Masa depan bisa berubah, itulah yang di alami seorang pemuda yang masih duduk di kelas 12 sma, karena menolong seorang siswi dari sekolah lain yang dia lihat di dalam mimpinya tertabrak mobil di persimpangan, dia harus di keluarkan dari sekolah dan di paksa menikahi siswi itu karena terlibat skandal.
Tapi ketika dia hidup bersama istrinya dan berada di dalam bahaya, dia mengetahui kalau kemampuan melihat masa depannya adalah sebuah sistem yang sudah menyertai dirinya sejak dia lahir. Berkat sistem itu, dia berhasil membawa istrinya melarikan diri ke ibukota.
Di sanalah dia baru mengerti asal usul dirinya juga istrinya. Dia memulai hidupnya di ibukota setelah mengetahui siapa dirinya, dia juga berniat menuntut balas kepada orang yang membuat dirinya sendirian tanpa keluarga dan yang mencelakai orang orang terdekat nya termasuk teman masa kecil nya. Ikuti terus kisahnya.
Genre : fiksi, fantasi, drama, sistem, komedi, tragedy.
Mohon like dan komen ya. khusus dewasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16
Keesokan paginya, “uuh,” Adam terbangun, dia membuka matanya dan duduk di ranjangnya, dia menoleh melihat Aulia masih tertidur di sebelahnya, tangannya naik ke kening Aulia untuk memeriksa apakah Aulia masih demam atau tidak, ternyata suhu tubuh Aulia sudah kembali normal.
“Huaaaah,” Adam menguap dan meregangkan tubuhnya.
Dia berbalik turun dari ranjang kemudian ke kamar mandi, “dling,” dia mendengar suara smartphone di meja berbunyi, langsung saja dia keluar dari kamar mandi dan bergegas ke meja, dia melihat ada sebuah pesan masuk ke dalam smartphone nya, matanya langsung membulat dan wajahnya langsung nampak senang, pesan itu mengatakan kalau senin besok dia ada wawancara di sebuah kantor yang berada di komplek ruko tepat di seberang pusat grosir karena melamar sebagai office boy melalui situs pencari kerja online.
“Akhirnya ada panggilan, yes,” ujar Adam dalam hati.
Tanpa menunda lagi, Adam membalas pesannya mengatakan kalau dia bisa hadir besok di kantor sesuai jam yang di tentukan. Adam yang senang kembali duduk di sisi ranjang dan menoleh melihat Aulia, namun ketika dia melihat Aulia masih tidur, dia mengurungkan niatnya untuk bercerita. Dia berdiri kemudian keluar dari kamar, di depan dia melihat Budi sedang duduk di tangga sambil merokok, dia langsung menghampiri Budi,
“Mas Budi udah bangun ?” tanya Adam.
“Eh elo Dam, iya, udah kebiasaan bangun pagi, sini duduk, lo ngerokok ga ?” tanya Budi menawari Adam rokok nya.
“Tidak mas,” jawab Adam sambil duduk.
“Trus udah dapet kerja ? kemarin sabtu sih ya, susah banyak yang libur,” ujar Budi.
“Ada panggilan sih mas, kemarin coba coba masukin cv lewat online,” balas Adam.
“Wah bagus dong, ambil lah, jangan pilih pilih kerja kalau di ibukota, selagi masih kuat apa aja hajar,” ujar Budi.
“Di restoran tempat mas Budi kerja ada lowongan ga ?” tanya Adam.
“Belum, kayaknya masih lama buka lowongan lagi, tapi gue sih udah tanya tanya, ntar kalo ada gue kabarin lo,” jawab Budi.
“Sip, makasih banyak ya mas,” balas Adam.
“Istri gimana ? udah dapet kerja ?” tanya Budi.
“Belum tuh, tapi ya ga tau juga deh, semalem panas sih, jadi langsung tidur,” ujar Adam.
“Oh gitu ya, sama kayak Hani berarti, nyampe ibukota langsung sakit hahaha,” balas Budi.
“Haha oh mba Hani gitu juga ?” tanya Adam.
“Iya, malah sampe dua hari ga keluar kos,” jawab Budi.
“Mungkin kaget kali ya mas hahaha,” balas Adam.
“Siapa juga kaget Dam, awalnya gue dan Hani ga pernah ngebayangin yang namanya ibukota itu kayak apa, begitu sampe ya mayan bikin bergidik, kata orang kalau ibukota itu keras dan kejam di banding ibu tiri ternyata benar, gue dan Hani udah hampir 10 tahun di sini, masih begini begini aja,” ujar Budi.
“Gitu ya, gue baru tahu sih mas, ternyata ibukota itu luas ya, tapi seru haha,” ujar Adam.
“Haha emang seru Dam, walau masih gini gini aja, gue ama Hani betah betah aja di sini dan ogah kalau di suruh pulang kampung,” balas Budi.
“Sama mas, gue juga ogah balik lagi ke kota gue,” ujar Adam.
“Dah ya, gue mau siap siap dulu, mau ngajak Hani muter muter naik motor mumpung minggu,” ujar Budi sambil mematikan rokok nya.
“Iya mas, gue juga mau jagain Lia yang masih ga enak badan,” balas Adam.
“Haha ya udah, ntar gue kabarin ya kalo ada kerjaan, gue masuk duluan,” balas Budi sambil berdiri dan berbalik.
Adam juga berdiri dan berbalik melihat Budi berjalan masuk ke dalam kamarnya, dia juga kembali berjalan kemudian masuk ke dalam kamarnya. Dia menutup pintu kamar dengan hati hati dan perlahan agar Aulia tidak terbangun, kemudian dia duduk di sisi ranjang,
“Ohok,” Aulia terbatuk.
Adam langsung berbalik dan memeriksa kening Aulia sekali lagi, kemudian dia mengelus rambutnya. “Uhh,” Aulia berbalik dan terlentang, Adam langsung memalingkan wajahnya karena beberapa kancing Aulia terbuka dan dua gundukan besar di dalam nya terlihat jelas sampai ke puncak nya. Adam menarik selimut dan menyelimuti tubuh Aulia.
“Ampun deh, lama lama aku bisa ga tahan nih, tapi ga boleh, walau Aulia sudah resmi menjadi istri ku, tapi aku tidak mau membuat dia melakukan hal yang tidak ingin dia lakukan,” ujar Adam di dalam hati.
******
Sementara itu, di waktu yang sama, di rumah Adam dan Aulia yang di berikan ayah Aulia di kota mereka sebelum nya,
“Tok,”
“Tok,”
Farrel mengetuk pintu rumahnya, “Dam...Adam,” dia memanggil manggil nama Adam dari balik pintu nya, dia menoleh melihat Dina yang berdiri di sebelahnya,
“Aduh kemana sih si Adam, ini alamatnya bener kan ?” tanya Farrel.
“Bener kok, nomernya sama, lihat nih,” jawab Dina sambil melihat smartphone nya.
“Wah wah ternyata gue di bohongin nih kayaknya,” ujar Riko di belakang keduanya.
“Lo sabar ngapa, lagian gue ingetin ya, kalo si Aulia sih gue kaga peduli, tapi jangan sampe lo nyakitin Adam,” ujar Farrel.
“Santai bro, dia bukan tujuan gue, bener ga Din,” ujar Riko sambil melirik ke Dina.
“I..iya, udah coba lagi sayang,” balas Dina.
Farrel kembali mengetuk pintu nya dengan cukup keras, tiba tiba ada seorang ibu tetangga Adam dan Aulia yang sepertinya merasa terganggu karena ketukan Farrel yang berkali kali, menghampiri Farrel dan Dina yang berdiri di depan pintu.
“Nyari mas Adam dan mba Aulia ya, mereka udah pergi sejak dua hari lalu,” ujar sang ibu yang nampak kesal.
“Oh gitu bu, kemana bu ?” tanya Farrel.
“Ga bilang sih kemana nya, mereka cuman nitip kunci sama pamit aja sama saya,” ujar sang ibu.
"Gitu ya bu, makasih ya bu," ujar Farrel.
Sang ibu berbalik dan berjalan kembali masuk ke dalam rumahnya, wajah Dina langsung pucat, dia menoleh melihat Farrel yang mencoba menelpon Adam dan melirik Riko yang terlihat geram,
“Aduh gimana nih,” ujar Dina.
“Haaaah...buang waktu aja, asli lo ga guna banget Rel (menoleh melihat Dina) ini masalahnya jadi panjang oke, dah gue balik,” ujar Riko.
“Ntar dulu Rik, Farrel beneran di kasih alamatnya ama Adam, ada chat nya sebagai bukti,” ujar Dina.
“Bodo amat, yang penting kan dia ga ada di sini, dia bawa kabur Aulia gue pergi entah kemana, awas aja, gue bakal cari dia dan kalo ketemu gue abisin dia,” ujar Riko.
“Lo udah gila ya Rik, jangan lo pikir gue bakal diem aja kalo lo sampe ngapa ngapain Adam,” teriak Farrel.
“Hah...lo mau ngelawan gue Rel (menoleh melihat Dina) kasih tahu tuh laki lo, jangan coba coba kalau mau nyokap lo selamet,” ujar Riko.
“Udah Rel, udah,” ujar Dina membujuk Farrel setelah mendengar ucapan Riko dengan wajah pucat.
“Asli lo Rik, jangan ngancem Dina pake nyokap nya, kalo berani sini maju lo lawan gue,” balas Farrel penuh emosi.
“Ga apa apa Rel, udah ya, plis,” balas Dina sambil mendekap lengan Farrel yang sudah emosi tinggi.
“Dah gue cabut, males gue di sini,” ujar Riko.
Langsung saja Riko melenggang pergi bersama dua pengawalnya meninggalkan Farrel dan Dina yang termenung dan menatap rumah kecil dua lantai di paling ujung gang itu. “Gedubrak,” Riko berjalan sambil menendang tong penuh sampah sampai jatuh berserakan. “Driiing,” Riko langsung mengangkat smartphonenya.
“Sayang, kamu dimana sih ? kok ga kerumah ?” tanya Jihan di telepon.
“Ini aku sedang menuju ke sana sayang, sabar ya,” jawab Riko.
“Iya, di tunggu ya,” balas Jihan.
Telepon di tutup, wajah Riko berubah menjadi merah padam karena emosinya memuncak, “grep,” dia meremas smartphone di tangannya,
“Awas lo Dam, bakal gue cari lo kemana pun lo pergi dan gue mampusin lo, gue bakal ambil Aulia dari lo, dasar anj***,” gumam Riko di batinnya karena geram.