Gadis manis berkulit putih, mata sipit dan hidung mancung Keynara maharani namanya, menjadi yatim piatu sejak kecil menjadikan sosok Key biasa dia sapa menjadi gadis yang tangguh dan pantang menyerah dalam segala hal, hingga kejadian disuatu malam yang mempertemukan nya dengan seorang CEO buta yang nyawanya tengah terancam. Key yang saat itu baru saja pulang dari bekerja menyaksikan seseorang yang tengah tidak berdaya dihajar habis habisan oleh beberapa oran berbadan besar berpakaian serba hitam, melihat orang itu tak berdaya dia memberanikan diri untuk menolong dengan sebuah ide terlintas dibenaknya dengan menyetel alarm sirine polisi diponselnya, dan berhasil orang orang berbadan besar itu langsung berlari meninggalkan orang yang tadi mereka keroyok.
bagaimana kelanjutan kisah Keynara dengan orang yang ditolongnya itu?
dilanjut dengan season dua ya, yang menceritakan kisah anak anak pasangan key dan Alezio yang pastinya lebih seru dan membuat penasaran
yuk ikuti kisah mereka...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanswii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
"gue bingung harus gimana dis", ucap Key yang kini sudah berada dikantin sekolahnya,
"kalau menurut gue sih lebih baik loe ikutin aja permintaan mereka key, toh semua kan juga demi kebaikan dan keselamatan loe", kata Disti,
"tapi gue gak kenal sama mereka aja sekali selain bunda Andin dia, pasti gak nyaman banget",
"percaya sama gue kalau mereka pasti orang orang yang baik key, keluarga Bagaskara udah terkenal dikalangan para pebisnis di negeri ini, keharmonisan keluarga mereka menjadi poin plus dikalangan para pengusaha yang kebanyakan keluarganya berantakan entah karena perselingkuhan, penghianatan dan juga faktor ekonomi, tapi keluarga Bagaskara jauh dari kata itu semua, keluarga mereka adem ayem aja",
"loe koka kayak tahu banget tentang keluarga mereka?",
"buat keluarga pengusaha kayak bokap gue hal seperti itu bukan menjadi rahasia lagi key, keluarga mereka sering masuk berita di tv maupun internet, bahkan saat anak mereka mengalami kebutaan pun orang tua mereka tetap merangkul dan selalu membawa tuan muda itu ikut dalam setiap pertemuan, bahkan masih dilibatkan dalam urusan kantor".
Key menghela nafas dalam, dia memang telah menceritakan semua pada Disti sahabat satu satunya yang dia punya, karena dia bingung untuk mengambil keputusan jadi dia berbagi cerita dengan Disti sekaligus meminta pendapat Disti.
semalaman Key tidak bisa tidur memikirkan permintaan keluarga Bagaskara, pikirannya jadi kemana mana, membayangkan yang tidak tidak.
"percaya sama gue key, mereka lakuin itu buat lindungin loe, bukan karena ingin membalas Budi atas apa yang udah loe lakuin, loe gak tahu bagaimana bahayanya persidangan dunia bisnis, dulu kakek gue bahkan dibunuh sama lawan bisnisnya didepan mata papa gue yang saat itu masih kecil, itulah kenapa papa gue gak pernah maksa anak anaknya untuk terjun ke dunia bisnis seperti dirinya karena dunia bisnis itu kejam", ujar Disti menatap kedepan.
key pun tercengang mendengar penuturan Disti, apa sampai seperti itu hingga menghalalkan segala cara demi kekuasaan.
Dari arah pojok kantin, Devon terlihat memperhatikan key dan Disti yang ngobrol sedari tadi, Leo dan putra pun melihat Devon dengan raut penasaran.
"loe beneran suka sama key?", tanya Leo,
"beneran udah move on?", sahut putra,
sedang Devon tak menjawab hanya tetap fokus menatap kearah key yang terlihat memikirkan sesuatu.
"kalau beneran suka per juangin, tunjuk kin", kata Leo lagi,
"tapi kalau belum move on, lebih baik berhenti sampai sini, jangan sampai loe nyakitin hati key dengan menunjukkan perhatian loe hingga membuatnya menaruh hati sama loe tapi hati loe belum move on dari masa lalu loe", sahut putra lagi.
Kali ini mereka dalam mode serius, tidak ada nada bercanda, bersahabat sejak SMP membuat Leo dan putra tahu cerita cinta Devon bersama mantan pacarnya dulu.
bahkan setelah putus dari mantan pacarnya Devon menjadi pribadi yang semakin tak tersentuh pada lawan jenisnya, mereka kira Devon menyesal karena sudah memutuskan pacarnya dulu secara sepihak, dan masih menyimpan perasaan pada mantannya itu.
makanya saat melihat Devon memberikan perhatian lebih pada key mereka sedikit senang tapi juga hawatir, senang karena akhirnya Devon bisa kembali membuka hatinya untuk cewek lain, tapi juga hawatir kalau sampai Devon hanya menjadikan key sebagai pelarian untuk melupakan mantan pacarnya.
"pikirin baik baik von sebelum terlambat, jangan sampai loe nyakitin hati cewek baik seperti key", ucap Leo yang membuat Devon langsung menatapnya Tajam.
"kita cuma hawatir kalau loe deketin key cuma buat ngalihin pikiran loe dari mantan loe itu, itu namanya loe menjadikan key pelarian", jelas putra.
Memang semenjak Devon putus dengan mantannya itu mereka sama sekali tidak pernah membahas tentang gadis itu, bahkan menyebut namanya pun tidak pernah.
Devon memikirkan apa yang di katakan kedua temannya itu, dia pun bingung dengan hatinya, dia bingung dengan perasaanya pada key, apa dia benar benar mulai suka pada gadis itu, atau dia sekedar kagum saja.
Jujur dihatinya masih ada sang mantan yang dia putuskan secara sepihak cuma karena salah paham, dan Devon mengetahui semua faktanya saat mantannya itu sudah pergi meninggalkan kota ini.
Marah, kecewa dan juga menyesal itu yang selalu dia rasakan jika mengingat kebodohannya saat itu, dia begitu saja percaya pada orang yang jelas jelas tidak menyukai hubungan mereka, ingin meminta maaf tapi gadis itu pergi begitu saja bahkan keberadaan ya pun tak diketahui hingga saat ini, menghilang bagai ditelan bumi.
Devon menghela nafas dalam dan menghembuskan ya kasar, pikirannya jadi berkecamuk saat ini.
"gue gak ada perasaan apapun sama key", ucapnya datar,
"kalau memang gak ada perasaan apapun, jangan memberikan perhatian lebih padanya, kasihan kalau sampai dia baper", kata Leo,
"tul,,, loe jadi orang paling jahat kalau sampai nyakitin gadis sebaik key", sahut putra.
Devon kembali terdiam, dia sepertinya harus menegaskan perasaannya sekarang, kalau memang dia suka pada key dia akan berjuang, tapi kalau dia hanya kagum maka dia akan bersikap layaknya seperti teman.
...****************...
Alezio dan Noah siang ini mengunjungi perusahaan cabang milik Bagaskara yang kini dikelola oleh papa Kendra.
Tadi saat Alezio membantu opa Tio di perusahaan pusat tiba tiba papa kendra menghubunginya dan memintanya untuk datang keperusahaan cabang karena ada hal yang penting.
Al pun kini sudah duduk anteng disofa ruangan papa Kendra, didampingi Noah yang setia berdiri disampingnya.
"ada apa pa?", tanyaAl,
"ada perusahaan yang ingin bekerja sama dengan perusahaan ini Al, kabar yang papa dengar perusahaan ini pernah mengajukan kerja sama dengan perusahaan pusat tapi kamu tolak",
"perusahaan apa?", tanya Al lagi,
"sekar mulia agung, milik tuan Billy Anderson", jawab papa Kendra,
"perusahaan itu bermasalah pa", kata Al,
"bermasalah?",
"hemm, mereka melakukan suap terhadap polisi atas kasus kecelakaan disalah satu proyek mereka, mereka menggunakan bahan yang kurang berkualitas hingga membuat struktur bangunan tidak kokoh dan roboh yang membuat beberapa pekerjanya tewas tertimpa bangunan itu", jelas Al,
Papa kendra pun mengangguk anggukan kepalanya, paham akan apa yang disampaikan sang putra.
tok... Tok...tok...
suara pintu diketuk dari luar.
"masuk", ucap papa kendra,
Pintu dibuka menampilkan lula sekretaris pap Kendra dengan seorang perempuan berpakaian agak terbuka dengan dandanan sedikit menor.
Kalau Al melihatnya pasti akan langsung mengalihkan pandangan yang merusak mata itu.
"maaf pak ada nona Misca ingin bertemu dengan anda", ucap lula penuh hormat,
"siang om, lho ada Al ternyata", ucap Misca terlihat begitu antusias.
Misca anak salah satu sahabat papa Kendra yang sedari dulu mendambakan sosok Alezio.
sifat Al yang dingin dan cuek tak pernah sedikitpun memperdulikan gadis itu.
Pesona seorang Alezio Memeng tidak bisa diragukan lagi, wajahnya yang tampan, dengan rahang tegas, tinggi proposional dengan body atletis bak binaragawan, membuat para wanita yang melihatnya dengan tatapan memuja.
bahkan saat ini saat dia tidak bisa melihat pun pesonanya tetap memikat.
misca dengan tidak tahu malunya langsung duduk disamping Al dengan posisi begitu dekat seketika Al berdiri dari tempatnya, dan Noah dengan sigap membantu sang tuan agar tidak sampai jatuh.
"jaga sikap anda", ucap datar Al Manahan marah,
"misca jaga sikap kamu, kamu tahu Al sangat tidak suka berdekatan dengan orang yang tidak dia kenal", ucap tegas papa Kendra yang jengah dengan sikap anak sahabatnya ini.
"misca cuma ingin duduk disamping Al aja kok om, lagi pula kan Al mengenal misca sejak lama", ucap misca membela diri,
"kamu yang mengenalnya tidak dengan dia", kata papa Kendra,
misca pun menampakkan wajah kesal,
"padahal udah buta, tapi masih sok jual mahal aja", batin misca,
"ada apa kamu kesini", tanya papa Kendra,
"Noah kita pergi dari sini, pa Al pergi dulu".
Alezio pun beranjak dari sana dibantu Noah, moodnya seketika hancur gara gara kedatangan wanita gila itu.
"misca berulang kali om peringatin sama kamu, jangan pernah memaksa untuk dekat dengan Al, dia tidak suka berdekatan dengan orang yang tidak dia kenal", ucap papa Kendra yang kini hanya tinggal berdua dengan perempuan itu,
"om sudah tahu kalau misca sejak dulu menyukai Al, tapi kenapa om tidak pernah mau menyetujui perjodohan yang diajukan papa", kata Misca kesal.
"saya bukan tipe orang tua yang akan memaksakan kehendak saya pada anak saya", ucap papa Kendra,
"tapi bukankah dengan perjodohan aku dan Al akan semakin membuat perusahan om dan papa semakin besar dan sukses", sergah misca,
"saya tidak pernah memikirkan hal itu, tanpa perjodohan konyol itu perusahaan Bagaskara akan tetap bisa semakin maju dan sukses", ucap papa kendra yang berhasil membungkam misca.
memang benar dibanding perusahaan Bagaskara crop perusahan milik papa misca memang tidak ada apa apanya, bahkan kalaupun perjodohan itu terjadi yang akan diuntungkan hanya perusahaan milik papa misca saja.
"jadi saya peringatkan sekali lagi sama kamu, jaga sikap kamu terhadap Al, karena kalau dia sudah murka apapun bisa dia lakukan termasuk menghancurkan perusahaan papamu, silahkan keluar", ucap papa Kendra, misca pun meninggalkan tempat itu dengan hati dongkol.