memang lebih memilih tinggal di apartemen, dari pada tinggal bersama dengan keluarganya.
Mars menatap mom Dila, lalu menghela napasnya. "Mom, aku minta berhentilah menggangu Monica."
"Mengganggu Monica? Apa yang kau bicarakan Mars? Mom tidak mengerti!" Ucap Dila, dengan santai.
"Mom, aku tahu selama ini mom sering mengganggunya. Tapi kali ini, mom sudah sangat keterlaluan! Mom sudah merusak gaun pernikahannya." Ucap Mars, dengan suara yang meninggi.
"Mars, berani kau berbicara tinggi pada Mom!" Dila menatap tajam pada putranya.
"Kak Mars, kau tidak boleh kasar pada Mommy." Kini Jupiter yang menatap tajam pada kakaknya.
Mars menatap kedua orang yang ada di depannya, lalu menghela napasnya dengan berat.
"Mom, bukan maksud aku berkata dengan nada yang tinggi. Aku hanya tidak suka dengan cara mom, yang selalu menggangu Monica. Dia itu calon istriku, dan satu Minggu lagi kami akan menikah. Tapi gaun pengantin yang akan di pakai Monica, jadi rusak karena Mom." Kali ini nada suara Mars lebih pelan.
"Mom tidak merusaknya, Mars! Terserah kau mau percaya atau tidak!" Dila berdiri, dan berlalu dari ruangan tengah.
"Kak Mars, aku tidak akan membiarkan kakak menyakiti mommy ku." Ketus Jupiter.
"Hey, anak kecil! Apa kau lupa? Jika wanita itu juga mommy ku." Sahut Mars, mengacak-acak rambut adiknya lalu bergegas menyusul Mom Dila untuk meminta maaf.
Mars yang sudah masuk ke dalam kamar utama, menatap Mom Dila yang sedang duduk termenung di depan balkon.
"Mom, aku minta maaf. Dengan kata-kataku tadi." Mars memeluk Mommy nya dengan erat. "Sungguh aku tidak bermaksud -- "
"Mars ..." Dila memotong perkataan putranya. "Selama ini kau selalu mengambil keputusan dalam hidupmu, tanpa memikirkan perasaan kami."
"Apa maksudmu, mom?"
Dila kemudian menatap intens pada wajah putranya.
"Kau memilih untuk meninggalkan semua tangung jawabmu untuk mengurus perusahaan keluarga. Hanya untuk mengejar cita-cita yang kau inginkan! Dan pada saat itu Mom mendukungmu. Dan ketika kau lebih memilih untuk tinggal di apartemen, mom juga mendukungmu. Dan di saat kau memilih Monica, wanita yang --- " Mom Dila terdiam sesaat, lalu menghela napasnya. "Mom juga mendukungmu."
Mendengar semua perkataan Mom Dila, membuat hati Mars merasa sakit karena sempat berbicara tinggi pada wanita yang melahirkannya.
"Mom ... "
"Dengar Mars! Jika suatu saat nanti apa yang kau pilih salah. Mom tidak akan mendukungmu lagi! Mom akan berada di pihak yang berlawanan denganmu." Ucap Dila, dengan meneteskan air matanya.
"Mom, jangan menangis." Mars mengusap air mata yang jatuh di pipi wanita yang sangat disayanginya. "Mom, jika suatu saat semua yang aku pilih salah. Maka aku akan menuruti semua keinginanmu, itu janjiku." Ucap Mars, dengan penuh keyakinan. Karena ia merasa sangat yakin apa pun yang jadi pilihannya, tidak akan pernah mengecewakannya. Perusahaan yang didirikannya sudah sukses, bahkan ia mengambil alih perusahaan tekhnologi terbesar Se-Asia. Dan untuk Monica, ia yakin kekasihnya tidak akan pernah mengecewakan dirinya.