Berawal dari kesalahan yang Faiz Narendra lakukan di masa lalu, membuat hidup Keluarga Narendra terancam bahaya.
Berbagai teror, dan rentetan penyerangan dilakukan secara diam-diam, oleh pelaku misterius yang menaruh dendam kepadanya.
Namun bukan hanya pelaku misterius yang berusaha menghancurkan Keluarga Narendra.
Konflik perebutan pewaris keluarga, yang dilakukan oleh putra sulungnya, Devan Faiz Narendra, yang ingin menjadikan dia satu-satunya pewaris, meski ia harus membunuh Elvano Faiz Narendra, adik kandungnya sendiri.
Sedangkan Elvano yang mulai diam-diam menyelidiki siapa orang yang meneror keluarganya. Tidak sengaja dipertemukan, dengan gadis cantik bernama, Clarisa Zahra Amanda yang berasal dari keluarga sederhana, dan kurang kasih sayang dari ayahnya selama hidupnya.
Ayah Clarisa, Ferdi tidak pernah menyukai Clarisa sejak kecil, hanya karena Clarisa terlahir sebagai anak perempuan. Ferdi lebih menginginkan bayi laki-laki untuk meneruskan keturunannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laksamana_Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
5 bulan yang lalu
"Wih, rapi bener anak Mama mau kemana?" tanya Linda, yang melihat putranya, Elvano turun dari tangga dengan mengenakan jas rapi
"Mau ke kantor ayah, Ma." balas Elvano sambil tersenyum, dan duduk di meja makan.
"Kantor ayah? Mau ngapain?", tanya Linda dengan wajah bingung.
Elvano membalas, "Mau belajar bisnis seperti Kak Devan, Ma".
Linda tersenyum senang mendengar jawaban Elvano. "Hmm gitu, ya udah semangat ya, kamu pasti bisa kok." Ucapnya sambil mengelus kepala anaknya.
"Iya Ma, siap. Kalau gitu El berangkat dulu ya, dah Mama," ucap Elvano sambil mencium pipi Linda, dan bergegas pergi.
"Eh" Linda tercengang melihat Elvano yang terburu-buru berangkat, dan tidak menghabiskan sarapannya terlebih dahulu.
"Aduh, kebiasaan ni anak kalau sarapan gak mau di habiskan dulu" gumam Linda melihat mangkuk Elvano yang masih ada sedikit sereal.
Elvano Faiz Narendra adalah putra kedua dari CEO terkemuka perusahaan Narendra Group, sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang teknologi.
Sejak kecil, Elvano telah hidup dalam kemewahan, dan kemapanan yang tidak semua orang dapat rasakan. Keluarganya memiliki rumah mewah, mobil mewah, serta segala kebutuhan terpenuhi dengan mudah.
Meskipun hidup dalam kemewahan, Elvano tidak pernah merasa puas. Dia memiliki ambisi yang besar, untuk bisa mengukir namanya sendiri di dunia bisnis, dan tidak hanya hidup dengan bayang-bayang reputasi ayahnya.
Dengan kecerdasan, dan ketampanannya, Elvano banyak diidolakan oleh banyak orang. Dia kerap menjadi pusat perhatian di mana pun dia berada.
Dan sebagai anak dari seorang CEO, Elvano memiliki beban berat untuk menunjukkan bahwa dia juga memiliki potensi, dan kemampuan yang sama seperti ayahnya.
"Tuan muda, apakah Tuan yakin untuk menghadiri pertemuan tersebut? Sebelumnya, Tuan tidak pernah terlibat langsung dalam pertemuan dengan investor, " tanya Lucas pengawal pribadi Keluarga Narendra.
"Tidak apa-apa. Aku ingin belajar lebih banyak dan melihat bagaimana ayah saya berinteraksi dengan para investor. Aku yakin, aku bisa mengatasi pertemuan tersebut" balas Elvano tersenyum percaya diri.
Sesampainya di kantor, Elvano langsung menuju ruang rapat tempat pertemuan dengan para investor. Ayahnya, Faiz Narendra, sudah duduk di ujung meja, diapit oleh para investor yang berwajah serius.
Elvano dengan santainya, duduk di sebelah ayahnya dengan percaya diri, dan membuat Faiz terkejut melihat kedatangan Elvano yang tiba-tiba tanpa memberitahunya terlebih dahulu.
"Elvano? Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Faiz, terkejut dan sedikit kesal.
Elvano hanya tersenyum, "Ayah, aku ingin belajar lebih banyak tentang bisnis dari ayah. Aku ingin membantu mengembangkan perusahaan kita bersama-sama," ucapnya dengan tenang
Faiz menghela nafas dalam-dalam, tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan keputusan mendadak putranya ini.
Pertemuan ini adalah tentang kerjasama bisnis besar, yang sedang mereka negosiasikan, dan Elvano, yang masih belajar di perguruan tinggi, tidak seharusnya ada di sini.
"Baiklah, El. Kamu boleh mengikuti pertemuan ini, tapi jangan coba-coba ikut bicara kecuali aku minta pendapatmu," ucap Faiz dengan tegas.
Elvano hanya mengangguk paham, tetapi senyumnya tidak pernah hilang dari wajahnya. Dia tahu bahwa ini adalah kesempatan baginya untuk belajar langsung dari sang ayah, seorang visioner dalam dunia bisnis.
Pertemuan dimulai, dengan Faiz memimpin diskusi dengan pihak lain, tentang kerjasama yang akan dilakukan. Elvano duduk diam, mencermati setiap kata, dan gerakan ayahnya.
Dia belajar bagaimana Faiz berbicara dengan percaya diri, dan meyakinkan. Dan bagaimana ayahnya menunjukkan keberanian, dan ketenangan dalam mengambil keputusan penting.
Namun, di tengah pertemuan, terjadi masalah yang membuat situasi menjadi tegang.
Pihak lain menuntut persyaratan tambahan, yang tidak sejalan dengan visi Faiz. Elvano bisa merasakan ketegangan mulai terasa di udara, dan dia merasa semakin tertarik dengan dunia bisnis ini.
Tanpa aba-aba, Elvano tiba-tiba berdiri dan memberikan sugesti yang brilian kepada pihak lain.
Ide-ide segar, dan inovatif keluar dari mulutnya, yang membuat semua orang terkejut dan kagum. Faiz pun tercengang melihat bakat bisnis yang dimiliki anaknya.
Setelah pertemuan selesai, Elvano duduk bersama ayahnya di ruang kerja. Faiz tersenyum bangga melihat kemampuan Elvano, yang tidak pernah ia duga sebelumnya.
"Gimana ayah, aku bolehkan belajar lagi, lebih banyak, dan ikut bergabung demi kesuksesan perusahaan ini?" tanya Elvano ,dan Faiz mengangguk mengijinkan Elvano untuk bergabung ke dalam perusahaan.
"Ayah bangga dengan kemampuan dan semangatmu, Elvano. Ayah yakin kamu akan menjadi pemimpin yang hebat suatu hari nanti" ucap Faiz tersenyum.
"Tetapi ingat, jalan menuju kesuksesan tidaklah mudah. Kamu harus siap dengan segala tantangan dan rintangan yang akan kamu hadapi" lanjutnya.
"Elvano siap, Ayah. Aku akan bekerja keras dan tidak akan mengecewakan ayah" balasnya dengan penuh percaya diri.
"Tapi aku tidak setuju jika dia ikut bergabung di perusahaan ini ayah" ucap seseorang yang masuk keruang kerja Faiz.
gak bisa berkata kata banyak