NovelToon NovelToon
Malam Kelam Bersama Tuan William

Malam Kelam Bersama Tuan William

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Single Mom / Hamil di luar nikah
Popularitas:13.9k
Nilai: 5
Nama Author: leni nurleni

Sebuah tragedi malam kelam harus dialami oleh Claudya Mariabela, Gadis berusia 19 tahun itu harus menanggung beban berat karena mengandung benih dari seorang William Aldenandra.
Claudya adalah gadis muda yang masih duduk di bangku kuliah, sayangnya dia dijebak oleh sahabatnya sendiri. Claudya dijual oleh sahabatnya itu kepada seorang Pria hidung belang.

Malangnya nasib Claudya karena harus putus sekolah dan membesarkan anaknya seorang diri tanpa tahu kebenaran siapa Ayah dari anaknya yang dia kandung, Claudya sudah mati-matian mencari pria hidung belang yang tidur dengannya malam itu.

Banyaknya cacian dan makian yang Claudya dapatkan, tapi itu tak membuatnya menyerah untuk menghidupi anaknya. Hingga sebuah ketika dia di pertemukan dengan William yang ternyata sudah mempunyai seorang Istri.

Bagaimana kisah Claudya selanjutnya?

Yuk cari jawabannya di cerita ini ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon leni nurleni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35

William baru saja sampai ke Bandung, dia langsung pergi ke rumah Claudya karena akan mengantarkan makanan yang dibuatkan oleh Ibunya untuk Agnia, William mengetuk pintu rumah Claudya dan setelah menunggu cukup lama akhirnya Claudya membuka pintu rumahnya.

"Ada apa?" tanya Claudya menatap sinis pada William.

William menyerahkan kotak makanan itu pada Claudya.

"Ini makanan dari Ibu, katanya dia buatkan ini untuk Agnia." William menyodorkan kotak itu karena Claudya tidak menerimanya.

Claudya mengambil kotak makanan itu, Claudya tetap menerimanya karena menghargai Ibunya William yang sudah menyiapkan makanan itu.

"Terima kasih, tapi aku harap anda jangan sering datang kemari," ujar Claudya.

"Clau, aku berencana akan pindah kemari. Aku juga sudah membeli rumah di daerah sini," ungkap William.

"Terserah, tapi aku harap jangan buat masalah apa pun padaku dan Agnia." Claudya langsung kembali masuk kedalam rumahnya tanpa menghiraukan William lagi, rasanya Claudya tidak ingin berhadapan lagi dengan William apa lagi dengan Karisa.

Karisa sejak tadi hanya mengumpat dalam hatinya, rasanya dia sangat ingin menjambak rambut Claudya. Tapi Karisa menahannya karena dia tidak mau William semakin benci padanya.

"William, kamu lihat sikap Claudya 'kan? Dia itu tidak mau mengakui kamu sebagai Ayah Agnia," papar Karisa.

"Lalu? Apa hubungannya dengan mu?" ketus William yang langsung pergi tanpa menunggu Karisa.

Karisa berdecak kesal, kakinya dia hentak-hentakan karena kesal pada Claudya dan William. Tapi tiba-tiba saja Claudya langsung tersenyum tipis terlihat ada ide jahat dalam pikirannya.

Sedangkan saat ini Claudya hanya menatap pada kotak makanan itu, isinya adalah beberapa kue basah yang berjajar rapi di sana, bukan hanya itu ada beberapa bungkus oseng ayam juga di dalamnya.

Claudya merasa disayang oleh Ibunya William tapi Claudya tidak sanggup untuk menghadapi Karisa dan keluarganya.

"Andai saja aku bisa katakan pada Agnia kalau dia punya Nenek dan kakek mungkin Agnia akan sangat senang sekali, Agnia menganggap orang tua Zidan sebagai Kakek neneknya dan dia sangat bahagia. Agnia memang malang karena dia hanya punya aku sebagai ibunya," gumam Claudya.

"Mama, apa itu?" tanya Agnia yang langsung mendekat pada Claudya.

"Agni, ini adalah makanan yang dikirim dari Ibunya Om William. Kamu makan ya," ujar Claudya yang dibalas anggukan oleh Agnia.

Agnia memakan kue basah itu dengan lahap, Claudya hanya menatap saja sambil tersenyum karena melihat putrinya yang sudah bisa mandiri.

Mata Claudya menatap pada Rian yang baru saja datang, Claudya hanya tersenyum tipis saja karena Rian selalu datang tanpa permisi. Claudya sudah memaklumi sikap Rian karena selama ini Claudya juga sudah menganggap Rian sebagai kakaknya.

"Uhh, apa ini?" tanya Rian pada Agnia.

"Makanan dari Ibunya Om William," jawab Agnia sambil mengunyah makanan.

"Om boleh minta?" tanya Rian yang dibalas anggukan oleh Agnia.

Rian mengambil makanan itu dan memakannya, Rian menghabiskan beberapa kue basah yang ada di dalam kotak itu. Tapi tiba-tiba saja perut Rian langsung merasa kesakitan, Rian merasa kalau pagi ini dia tidak memakan apa pun selain kue itu. Rian memegang perutnya dia berusaha untuk menahan rasa mulasnya tapi Rian tidak kuat, dia langsung berlari ke kamar mandi.

"Ada apa, kak?" tanya Claudya sedikit berteriak.

"Awwws, Mama perut aku sakit," ringis Agnia sambil menangis.

Claudya panik dia langsung mendekat pada Agnia yang saat ini menangis sambil memegang perutnya.

"Ada apa Agnia? Yang mana yang sakit?" tanya Claudya.

Agnia semakin kencang menangis membuat Claudya semakin panik karena baru kali ini Agnia kesakitan seperti ini.

"Kak ..., Kak Rian!" teriak Claudya yang panik.

Rian berlari ke arah Claudya.

"Ada apa, Claudya?" tanya Rian sambil merasakan kesakitan pada perutnya.

"Tolong antar aku ke rumah sakit," pinta Claudya.

"Agnia kenapa?" tanya Rian.

**

Zidan berlari masuk kedalam rumah sakit, setelah mendengar kabar dari Rian kalau Agnia masuk rumah sakit, dengan cepat Zidan langsung datang ke rumah sakit.

Zidan menelusuri lorong rumah sakit karena ruangan Agnia ada di ruangan paling ujung khusus spesialis anak.

Begitu khawatirnya Zidan sampai dia rela meninggalkan pekerjaannya karena ingin melihat Agnia, setelah lama berjalan akhirnya Zidan bisa bertemu dengan Rian dan Claudya juga.

"Bagaimana dengan kondisi Agnia?" tanya Zidan menatap pada Rian.

"Sekarang sudah lebih baik karena Dokter memberikan obat, tapi tadi Agnia tidak berhenti ke kamar mandi, perutnya mulas bahkan Agnia juga sampai dehidrasi karena banyak sekali cairan yang terbuang," jelas Rian.

"Agnia sakit perut? Agnia makan pedas?" tanya Zidan.

Claudya menatap pada Zidan yang saat ini sedang bertanya pada Rian.

"Zidan, tadi pagi Tuan William memberikan aku makanan, aku tidak mau menuduh tapi setelah makan itu Agnia langsung sakit perut." Claudya mendekat pada Zidan.

"Ya, aku juga setelah makan itu langsung sakit perut," ujar Rian.

Zidan mengerutkan keningnya, dia yakin kalau William berniat jahat pada Agnia dan Claudya.

"Tapi kamu tidak kenapa-kenapa?" tanya Zidan menatap Claudya dari atas sampai bawah.

Claudya menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak sempat memakan makanan itu,"

Zidan mengepalkan tangannya kuat setelah melihat sekilas kondisi Agnia sekarang, putri Claudya itu tengah berbaring di atas ranjang rumah sakit dengan infus di tangannya. Bukan itu saja bahkan wajah Agnia juga terlihat sangat pucat, hal itu membuat Zidan merasa kesal pada William karena William sudah mencoba untuk menyakiti Agnia.

Zidan menjadi garda terdepan untuk Agnia, siapa pun yang menyakiti Agnia maka mereka harus berhadapan dahulu dengan Zidan.

"Sekarang aku akan datang ke rumahnya, aku tau rumah yang baru saja Tuan William beli." Zidan langsung pergi dari sana meninggalkan Claudya yang masih cemas pada putrinya.

Claudya mendudukkan tubuhnya di atas kursi, ingin sekali rasanya Claudya menangis apa lagi saat melihat ekspresi kesakitan yang Agnia rasakan tadi. Kalau saja Claudya bisa maka ingin sekali Claudya mengambil rasa sakit Agnia akan pindah pada tubuhnya saja.

Claudya yakin kalau makanan itu mengandung bahan yang berbahaya, karena bukan hanya Agnia yang terlihat parah bahkan Rian saja sekarang masih merasakan mulas pada perutnya.

Claudya membayangkan rasa sakitnya seperti apa, jika Rian saja yang sudah tua merasakan sakit seperti itu. Bagaimana dengan Agnia yang masih sangat kecil tapi harus menanggung rasa sakit seperti itu.

"Keterlaluan tuan William, awas saja kalau terjadi sesuatu pada Agnia!" geram Claudya.

Sedangkan saat ini Zidan sudah sampai dikediaman William yang baru saja William beli di daerah Bandung, entah apa tujuan William pindah tapi Zidan tidak terlalu mementingkan masalah itu.

Zidan langsung masuk kedalam rumah menerobosnya satpam yang tengah berjaga di sana.

Zidan menendang pintu rumah William, terlihat satpam langsung menarik tangan Zidan agar Zidan pergi dari sana.

"Saya mau bertemu dengan Tuan William!" geram Zidan.

"Anda tidak boleh masuk, saya yakin anda akan berniat jahat pada Tuan William," ujar satpam.

"Saya mau bertemu dengan tuan William! Suruh dia turun!" teriak Zidan.

William yang mendengar ada keributan langsung keluar dari kamarnya.

"Ada apa?" tanya William.

"Tuan, orang ini maksa mau masuk," ucap satpam.

William menatap pada Zidan yang saat ini datang, William mengkode pada satpam agar membiarkan Zidan masuk. Satpam itu hanya mengangguk saja, tapi saat ini Zidan langsung berlari ke arah William dan ...

Bukk!

1
Adinda
kasihan william
Reni Anjarwani
doubel up
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut
Sri Suhartati
Kecewa
Leni Nurleni: Terima kasih sudah mampir kak.
maaf kalau tidak sesuai dengan keinginan kakak🙏🙏
total 1 replies
Sri Suhartati
Buruk
sunshine wings
Sahabat apa ini,mencelakai teman sendiri.. 😤😤😤😤😤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!