NovelToon NovelToon
Jatuh Cinta Dengan Baby Sitter

Jatuh Cinta Dengan Baby Sitter

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Pembantu
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Larasati Pristi Arumdani

Shereny Claudine, seorang perempuan mandiri dan tegas, terpaksa mencari pekerjaan baru setelah putus dari kekasihnya yang berselingkuh serta kepergian ibunya. Tak ingin bergantung pada siapa pun, ia melamar sebagai pengasuh (baby sitter) untuk seorang anak laki-laki berusia 5 tahun bernama Arga. Tak disangka, ayah dari Arga adalah Elvano Kayden, pria arogan dan kaya raya yang pernah bertemu dengannya dalam situasi yang tidak menyenangkan. Elvano, seorang pengusaha muda yang dingin dan perfeksionis, awalnya menolak keberadaan Shereny. Menurutnya, Shereny terlalu keras kepala dan suka membantah. Namun, Arga justru menyukai Shereny dan merasa nyaman dengannya, sesuatu yang sulit didapat dari pengasuh sebelumnya. Demi kebahagiaan anaknya, Elvano terpaksa menerima kehadiran Shereny di rumah mewahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Larasati Pristi Arumdani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 33 : Tidak Bisa Lupa

Shereny dan Kayyisa duduk berhadapan. Kayyisa tampak lelah, matanya sembab karena menangis. Shereny merasakan betapa berat beban yang dipikul sahabatnya, dan hatinya terasa sakit melihat Kayyisa dalam keadaan seperti ini.

"Kayyisa, kamu bisa bercerita padaku. Apa yang terjadi antara kamu dan Alfaro?" Shereny membuka percakapan dengan lembut, berusaha memberikan ruang bagi Kayyisa untuk berbagi.

Kayyisa menghela napas dalam-dalam, berusaha menahan air mata yang ingin jatuh. "Alfaro bilang dia masih mencintaiku, tetapi dia juga merasa bingung. Dia bilang ada banyak hal yang harus dia pikirkan," ucapnya, suaranya bergetar. "Aku merasa seolah-olah dia tidak benar-benar ingin pergi, tetapi dia juga tidak bisa berkomitmen."

Air mata mulai mengalir di pipi Kayyisa. "Aku tidak tahu harus bagaimana. Rasanya seperti semua yang kami bangun hancur begitu saja. Dia bilang dia butuh waktu, tetapi aku merasa ditinggalkan," tambahnya, suaranya pecah oleh tangis.

Shereny merasa hatinya hancur mendengar cerita Kayyisa. "Aku sangat menyesal kamu harus melalui semua ini, Kayyisa. Maaf kalau aku tidak tahu apa yang telah kamu lalui. Kamu pantas mendapatkan yang lebih baik," ucapnya, berusaha menenangkan sahabatnya dengan mata yang berkaca-kaca.

Kayyisa mengusap air matanya, tetapi rasa sakit di hatinya tidak kunjung reda. "Aku hanya ingin dia kembali seperti dulu. Aku merasa kehilangan segalanya, aku membutuhkan Alfaro, Shereny." katanya, suaranya penuh kesedihan.

Shereny meraih tangan Kayyisa, menggenggamnya erat. "Kamu tidak sendirian. Aku ada di sini untukmu, apapun yang terjadi, kamu akan baik-baik saja Kayyisa. " ucapnya, berusaha memberikan dukungan. Shereny dengan tulus memberi pelukan pada Kayyisa.

Namun, di dalam hati Shereny, ada sesuatu yang mengganjal. Dia tahu bahwa dia harus memberitahu Kayyisa tentang apa yang dia ketahui mengenai Alfaro dan Maya. Meskipun itu akan menyakitkan, Shereny merasa bahwa Kayyisa berhak tahu kebenaran.

Maya, yang kebetulan berada di dekat taman untuk mengunjungi Shereny, tidak sengaja mendengar percakapan mereka. Saat dia mendekat, kata-kata Kayyisa dan Shereny semakin jelas di telinganya.

"Dia bilang dia masih mencintaiku, tetapi dia juga bersama Maya. Semuanya terasa seperti kebohongan," ucap Kayyisa, suaranya bergetar, sementara Shereny berusaha untuk menghiburnya.

Mendengar nama dirinya disebut, Maya merasa hatinya terbelah. "Ya Tuhan, aku tidak bermaksud begitu. Aku harus bagaimana ini?" pikirnya, merasakan rasa bersalah yang mendalam mengalir dalam dirinya. Dia menyadari bahwa keberadaannya dalam hidup Alfaro telah merusak hubungan Kayyisa, dan perasaannya kini campur aduk antara penyesalan dan kesedihan.

Maya tidak bisa menahan air matanya. "Aku tidak pernah bermaksud untuk menyakiti siapapun," bisiknya pada diri sendiri, merasa hancur oleh kenyataan yang dia dengar. Dia berusaha menahan suara tangisnya, tetapi air mata mengalir deras di pipinya.

...****************...

Esok harinya, Shereny bangun pagi dan meminum secangkir teh yang ia buat sendiri. Elvano menghampiri Shereny dan memeluknya dari belakang.

"Mikirin Kayyisa?" Tanya Elvano singkat dengan suaranya yang lembut pada istrinya. Shereny hanya mengangguk dan menghela nafas.

"Semua akan baik-baik saja. Alfaro mungkin hanya terkejut melihat Maya. Dan perasaan yang dahulu terbawa karena mereka tidak selesai dengan baik. Maya meninggalkan Alfaro tanpa alasan apapun. Bahkan disaat itu Alfaro benar-benar mencintai Maya." Jelas Elvano yang berusaha untuk menenangkan istrinya. Ia duduk di hadapan Shereny dengan raut wajah yang tenang.

"Rasanya seperti saat mendiang istriku dulu meninggal. Aku masih tidak terima karena aku pikir dia akan baik-baik saja. Setiap hari aku menyalahkan diriku sendiri bahkan sampai tidak sempat menjaga Arga dengan baik."

Tatapan mata Shereny yang sebelumnya melihat jendela kamar, menjadi teralihkan menatap Elvano. "Kamu masih mencintai mendiang istrimu?" Tanya Shereny.

"Dia memiliki ruang sendiri di hatiku. Karena dia sangat baik. Sungguh sangat baik." Jelas Elvano.

"Fahira selalu punya cara untuk membuatku tertawa dan bahagia," Senyumnya terlihat saat mengenang kenangan manis. "Dia sangat ceria dan selalu melihat sisi positif dari segala hal. Aku merasa beruntung bisa bersamanya."

Mendengar kata-kata itu, hati Shereny bergetar. "Mengapa dia selalu diingat dengan cara yang begitu sempurna? Apakah aku akan pernah bisa menggantikan tempatnya di hatinya?" pikirnya, berusaha menyembunyikan rasa sakit yang muncul.

"Aku senang kamu memiliki kenangan indah bersamanya," jawab Shereny, berusaha terdengar tegar. "Dia pasti sangat berarti bagimu."

Elvano menatap Shereny dengan lembut. "Dia memang berarti, tapi aku ingin kamu tahu, Shereny, bahwa kamu adalah segalanya bagiku sekarang. Kita memiliki kehidupan yang berbeda, dan aku mencintaimu dengan cara yang berbeda pula."

Shereny berusaha untuk tersenyum, tetapi di dalam hatinya, rasa cemburu itu masih menggerogoti. "Apakah aku hanya pengganti? Apakah aku hanya ada di sini untuk mengisi kekosongan?" pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar dalam pikirannya.

"Setiap orang memiliki masa lalu, dan itu adalah bagian dari siapa kita hari ini," Elvano melanjutkan, tampak menyadari bahwa Shereny mungkin merasa tidak nyaman. "Aku tidak ingin masa laluku menghalangi kebahagiaan kita."

"Aku mengerti," Shereny menjawab, berusaha menyalurkan keikhlasan. "Kita semua memiliki kenangan yang akan selalu ada di dalam diri kita. Aku hanya ingin kita bisa membangun kenangan baru bersama."

Elvano tersenyum, meraih tangan Shereny dan menggenggamnya erat. "Kita akan melakukannya. Aku percaya kita bisa menciptakan banyak kenangan indah bersama."

"Aku akan berusaha lebih baik," pikir Shereny, berusaha tidak membandingkan dirinya dengan Fahira. "Aku ingin menjadi diriku sendiri dan menciptakan kenangan yang unik dan berarti."

Dengan tekad baru, Shereny melanjutkan percakapan dengan Elvano, berusaha untuk terlibat dalam cerita yang dibagikannya. Dia tahu bahwa masa lalu tidak bisa diubah, tetapi masa depan mereka masih bisa dibentuk dengan cinta dan pengertian.

Tiba-tiba pandangannya jatuh ke arah foto pernikahan Elvano dan Fahira yang terpasang di atas meja. Di mana keduanya tersenyum bahagia, dikelilingi oleh bunga dan cahaya yang hangat. Meskipun foto itu kecil, tetapi cukup memberikan dampak besar pada perasaannya.

Shereny merasa jantungnya bergetar. "Mengapa aku masih merasa sakit melihat ini?" pikirnya, mencoba untuk menahan emosi yang muncul. Meskipun Fahira sudah tiada, bayangannya tetap hadir di ruang ini, seolah-olah menantang keberadaan Shereny.

Dia mengingat kembali momen ketika Elvano bercerita tentang Fahira dengan penuh kasih. "Dia sangat mencintainya," Shereny merenung, merasakan cemburu dan kesedihan bercampur menjadi satu. "Apakah aku akan pernah bisa mendapatkan tempat di hatinya seperti itu?"

Dengan perasaan yang campur aduk, Shereny berusaha untuk tetap tegar. "Aku seharusnya tidak merasa cemburu. Fahira adalah masa lalu, dan aku adalah masa depannya," ucapnya pada diri sendiri, berusaha meyakinkan hati yang terluka.

"Elvano," panggil Shereny, suaranya lembut tetapi tegas.

Elvano menatapnya, melihat ada sesuatu yang berbeda di wajah Shereny. "Iya sayang?"

Shereny mengangguk, berusaha mengumpulkan kata-kata yang tepat. "Aku melihat foto pernikahanmu dan Fahira di atas meja itu. Itu membuatku merasa campur aduk—cemburu, sakit, dan bingung," ungkapnya, jujur tentang perasaannya.

Elvano menoleh dan tersenyum "Agar Arga selalu ingat dengn ibunya. Bagaimanapun Fahira tetap ibunya Arga. Dan itu fakta, Shereny." Elvano berusaha menjelaskan. Namun, penjelasan itu hanya membuat hati Shereny sakit.

1
LISA
Aq mampir Kak
Arachikimchi: haloo! selamat membaca~
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!