Rainer Prayogo, Seorang anak dari Petinggi di Institusi Kepolisian..
Rainer tak menyangka, wanita yang di cintainya, Bellona Carla, yang telah merajut kasih dengan nya selama 3 tahun pada akhirnya mengkhianati Rainer...
Namun Peristiwa itu mengingatnya pada 15 tahun silam, seorang gadis kecil yang bernama Renata Dwi Anggita
Mereka membuat janji ikatan cinta untuk kembali bertemu 15 tahun kemudian..
Akan kah mereka memenuhi janji tersebut?
Yok, ikuti kisah nya...😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Rainer & Renata
Tak lama Rainer tiba di sebuah bangunan Sekolah dengan warna merah bata. Di amatinya bangunan.
"Tak ada yang berubah. Masih seperti dulu.." gumam Rainer
Saat mentari hampir diatas kepala, Rainer berjalan menyusuri lorong sekolahnya dulu
"Tak terasa aku meninggalkan sekolah ini 15 tahun. Serasa masih seperti kemarin aku meninggalkan ini sekolah.."
Rainer meninggalkan kota medan saat lulus SD. Di saat itu pas kelulusan, Renatalebih dulu menyatakan kepindahan bapaknya ke Rainer, padahal Rainer pun akan bilang ke Renata dia pun akan pindah mengikuti Papahnya.
Papah Rainer dan ayah Renata sebenernya sama, mereka di mutasikan dari pekerjaannya ke pusat hanya saja Pak Surya tinggal di Jakarta dan Pak Darma tinggal di Bandung.
Tapi Rainer tidak mengetahuinya dimana Renata tinggal. Meskipun semenjak perpisahan itu tidak ada komunikasi antara mereka, tapi Rainer yakin akan janji yang mereka buat bahwa 15 tahun kemudian berjanji bertemu lagi ditempat dimana saat mereka mengikrarkan janjinya.
Rainer berjalan menuju ujung halaman sekolah. Terlihat bangunan yang tidak berubah begitu juga pohon dan bangku dibawahnya masih tidak berubah tempatnya. Terlihat sesosok wanita Berkacamata berambut panjang. Berkaus putih memakai Rok jeans selutut terkesan anggun nan modis.
Rainer mendekati dan menyapanya.
"Mut.. Kamukah itu?" Sapa Rainer
Sang gadis melirik dan.
"Kamuuuuu.." Mereka bersamaan sambil menunjuk
"Kamuu kan yang mau nabrak aku waktu itu?" Tanya gadis itu
"Haaa.." Pekik Rainer sambil mengusap kepalanya
"Kaaa.. Mu.. Renata kan?" Tanya Rainer .
Gadis itu memicingkan matanya
"Raineerrr.." Jawab gadis itu, ternyata gadis itu adalah Renata, gadis cilik yang akan ditemuinya sekarang
Mereka lalu diam dan saling pandang.
Suasana mendadak sepi seakan-akan mengetahui isi hati mereka.
Terlihat bulir air mata dari kelopak mata, terlukis senyuman dibibir, dan rona raut wajah yang terlihat bahagia di wajah Renata. Renata menghampiri pelan lalu tanpa banyak bicara dia memeluk Rainer.
Rainer hanya berdiri diam terpaku dan tak membalas perlakuan Renata.
"Ner.. Ternyata kamu menepati janjimu untuk mencari ku." Terdengar lirih suara Renata isak tangis bahagia
Setelah lama terdiam, Rainer pun membalas pelukan Renata
"Muut.. Akupun gak percaya bahwa kamu pun akan menanti ku disini." Lirih Rainer
Ternyata diamnya Rainer merupakan ekspresi ketidakpercayaannya akan gadis cilik yang dulu berjanji akan menantinya di 15 tahun kemudian ada dihadapannya sekarang untuk memenuhi janjinya. Rasa bahagia yang begitu besar meluap hingga tetesan air mata kebahagiaan mengalir dimatanya. Dalam 1 hari 1 malam Rainer mendapatkan kebahagiaan yang tak terlukiskan dengan kata kata.
Kedua insan yang masih berpelukan erat diam tanpa suara, melepas rindu yang tak tertahankan, tetesan air mata bahagia yang diiringi desiran angin.. Membuat kesan haru dalam keromantisan insan dalam percintaan..
"Muut.. Kamu kah yang waktu itu mau tertabrak olehku?" tiba tiba Tanya Rainer sambil melepaskan pelukannya
Renata pun mengangguk
"Kamu banyak berubah mut.. Kamu cantik sekarang. Tapi satu hal yang kamu tak berubah yang kusukai dari dulu.." puji Rainer
"Apa..?" Tanya Renata penasaran
"Kacamata.. Aku suka kalo kamu memakai kacamata. Wajah kamu terlihat imut. Apalagi sekarang liat kamu sudah imut makin cantik lagi.." Puji Rainer .
"Kamu tuh baru ketemu dah ngerayu, tapi aku suka ternyata kamu masih memanggilku imut.." jawab Renata
"Haha.. Bukannya ngerayu tapi emang bener kok kamu makin cantik. Dan aku suka.." Ujar Rainer
"Eh kok terkesan nge jiplak lirik sebuah lagu sih.. Hihi.." Tanya Renata
"Hahaha.. Emang nyatanya begitu.. " Polos Rainer
Renata diam kemudian berkata
"Ner, kamu juga berubah, kamu tumbuh jadi kekar, tinggi dan tampan gak kaya dulu kecil, kurus kayak cacing.. Hihihi.." ledek Renata
Suasana haru berubah menjadi lebih akrab dengan tawa dan canda seperti dulu saat belia.
"Makasih Mut.. Iya sih sampai-sampai semua sahabatku dari dulu hingga sekarang memanggil ku cacing hehe.." Rainer mengiyakan ledekan Renata
"Gimana papah kamu sehat? Dimana sekarang?" Tanya Renata
"Sehat.. Kebetulan saat ini dia lagi tugas disini. Trus kalo ayah ibumu gimana mut?" Rainer balik bertanya
"Kalo mau tau waktu kamu mau nabrak aku, itu aku buru-buru mau ke rs nengok ayah. Waktu itu darah tinggi ayah kambuh hingga musti dirawat, tapi sekarang dah sembuh kok. Ibu sehat.." Jawab Renata
"Oo.. Trus kakakmu Andri dimana sekarang?" Rainer bertanya lagi
"Dah ah, kok kayak wartawan banyak nanya terus." potong Renata.
"Haha ya deh, habisnya aku kangen dan gimana gitu pokoknya susah diungkapkan.." Jawab Rainer
Renata tersenyum bahagia ternyata belahan jiwa yang ia nantikan tidak berubah sedikitpun tentang perasaan hati kepadanya
Renata mengeluarkan kotak kecil dalam tasnya.
"Ner masih ingat janji kita?" ujar Renata sambil memperlihatkan kotak kecil pada Rainer
"Aku harap kamu pun gak kan melupakannya.." lanjutnya
Rainer tersenyum kemudian dia membuka kalung yang selalu menempel di badannya
"Aku gak kan lupa mut. Janji itu selalu ku bawa kemana aku pergi" jawab Rainer Sambil memperlihatkan kunci perak kecil yang menggantung di kalung tersebut.
Renata tersenyum bahagia ternyata janji yang diikrarkan dari dua orang anak ingusan tercapai hingga kini. Janji dimana mereka akan membuktikan bahwa rasa cinta, rasa sayang yg ada dihati mereka akan tetap ada dihati mereka saat dewasa. Dan bukti janji itu terlukis dalam bentuk kotak kecil dan kuncinya.
Renata mengambil kunci perak kecil, sebelum dia buka kotak itu dia berkata
"Tak ada yang spesial dalam kotak ini, yang ada hanyalah potongan kenangan kita saat kita kecil dulu. Dulu aku memberikan kunci ini padamu agar aku bisa yakin dengan keseriusan kamu bahwa kamu belahan jiwaku. Begitu juga aku, aku bawa kotak ini untuk membuktikan juga bahwa dihati ini aku pun selalu akan menantimu" ucap Renata
Klek.... Kotak itu terbuka.
Saat terbuka Renata menutup mulut hidungnya dengan kedua tangannya. Tak terasa Air mata nya menetes melihat tumpukan potongan kenangan berupa foto kebersamaannya bersama Rainer, disetiap momen masih terlihat utuh tak rusak sedikit pun. Begitu juga Rainer hanya diam terpaku.
Kemudian mereka saling memandang, dan tersenyum dalam benak mereka "apakah ini takdir bahwa ini belahan jiwaku?" Segalanya seakan tidak percaya apa yang terjadi... ??
Tak terasa matahari telah diatas kepala, Panas terik gak menyurutkan rasa rindu, Rainer dan Renata masih bercanda tawa membahas momen-momen dalam foto tersebut.
Disela canda, Renata bertanya "Ner, kamu kok ada dikota Jakarta sih pas kamu mau nabrak aku?"
"Lah kan aku tinggal disana mut.. Emang kamu di Jakarta juga..?" Rainer Balik bertanya
"Dulu iya, sekarang aku tinggal di rumah ayah ibu di Bandung dan aku kuliah di kota bandung, Cuma ayah ibu biasanya yang tinggal di jakarta sana dirumah dinas, Biasanya mereka pulang ke Bandung dua bulan sekali itu pun kalo mereka gak sibuk. Kadang aku yang ke Jakarta" jawab Renata
Rainer hanya bisa melongo saja dengar jawaban Renata
"Kok bengong sih.." Tanya Renata
"Gak.. cuma penasaran kok bisa yah kita deketan, tapi kita gak pernah ketemu. Kalo dulu aku tau kamu pindah ke Jakarta gak akan kita cape-cape bikin janji trus nunggu bertahun-tahun untuk ketemu.." Jawab Rainer ..
"Yeey.. Lagian dulu engga nanya sih hampir sama kayak sekarang cuma nya bisa bengong aja. Tapi ada untungnya juga sih Hihi.. " ujar Renata
Rainer mengkerutkan matanya
"Apaan..?" Tanya Rainer
"Aku jadi yakin keseriusan bocah dulu yang bikin janji dulu.."
"Yak juga sih.. Aku juga jadi yakin sama gadis imut dulu yang berjanji akan nunggu aku hingga dewasa." Balas Rainer