Anindiya Dianka Putri
Gadis cantik yang harus rela menelan pil pahit di hari pernikahan nya. Sang calon suami membatalkan pernikahan mereka tepat di hari pernikahan mereka karena dia harus menikahi gadis lain setelah empat tahun mereka menjalin asmara namun semua nya hancur dalam sekejap
Sekuat apakah hati Anin menghadapi semua ini, akan kah kebahagian datang menghampiri serta bisa mengobati luka hati yang sedang dia derita dan apakan Anin mau membuka hati nya kembali setelah pengkhianatan itu.
Hingga datang seseorang di hidupnya, mengacaukan kinerja otak nya, mengenalkan diri dengan status yang berbeda dengan diri Anin.
Bagaimana kelanjutan nya apa mereka bisa menerima status satu sama lain
Cerita hasil karya sendiri....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terjebak di Lift
Tok Tok Tok...
"Masuk."
"Mbak Nin, udah jam 10 ."
Anin yang terlihat sibuk dengan laptop nya pun segera menutup benda persegi itu dan menyambar blazer serta tas nya yang dia gantung di senderan kursi.
"Aku pergi dulu ya, kalau ada apa apa hubungin aja."
Semua karyawan nya mengangguk patuh dan kembali menyibukan diri dengan tugas masing masing.
Waktu telah menunjukan pukul 10 pagi, acara di mulai sekitar pukul 11siang. Anin yang terkenal santai dia hanya memakai pakaian yang nyaman untuk nya. Di perjalan Anin hanya menikmati alunan lagu dari radio mobil nya.
"Ya ampun make macet lagi."
Kendaraan di depan nya padat merayap membuat Anin membuka kaca mobil nya separuh. Dengan netra yang terus fokus kedepan Anin tidak sadar kalau ada yang sedang memperhatikan nya secara intens.
Pandangan mereka beradu saat Anin kearah luar mobil. Namun seperdetik kemudian Anin membuang wajah nya kembali ke arah depan.
"Tirta."
Anin tidak menyangka akan bertemu dengan mantan calon suaminya itu setelah berbulan bulan lama nya mereka putus kontak dan putus hubungan.
Karena jalanan mulai lenggang Anin segera menancap gas mobil nya meninggalkan mobil yang masih terus saja memepet mobil nya.
Setelah sekian belas menit Anin menghabiskan waktu nya di jalan dan tidak sengaja bertemu dengan sang mantan membuat mood nya anjlok seketika. Anin segera memarkir kan mobil nya setelah sampai di tempat tujuan.
Dengan langkah pasti Anin memasuki loby hotel, tampilan Anin yang biasa membuat dia menjadi pusat perhatian oleh orang orang yang berseliweran di sana.
Dengan rambut di cepol sembarangan Anin berjalan penuh percaya diri tidak repot memikirkan tatapan orang orang yang melihat nya rendah karena penampilan Anin yang biasa saja. Anin segera masuk kedalam lift yang sarat dengan orang orang yang menaikinya.
Sembari memainkan ponsel nya Anin masih terlihat santai begitu juga dengan orang yang ada di dekat nya.Namun sesuatu yang tidak mereka ingin kan terjadi lift yang mereka naiki tiba tiba saja berhenti mendadak padahal lantai yang mereka tuju belum sampai.
Anin sedikit terhuyung ke depan saat lift tiba tiba mati, kalau saja tidak ada orang yang mendekap pinggang nya dari samping dan langsung memutar tubuh Anin menghadap pada nya sudah pasti Anin sudah tersungkur kedepan menabrak orang yang berada tepat di depan nya. Anin yang langsung tersadar akan posisi nya langsung menegakan tubuhnya dan melihat orang yang telah memeluk nya tadi. Kemudian dia melihat tag name yang ada di jas nya Damarta Anum P.
(Posisi mereka saat di dalam lift)
Kedua netra mereka bertemu, rona merah tidak bisa Anin sembunyikan lagi saat ini. Bukan nya melepas kan dekapan orang itu Anin malah terpaku melihat netra yang tengah menatap nya tanpa berkedip.
Ehemm...
Satu deheman dari orang orang di dalam lift yang melihat mereka pun membuat kedua nya segera melepaskan satu sama lain. Anin terlihat salah tingkah begitu pula orang yang sedang berada di samping nya, terlihat dia berpura pura membenahi penampilan nya saat ini.
Lift masih belum beroperasi karena kondisi di dalam lift penuh otomatis udara di dalam sama semakin menipis, terasa sesak dan panas.
Keringat pun sudah mulai mengalir dari dahi serta punggung Anin. Berkali kali dia mengibaskan kedua tangan nya untuk menghalau panas. Situasi semakin panas saat orang yang memeluk nya tadi membuka jas serta beberapa kancing kemeja hitam yang dia pakai.
Bukan nya terpesona Anin malah menggeser tubuhnya mendekat ke arah dinding lift.15 menit berlalu tapi lift tak kunjung bergerak. Orang orang yang di dalam lift bersama dia pun merasakan hawa semakin tidak kondusif.
Anin semakin merasa sesak, wajah nya terlihat memerah dia mulai mengibas ngibaskan tas tangan serta blazer yang dia pakai saat ini sembari mendudukan diri di lantai. Oh Tuhan ini kah yang di namakan neraka bocor sangat pengap dan panas.
Orang orang pun satu persatu terduduk di lantai lift mengikuti Anin. Begitu pula dengan orang yang tengah menyampirkan jas di bahunya. Dahi nya sudah penuh dengan peluh dan sangat yakin kalau kemeja hitam nya itu sudah basah karena keringat.
"Ck gak ada sinyal lagi." Anin berdecak kesal melihat ponsel nya nihil sinyal. Saat orang sudah mengeluh tiba tiba lift kembali menyala dan udara di dalam lift kembali sejuk dan dingin membuat nafas mereka terasa plong.
Sesampainya di lantai yang dituju mereka dengan cepat berebut saling dorong dan berdesakan ingin keluar dari lift membuat saling dorong dan himpit membuat Anin yang berada tepat di belakang pun mau tidak mau terhimpit serta terdorong membuatnya terbentur dinding lift.
"Awww...!" Anin menyentuh kening nya yang mendarat sempurna di dinding lift akibat nya kening sebelah kiri nya memerah.
"Gak Indonesia banget sih." Gerutuan kesal Anin masih terdengar jelas di telinga seseorang yang tengah membetulkan penampilan nya. Jas yang dia copot sudah terpakai kembali begitu pula dengan kancing kemeja hitam nya yang sudah terpasang sempurna.
Setelah orang orang sudah keluar semua Anin pun tidak ingin membuang waktu nya lagi untuk keluar dari ruangan sempit terkutuk itu.
"Ya Ampun sakit banget ini jenong." Anin terus saja menggerutu sembari mengelus kening nya menggunakan anak rambut yang terlepas dari cepolan nya.
Saat Anin menemukan ruangan yang di carinya dia pun segera masuk tanpa membuang waktu nya lagi. Anin benar benar terlambat gara gara terjebak di lift yang mengakibatkan jidat jenong nya memerah dan sedikit benjol.
Anin terus saja melirik jam tangan nya, sudah pukul 11 lewat 5 menit. Hufffttt Anin benar benar terlambat, dan benar saja acara sudah di mulai para model sudah berlenggak lenggok di atas catwalk berwarna merah. Anin mengedarkan pandangan nya dia tersenyum saat melihat kursi kosong di bagian tengah.
"Permisi permisi, maaf numpang lewat." Anin berjalan sembari menghindari orang orang yang menghalangi laju jalan nya. Akhir nya Anin sampai di kursi kosong yang memang sudah tertera namanya disana.
Penampilan para model membuat Anin terpesona terutama saat salah satu model memakai gaun rancangan nya berbahan kain songket dan tenun.
"Anin..!" Anin menolehkan kepalanya pada seseorang yang memanggil namanya dari arah samping.
"Lina." Orang yang bernama Lina itu pun tersenyum dan melambaikan tangan nya pada Anin, Anin membalas nya dengan senyuman lebar.
Setelah acara itu selesai wanita yang di panggil Lina oleh Anin itu segera menghampiri nya dengan terburu buru.
"Aniiinnnn...Ya Ampun aku kangen banget tau. Udah lama banget kita gak ketemu." Kedua wanita itu berpelukan seakan dunia hanya milik mereka berdua.
"Aku juga kangen sama kamu Lin, pas aku dapat undangan dan tau siapa yang nyelenggarain acara ini aku langsung seneng banget apa lagi di acara ini ada salah satu karya aku."
Mereka berdua saling tertawa dan tersenyum membuat antensi orang orang di sana mengarah mereka.
"Maaf buk Lina, perwakilan sponsor yang mensponsori acara kita ingin bertemu dengan Anda."
Kedua wanita yang tengah tertawa itu pun menghentikan tawa nya, dan Lina terlihat menganggukan kepalanya pada salah satu staf yang membantu acara itu.
"Ayo..!" Anin yang di tarik oleh Lina terpaksa mengikuti langkah kaki sahabat nya itu.
Dan benar di salah satu ruangan di sana sudah ada dua orang yang menunggu.
"Selamat siang tuan tuan."
"Selamat siang ibuk Lina."
Saat Anin mengangkat wajah nya, kedua matanya melebar saat melihat siapa yang menjadi sponsor acara sahabat nya itu.
'Dia kan'
BERSAMBUNG...