MARAHNYA ISTERI YANG TAK DIHARGAI

"Apa kamu tak ingin menarik kata-kata mu dan mendengar pembelaan dari diriku Mas ?" Tanya Dania pada Alex.

"Tidak! Untuk apa mempertahankan wanita berhati iblis seperti mu." Alex tetap pada pendiriannya.

"Baiklah,aku baru tahu sekarang,ternyata kamu percaya pada sesuatu hal yang sama sekali tidak kamu lihat sendiri." Sindir Dania berharap suaminya itu menyadari kesalahannya saat ini sebelum semuanya terlambat.

"Cepat kemasi barang-barang mu sekarang. Aku tak ingin terus mendengar omong kosong mu. Putri ku sangat berharga melebihi dirimu."

"Iya Mas,dan aku berharap semoga Bela memang putrimu." Ujar Dania tanpa sedikitpun merasa takut. Tangannya terus bergerak lincah memasukkan semua pakaiannya ke dalam koper beserta beberapa barang penting miliknya.

"Apa maksudmu ? Kamu ingin mengatakan bahwa Bela belum tentu putri ku ? Omong kosong apalagi yang kau ucapkan Dania ? Sepertinya memang sangat tepat aku mengusir mu dari sini."

" Aku akan pergi dari rumah ini sesuai keinginanmu. Dan ingat Mas,mulai detik ini aku tidak akan pernah memaafkan mu. Sekalipun suatu saat kamu akan datang meminta maaf pada ku,sedikitpun aku tak Sudi !" Ucap Dania dengan tegas,bertepatan dengan dirinya yang sudah selesai berkemas.

Dania melangkahkan kakinya menuju pintu kamar untuk keluar dan turun ke lantai bawah. Di sana sudah berdiri Bu Linda sang mertua bersama Sania adik madunya yang terlihat sangat senang melihat Dania yang diusir dari rumah.

Bu Linda pun menatap sinis pada menantu pertamanya itu tanpa sedikitpun merasa iba dalam hati.

"Pantas saja hingga kini tak diberi anak,ternyata sangat kasar pada anak kecil !" Sindir Bu Linda. Sania yang melihat itu semua semakin melebarkan senyum penuh kepuasan.

Dania menghentikan langkahnya sebentar dan menoleh pada ibu mertuanya. Ia pun tersenyum sabar sambil menahan rasa sakit dalam hati dan berkata,

"Aku tahu sejak dulu mama memang tak pernah menyukai ku. Aku pun bingung di mana letak kesalahan yang ku miliki. Namun aku berharap,semoga Sania adalah menantu terbaik untuk mama. Serta jangan pernah menyesal dengan apa yang sudah menjadi pilihan mama."

"Tentu saja aku tak menyesal,justru ketika kamu tak ada,aku merasa lebih bahagia. Sudah sana cepat pergi. Berisik banget jadi orang." Usir Bu Linda.

Dania tak lagi memperdulikan perkataan mertuanya,ia pun kembali mengalihkan pandangannya dan kini menatap Sania.

"Dan kamu adik madu ku yang tersayang,ingatlah satu hal,apa yang kamu dapatkan dengan cara paksa,dikemudian hari akan pergi atau hilang tanpa bisa kamu tahan. Jangan sampai sakit hati yang mendalam akan kamu rasakan di saat itu. Jadi berhati-hatilah dalam melakukan sesuatu hal. Pastikan bahwa itu tak menyakiti orang lain."

"Dasar sok bijak. Aku tak akan memaafkan mu yang sudah mencelakai anak ku." Tanpa merasa bersalah,Sania tetap bertahan dengan fitnah yang sudah ia lontarkan.

Dania melangkah pergi tanpa memperdulikan semua yang ada. Ada sedikit rasa sedih yang dirasakan oleh Alex. Namun kemarahannya sudah membuat ia tak lagi berpikir jernih dan mengambil keputusan tergesa-gesa.

"Lex,cepat kamu gugat cerai wanita kejam itu. Biar tahu rasa dia. Lihat saja sekarang,ia akan hidup terlunta-lunta di luar. Apalagi tak punya keluarga." Ujar Bu Linda mempengaruhi putranya.

Alex terdiam dan tak menanggapi perkataan ibunya. Sebenarnya ia tak rela dengan kepergian istri pertamanya yang sudah beberapa tahun menemaninya.

"Ada apa dengan diri ku ? Kenapa sekarang setelah Dania pergi baru terasa ada yang hilang ? Bukankah sejak dulu aku tak mencintainya ? Tidak..tidak ...aku hanya mencintai Sania dan Bela. Aku mungkin hanya sedang merasa kasihan pada Dania." Monolog Alex pada dirinya sendiri.

"Lex,tak perlu merasa kasihan pada wanita itu. Dia sangat kejam. Kasihan anak sama istri mu ini." Tegur Bu Linda ketika melihat putranya termenung. Sedang Sania merasa cemburu karena berpikir Alex masih memikirkan Dania yang baru saja pergi. Tanpa berkata apa-apa,Sania masuk ke kamar. Wanita itu benar-benar marah dengan tingkah laku sang suami.

Melihat sang istri muda merajuk,Alex segera menyusul ke kamar. Bu Linda yang paham akan hal itu memilih untuk masuk ke kamarnya sendiri untuk beristirahat.

"Pergi sana kamu Mas. Sekalian susul saja istri kejam mu itu biar puas!" Ucap Sania kesal saat melihat suaminya masuk ke kamar.

"Sania sayang,kamu cemburu ya ? Ya ampun ...padahal orangnya sudah tak ada masih saja cemburu."

"Habisnya Mas kayak terlihat sedih gitu saat Dania pergi."

"Sedih ? Emangnya kamu lihat aku nangis tadi ?" Tanya Alex sambil tersenyum memandang wajah istri mudanya itu yang kini terlihat semakin kusam. Berbeda dengan kulit Dania yang putih dan terawat. Tiba-tiba dirinya tak tertarik untuk memadu kasih dengan Sania.

"Mau ke mana Mas ?" Tanya Sania saat melihat suaminya kembali keluar dari kamarnya.

"Mau mandi dulu,tadi lupa untuk mandi." sahut Alex. Namun Sania tahu bahwa itu hanyalah alasan tak masuk akal yang sedang dilontarkan sang suami. Biasanya juga pria itu tak perduli untuk mandi ketika dirinya merajuk. Sepertinya ada yang berbeda dengan suaminya itu. Sania mulai merasa curiga bahwa mungkin saja Alex sudah tak tertarik padanya dan mulai jatuh hati pada istri pertamanya. Instingnya sebagai seorang wanita bisa merasakan hal itu. Suaminya tak lagi perhatian seperti dulu.

"Dasar wanita mandul. Udah pergi pun tetap saja nyusahin." Gerutu Sania dengan kesal dan kemudian memilih untuk berbaring.

...****************...

Sementara itu,Dania setelah pergi dari rumah suaminya,ia pun memilih menginap di sebuah hotel terdekat karena hari sudah gelap sehingga tak memungkinkan untuk mencari sebuah rumah kontrakan. Ia berencana mencari rumah kontrakan setelah keesokan harinya. Dania berencana untuk memulai pembalasannya pada keluarga suaminya. Ia merasa sangat beruntung karena bisa keluar dari rumah tersebut. Kini dirinya lebih bebas untuk menjalankan rencananya.

"Hal pertama yang harus aku lakukan adalah mengambil kembali semua hal yang menjadi milik ku. Enak saja mereka, selama bertahun-tahun aku tak menikmati semua uang ku. Kali ini,aku akan membuat kalian jatuh miskin. Gumam Dania dan pada akhirnya ia pun beristirahat. Sama sekali tak ada rasa penyesalan atau sakit hati karena berpisah dari suami yang telah beberapa tahun tak pernah sedikitpun menghargai keberadaannya sebagai seorang istri.

Dania menganggap Sania adalah wanita pengganti dirinya.Cepat atau lambat,wanita itu akan merasakan hal yang sama seperti yang ia rasakan.

Dalam hati,Dania bertekad untuk membalas dengan cara yang tak pernah terpikirkan oleh Alex dan keluarganya. Pada akhirnya,Dania tidur terlelap dan untuk sementara melupakan semua kejadian menyakitkan dirinya.