Kebaikan hati seorang Arsy yang menolong seorang pemuda dan seorang kakek, membuat dirinya harus di kejar-kejar seorang pemuda yang terkenal kejam di dunia mafia. Kenapa?
Jika penasaran, baca yuk!
Oya, semua kisah dalam cerita ini hanyalah fiktif belaka. Tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35
Siang hari, kelas Arsy sudah selesai. Sementara Naura dan yang lainnya belum. Jadi Arsy pun pamit pulang terlebih dahulu.
Dari dalam mobil, Jaydon memperhatikan Arsy yang keluar dari kampus bersama Zio. Jaydon mengepalkan tangannya kuat menggenggam setir mobil.
"Ar, kamu mau langsung ke restoran?" tanya Zio.
"Tidak, aku langsung pulang saja," jawab Arsy menghampiri motornya.
"Aku antar ya?" Zio menawarkan diri.
Arsy tidak menjawab, ia lalu memasang helm dan memakai jaketnya. Belum sempat mereka menjalankan mobilnya. Ponsel Zio berdering.
"Ya hallo Paman."
"Tuan muda, Tuan ingin bertemu dengan Nona muda."
"Sebentar aku tanya dia dulu."
Sang asisten Kyro mengangguk, padahal mereka hanya bicara lewat telepon. Setelah beberapa detik menunggu, Zio pun mengabarkan jika Arsy tidak bisa hari ini.
"Maaf ya, nanti atur saja waktunya. Hari ini aku benar-benar tidak bisa," ucap Arsy pada Zio.
"Tidak apa-apa, nanti aku bilang pada kakek," ujar Zio.
Kemudian keduanya pun keluar dari parkiran tersebut. Zio mengikuti Arsy dari belakang. Kebetulan mereka tidak terlalu laju mengendarai motornya.
Jaydon yang berada didalam mobil tersenyum. Ia menelepon bawahannya untuk segera bersiap-siap menghadang mereka berdua.
Tadi saat Jaydon merasa diabaikan, dia menghubungi bawahan untuk menculik Arsy saat pulang dari kampus.
Karena Jaydon merasa sulit untuk mendekati Arsy, jadi dia menggunakan trik seperti itu dan sekaligus memancing Zio.
Jaydon mengikuti mereka dari belakang dengan jarak cukup jauh. Namun Jaydon masih bisa memantau mereka.
Zio menoleh kebelakang, karena ia merasa ada yang mengikutinya. Namun mobil Zio terhalang oleh mobil-mobil lain.
Zio mengerutkan keningnya, kemudian ia mensejajarkan diri dengan motor Arsy.
"Ada yang mengikuti," ucap Zio dalam bahasa isyarat.
"Ya, aku tahu," balas Arsy dalam bahasa isyarat pula.
Kemudian keduanya bersikap biasa-biasa saja seperti seolah tidak menyadari semuanya.
Arsy dan Zio mengerem motornya, karena ada dua mobil yang menghadang mereka. Anehnya, tempat itu tiba-tiba sepi, padahal baru beberapa saat banyak kendaraan yang lewat.
Arsy dan Zio saling pandang. Kemudian keduanya pun mengangguk. Mereka tidak ada pilihan lain selain menghadapi orang yang menghadang mereka.
Sementara Jaydon juga berhenti, tapi ia memantau dari jarak cukup jauh dari posisi Arsy dan Zio.
Zio dan Arsy membuka helmnya masing-masing. Kemudian turun dari motor. Sementara orang yang menghadang mereka pun keluar dari mobil.
Tujuan mereka adalah Arsy. Karena Arsy yang menjadi target utama mereka atas perintah tuan mereka.
Mereka berjumlah enam orang, karena hanya menculik seorang gadis yang menurut mereka lemah.
"Ikut kami Nona," ucap salah satu dari mereka. Sementara yang satu orang sudah mengacungkan pistol kearah Zio.
"Kalian mau apa?" tanya Arsy pura-pura ketakutan.
"Tuan kami ingin kami menjemput Nona," jawab pria itu.
"Jangan mendekat!" Pria yang mengacungkan pistol menggertak Zio, karena Zio mendekat perlahan kearah pria itu.
"Tunggu apalagi? Tangkap pria itu!" perintah pria yang hendak menghampiri Arsy.
Arsy terlihat tenang-tenang saja, begitu juga Zio. Zio pun akhirnya ditangkap oleh beberapa orang bawahan Jaydon.
Zio tidak berontak sama sekali, seolah pasrah jika dirinya tertangkap. Sedangkan pria yang hendak menangkap Arsy pun tersenyum.
"Ayolah Nona, kami tidak akan melukai pria itu jika Nona tidak ikut kami dengan cara baik-baik," bujuk pria itu.
"Baiklah, jika kalian memang menginginkan aku, maka bebaskan dia," ucap Arsy.
Pria itupun semakin mendekat, namun saat pria itu lengah, Arsy dengan gesit memutar tubuhnya dan dengan gerakan cepat Arsy sudah berhasil menjatuhkan pria itu.
Melihat hal itu, Zio pun tidak tinggal diam. Zio menendang kaki salah satu dari mereka. Kemudian Zio melepaskan diri dengan cara menepis mereka.
"Argh...!" Jerit Zio sambil merentangkan kedua tangannya. Sehingga beberapa orang yang memegangi tangannya pun terlempar jatuh ke tanah.
Kemudian Zio menendang tangan pria tadi yang menodongkan pistol kearahnya. Sehingga pistol itu terlempar.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Zio menghampiri Arsy.
"Jangan khawatir aku, sebaiknya kita fokus melawan mereka," jawab Arsy.
Mereka semua kembali bangkit, keenam pria itu mengepung Arsy dan Zio. Arsy dan Zio tidak panik sama sekali, keduanya pun saling membelakangi demi menghadapi musuh mereka.
Keenam pria itu menyeringai karena melihat Arsy dan Zio terkepung dan terpojok. Mereka mengeluarkan pisau masing-masing.
"Hati-hati," pesan Zio pada Arsy.
"Jangan khawatir, ini belum seberapa," jawab Arsy santai.
Mereka semakin maju dengan pisau ditangan masing-masing. Zio berbalik lalu mengangkat tubuh Arsy.
Arsy pun mengambil kesempatan untuk mengayunkan kakinya menendang satu persatu dari mereka.
Tendangan Arsy tidak main-main, sasarannya adalah kepala penjahat itu. Sehingga satu persatu mereka pun tumbang ke tanah.
Mereka menggeleng kepala karena merasa pusing. Tapi mereka tidak menyerah sama sekali.
Mereka kembali menyerang Arsy dan Zio. Kali ini keduanya berpencar mencari posisi yang nyaman untuk bertarung.
Salah satu dari mereka menusukkan pisau kearah Zio, namun Zio dengan gesit nya menghindar.
Kemudian Zio menangkap tangan pria itu dan memelintirnya. Pria itu menjerit kesakitan. Bukan hanya itu, Zio menendang lipatan kaki pria itu sehingga pria itu berlutut di tanah.
Zio menghajar pria itu tanpa jeda, sehingga pria itupun pingsan. Sedangkan Arsy juga tidak mau kalah. Dia melawan tiga orang sekaligus.
Dengan gerakannya yang lincah dan gesit, ia bisa dengan mudah mengalahkan lawannya. Sehingga para musuh terkapar ditanah.
Sementara Jaydon yang didalam mobil yang menonton aksi merekapun melongo. Dia benar-benar tidak menyangka jika gadis yang ingin dia culik ternyata ahli beladiri.
"Ternyata aku salah mengira, kupikir dia gadis lemah seperti yang lain," gumam Jaydon. Kemudian iapun pergi dari tempat itu.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Zio sambil memeriksa Arsy.
"Sudah berapa kali kamu bertanya seperti itu? Aku bukan cewek lemah," jawab Arsy.
"Aku tahu, aku hanya terlalu khawatir padamu."
Zio menghubungi bawahannya untuk membereskan mereka yang pingsan. Sementara menunggu bawahannya, Zio mengajak Arsy duduk mencari tempat teduh.
Tiga buah mobil berhenti didekat mereka. Keluarlah Arsa, Naufal dan Naura dari mobil masing-masing.
"Apa yang terjadi? Kalian tidak apa-apa, kan?" tanya Arsa kepada adik.
"Mereka ingin menculik ku, mereka bawahan Jaydon," jawab Arsy.
Zio menoleh ke Arsy. "Darimana dia tahu jika mereka bawahan Jaydon?" batin Zio.
"Apa yang harus kita lakukan pada bajingan itu?" tanya Naufal yang mulai geram saat mendengar Arsy ingin diculik.
Walaupun mereka gagal menculik Arsy, tapi tetap saja mereka merasa geram.
"Aku akan hancurkan perusahaannya. Dan kamu Zio, perintahkan bawahan mu untuk menghancurkan markasnya. Karena kami tidak ingin ikut campur untuk menyerang markasnya," jawab Arsy.
"Baik, kerjasama yang bagus," jawab Zio.
Arsy hanya akan membantu Zio dengan melumpuhkan perekonomian Jaydon melalui perusahaannya. Baru setelah itu giliran Zio yang menyerang ke intinya dengan menghancurkan markasnya.
61
17
lagi thor