Selamat datang di novel kedua author!!
Terimakasih sudah mampir dan baca di sini❤
Seperti biasa author bikin novel dengan minim konflik karena novel author adalah hasil kehaluan author yang direalisasikan dalam bentuk kisah sempurna tanpa cela sedikitpun😆
Happy reading love!
BRIANNA STANFORD, wanita cantik pemilik mata heterochromia dijadikan jaminan oleh kakaknya tanpa sepengetahuannya. Kakaknya meminta suntikan dana kepada pengusaha muda multinasional ALLARD LEONARDO SMIRNOV dengan alasan untuk membangun kembali perusahaannya yang hampir colaps. Bagaimana nasib Brianna ditangan Allard? Akankah cinta tumbuh diantara keduanya? Sedangkan Brianna sudah mengikrarkan bahwa dirinya tidak akan pernah menikah.
Simak terus ceritanya❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arashka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
ALLARD LEONARDO SMIRNOV, ia merebahkan tubuh kekarnya di atas ranjang king size miliknya. Ia baru saja pulang dari acara pesta pernikahan sahabatnya yang diadakan di resort miliknya.
Allard seorang pengusaha keturunan Rusia Jerman. Ayahnya yang asli Rusia adalah seorang mantan ketua mafia terbesar di seluruh Eropa yaitu Dimitri Leonardo Smirnov. Dan ibunya seorang wanita cantik berasal dari Jerman yaitu Belinda Smirnov. Kini mereka sedang menikmati masa tuanya di Swiss. Saat ini bisnis gelapnya dilanjutkan oleh anak pertamanya alias kakak dari Allard yaitu Daniel Leonardo Smirnov.
Berbeda dengan Daniel, Allard tidak tertarik dengan bisnis gelap sang ayah. Ia lebih tertarik dengan bisnis legal dan ingin mengembangkannya sendiri. Meskipun ayahnya memiliki banyak perusahaan legal, Allard lebih memilih untuk membangun sendiri perusahaannya. Karena keuletan, kepintaran dan kegigihannya Allard pun berhasil menjadi seorang pengusaha multinasional.
Semua pengusaha mengenal siapa sosok Allard. Dia cukup di segani dan dikagumi oleh kaum adam dan hawa. Tubuhnya yang tinggi, kekar dan tato ditubuhnya serta wajah tampan bak dewa yunani menjadi daya magnet untuk siapa saja yang melihatnya. Dia sangat senang bermain dengan banyak wanita dari kalangan atas. Bahkan mereka dengan sengaja ingin menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan seorang Allard dan ingin bercinta dengannya.
Sayangnya tak ada satupun yang bisa menghancurkan benteng pertahanan Allard. Ia memang seorang pemain wanita, tetapi untuk sebuah sex ia tidak sembarang melakukannya.
Drrtt Drrtt
Allard merasakan getaran di ponselnya yang ia simpan di dalam saku celana.
“Ya mom.” Ucap Allard dengan mata terpejam.
“Sayang kau sedang apa?” Tanya Belinda di sebrang sana.
“Aku baru saja menghadiri pesta pernikahan Axel mom.” Jawab Allard.
“Bagaimana apa kau menemukan seorang wanita untuk dijadikan istri?” Tanya Belinda lagi.
“Come on mom. Aku tidak ingin membicarakan itu.”
“Allard apa kau akan terus hidup membujang? Segeralah menikah jika kau sudah menemukan wanita yang tepat. Jangan hanya bermain-main saja.”
“Mom aku hanya ingin menghabiskan masa mudaku sebelum memiliki dan terikat oleh seorang istri. Apalagi istri yang cerewet seperti mommy.” Jawab Allard.
“Kau bilang kau masih muda son? Kau tidak ingat? Umurmu sudah 33 tahun. Kau sudah tua Allard.” Belinda terus tak mau kalah dari Allard.
“Mom usiaku masih di kepala 3 dan mom sudah menganggapku tua? Apa kabar dengan mom yang sudah hampir kepala 6? Barang antik kah?” Jawab Allard dengan tengil.
“Dasar anak tengik. Kau selalu saja bisa menjawab semua perkataanku. Sudahlah, intinya mom ingin segera mendengar kabar pernikahan darimu.” Sahut Belinda dengan nada memaksa.
“Mom, kak Daniel kan sudah menikah. Jadi untuk apa mom memaksaku? Apakah satu menantu saja tidak cukup?” Ucap Allard yang mulai kesal.
“Mereka akan bercerai.” Jawab Belinda singkat dan dingin.
“What? Why?”
“Entahlah. Kau tanyakan saja pada kakakmu. Sudah ya, kau harus segera mencari istri untuk menemanimu di masa tua. Bye i love you.” Ucap Belinda dan langsung memutuskan panggilannya tanpa menunggu jawaban dari Allard.
“As always...” Ucap Allard sambil menghembuskan nafasnya dengan malas.
*
*
“Good morning mom!!” Pekik Brianna dari arah pintu masuk mansion milik orang tuanya.
Terlihat Philip sedang menikmati paginya sambil meminum segelas kopi dan ditemani oleh istri tercintanya, Emilia.
“Oh honey i miss you so much.” Sahut sang ayah- Philip Stanford.
“I miss you too dad.” Jawab Brianna yang langsung duduk di atas pangkuan ayahnya.
“Kau tak ke kantor sayang?” Tanya Emilia kepada anak perempuan satu-satunya.
"Nanti siang aku ke kantor mom. Aku kemari karena merindukan masakan mommy.” Jawab Brianna yang masih duduk di atas pangkuan Philip dengan kedua tangan yang ia lingkarkan di lehernya.
“Jadi kau hanya merindukan masakannya saja hm?” Sahut Emilia lalu menyilangkan kedua tangannya di atas dadanya.
"Of course not mom. Aku juga sangat merindukanmu.” Jawab Brianna yang langsung berpindah tempat duduk di samping Emilia dan mencium pipi Emilia.
“Sering-seringlah kemari sayang. Mansion kami sangat sepi sekali. Jeff pun jarang kemari. Padahal apartemen kalian jaraknya dekat dengan mansion ini.” Ucap Philip lalu meneguk kopinya.
“Kalau begitu kalian buatkan adik lucu untukku.” Sahut Brianna yang ini berada di dalam pelukan Emilia.
“Sayang seharusnya kami yang meminta itu darimu. Segeralah menikah dan berikan kami cucu.” Jawab Emilia dan memukul lengan Brianna dengan pelan.
"Mom mulai lagi. Pernikahan itu sangat rumit. Aku tidak mau rencanaku yang sudah matang untuk menata hidup berantakan begitu saja hanya karena sebuah pernikahan.” Kata Brianna yang entah ke berapa kalinya ia menolak keinginan Emilia dan Philip.
“Sayang setidaknya jika kami kelak sudah tiada, akan ada yang menjagamu nanti." Sahut Philip kini serius dengan ucapannya.
“Dad, ada kak Jeff yang akan menjagaku. Dan Daddy akan tetap hidup berumur panjang." Timpal Brianna.
“Anna, Jeff suatu saat akan menikah dan mempunyai keluarganya sendiri. Dan kematian adalah hal yang mutlak sayang." Sahut Emilia.
"Oh come on, jangan merusak moodku di pagi ini dengan membahas hal-hal yang seperti itu." Jawab Brianna dengan sedikit kesal.
Emilia benar-benar takut Brianna akan menjadi seorang perawan tua nantinya. Ia tidak mau Brianna hidup sendiri di masa tuanya nanti.
Saat Brianna masih berbincang dengan Philip dan Emilia, tiba-tiba saja Jeffrey datang.
“Apakah gadis nakal itu masih menolak untuk menikah mom?” Tanya Jeffrey yang datang dan langsung mencium kedua pipi Emilia dan Brianna secara bergantian lalu memeluk Philip.
“Mom sudah sangat bingung bagaimana menghadapi adikmu ini Jeff.” Sahut Emilia sambil menggelengkan kepalanya.
“Jodohkan saja dengan salah satu temanmu Jeff.” Ucap Philip sambil terkekeh.
“Dad!!” Pekik Brianna tanda tak terima.
“Sudahlah ayo kita sarapan dulu.” Ajak Emilia kepada semuanya.
"By the way, mata kakak merah. Apa kau sakit?"
"Oh it's okey. mataku terkena debu saat perjalanan kemari." Jawab Jeffrey.
Merekan pun berjalan beriringan dengan Jeff yang merangkul Emilia di sisi kanan dan Brianna di sisi kiri. Mereka menikmati sarapannya dengan penuh rasa bahagia.
“Dad bolehkah aku meminta tolong?” tanya Jeffrey yang terdengar sangat hati-hati.
“Apa yang kau butuhkan Jeff?” Tanya Philip.
“Perusahaanku sedang tidak baik-baik saja Dad. A-aku membutuhkan dana untuk kembali memperbaiki perusahaanku.” Ucap Jeffrey.
“Kak bukankah beberapa bulan lalu kakak meminta hal yang sama?” Tanya Brianna yang kini telah menyelesaikan sarapannya.
“Hmm, tapi ternyata aku gagal lagi.” Jawab Jeffrey.
“Jeff, maafkan daddy. Daddy tak bisa membantumu lagi. Semua uang untuk masa depan daddy dan mommy sudah kami berikan padamu.” Sahut Philip dengan raut wajah sedihnya karena ia tidak bisa membantunya.
“Dad, aku mohon. Jika daddy tidak membantuku bagaimana nasib perusahaanku Dad.” Jeffrey memohon dengan sangat kepada Philip, tapi sayang Philipp hanya diam dan menggelengkan kepalanya. Begitu pula dengan Emilia.
“Kalau begitu, bagaimana jika perusahaanmu bekerja sama denganku?” Jeffrey berusaha untuk menawarkan hal itu kepada Brianna.
“Kak, itu terlalu beresiko untuk perusahaan milik Daddy.” Brianna menolaknya secara halus.
Sebenarnya Brianna menyadari seperti ada yang aneh. Dana dari daddy nya yang diberikan kepada Jeffrey bukanlah dana yang sedikit. Bahkan dana tersebut bisa menutupi kerugian yang dialami oleh perusahaan juga membangkitkan kembali perusahaan milik Jeffrey. Itulah alasannya kenapa Brianna menolak permintaan kerja sama dengan kakaknya. Perusahaan ayahnya tidak sebesar itu untuk bisa memperbaiki semuanya.
Jeffrey nampak mengeraskan rahangnya. Jeffrey cukup kecewa dengan penolakan dari Philip dan Brianna.
“Baiklah, aku akan berusaha sendiri.” Ucap Jeffrey dan ia langsung pergi meninggalkan mansion tersebut dengan penuh kekecewaan dan tentunya amarah.
Tbc..
Jangan lupa follow like komen favorit dan hadiah yaa❤
Follow ig author @Mangofloat97