NovelToon NovelToon
Suami Di Kehidupan Kedua

Suami Di Kehidupan Kedua

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:3.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Febbfbrynt

Vernatha Aira Lexandra atau yang di panggil Natha, dia terlahir kembali.

Di kehidupan sebelumnya, Natha tidak pernah menyangka bahwa adik perempuannya mengambil suaminya dan mengambil semua yang Natha miliki.

Lalu, suami dan adik perempuannya itu yang selalu Natha percayai, mengkhianatinya. Mereka berhubungan di belakang Natha. Mereka juga bekerjasama untuk merebut warisan orang tua Natha sejak lama.

Natha merasa hidupnya selama 27 tahun di permainkan. Di detik-detik sebelum Natha mati, ia di tuntun mereka ke dalam sebuah jurang curam. Suaminya yang selalu Natha cintai dengan tulus, adiknya yang selalu Natha utamakan dalam segala hal, membunuh Natha dengan mendorongnya jatuh sehingga Natha mati di tempat dengan tubuh hancur.

Di sanalah hidup Natha berakhir dengan menyedihkan.

Natha bersumpah untuk membalas dendam.

Saat kelahirannya kembali, Natha mengubah semua takdirnya. Hal paling utama adalah Natha memilih suami pilihan pertamanya yang akan di jodohkan dengannya. Hanya saja dia mengalami cacat dan vegetatif. Pria itu tidak pernah bangun di kehidupan pertama Natha.

Namun suatu hari..

"Apakah kamu yang merawatku?"

Natha menoleh dan melotot kaget melihatnya bangun.


_______

Note;

• Konflik berputar-putar.

• Anti pelakor (Paling cuma pengganggu).

• Terdapat unsur dewasa 18+

• Bagi yang menderita uwuphobia, harap menjauh dari cerita ini!

• Harap Follow author sebelum membaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febbfbrynt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 6

"... Aku hanya melihatmu dari jauh. Aku hanya melihatmu di tidak secara langsung, aku juga melihatmu ketika kamu masih sehat.."

"... Aku sangat menyesal tidak memilihmu di masa lalu. Namun, aku beruntung bisa memilihmu sekarang. Jika orang lain mengejekmu, maka aku yang akan memujimu. jika orang lain menghinamu, maka aku akan menyanjungmu..."

"... Asalkan, kamu selalu ada di sini. Di sampingku. Kamu tidak akan menyakitiku. Kamu akan menjadi satu-satunya orang yang akan mempercayaiku. Aku mengatakan ini karena aku menyaksikan bagaimana kamu tidak pernah bangun di kehidupanku sebelumnya. Walaupun begitu, aku tidak keberatan walaupun kamu bangun di kehidupan ini. Entah kenapa.. aku mempunyai keyakinan kamu akan bangun suatu hari nanti. Tapi jika kamu bangun, aku hanya takut kepercayaanku goyah. "

Natha mengungkapkan semua isi hatinya. Bahkan rahasia kehidupan masa lalunya ia ungkapkan. 

Dia merasa tidak perlu ada rahasia dengan suaminya. Apalagi dia sedang tidur. Jika bangun suatu hari dia bangun juga, Abyan tidak akan mengingat apa yang dia ucapkan. Semoga saja.

Ucapan panjang lebar Natha hanya di balas dengan keheningan kamar itu. Ia tentu saja tidak berharap ada yang menjawabnya. Natha hanya ingin merasa lega.

Natha berdiri dari duduknya. Ia berkeliling melihat-lihat isi kamar itu.

***

Sedangkan di ruangan lain.

Natha tidak tahu bahwa dia dan Abyan sedang di awasi oleh sebuah kamera pengawas.

"Apa yang ia bicarakan? 'Kehidupan sebelumnya'?" tanya heran seorang lelaki remaja kepada keluarganya.

Beberapa orang di sana berpikir rumit.

"Dia bukanlah Nhita. Tapi, kembarannya." Ucapan seorang lelaki tertua di ruangan itu, membuat semua orang kaget.

"Apa?!" teriak mereka kaget berbarengan.

Brak!

"Apakah mereka menipu kita!" marah remaja itu, sambil menggebrak meja.

"Sabar, Nak. Kamu jangan terbawa amarah," ucap lembut seorang wanita.

Wanita adalah ibu Abyan--Alice. Usianya sudah hampir menginjak kepala empat. Dia terlihat masih usia tiga puluhan. Karena terlihat sangat cantik. Penampilannya sangat Anggun.

"Tapi mereka menipu kita, Mah!"

"Briyan! Diam kau!" Kekesalan pria tua itu membuat orang yang di panggil Briyan langsung tertunduk.

"Kita tidak bisa menukar mereka kembali! Pernikahan mereka sudah terjadi! Apakah kamu mendengar ucapan gadis itu? Dia sangat tulus ingin merawat cucuku. Kita bisa membalas keluarga Lumian lain kali!"

Briyan terdiam mendengar ucapan kakeknya.

"Aku akan menyeka keringatmu, bolehkah?" Suara lembut Natha mengalihkan perhatian mereka kembali ke layar.

"Diammu, ku anggap iya," lanjutnya seraya terkekeh.

"Gadis itu terlihat kebalikan dari sikap kembaranya. Dia terlihat sangat baik. Namun, aku belum bisa menerimanya karena dia putri Lumian." Alice berujar tanpa mengalihkan pandangan pada dua orang di layar.

"Meskipun dia baik, aku tidak akan pernah mau mengakui keberadaannya di rumah Ini!" Ada sedikit kebencian dalam nada suara Briyan. Tangannya mengepal.

Dia sudah mengagumi kakaknya dari kecil. Dia berusaha menjadi seseorang seperti kakaknya yang selalu membanggakan orang tua dan bekerja keras. Namun, kecelakaan itu membuat semuanya berubah. Hatinya hancur.

Kakaknya yang selalu gagah, sekarang terbaring. Mata tajamnya, menutup. Apalagi kakinya mengalami cacat.

Briyan sangat membenci pelakunya. Ia sangat marah ketika pelakunya tidak di penjara. Ketika ia tahu pelakunya adalah siswi yang satu sekolah dengannya, Briyan sedikit kaget. Namun tidak lama bibirnya menyeringai. Dia berniat akan membullynya habis-habisan.

Ketika keluarganya memutuskan untuk menikahkannya dengan orang itu, Briyan sedikit tidak terima, namun ia tidak bisa apa-apa.

Dia hanya akan membuatnya menyesal!

***

Natha meminta tolong kepada seorang pembantu untuk membawakan sebuah baskom kecil berisi air hangat dan handuk.

Pembantu itu dengan sopan mengangguk dan melaksanakan perintah.

"Terima kasih!" ucap Natha kepada pembantu wanita yang terlihat masih muda.

Wanita itu tersenyum tulus melihat Nona barunya. "Sama-sama."

Natha menutup pintu. Ia melangkah pelan menuju ranjang, lalu duduk di samping Abyan dengan baskom kecil di pangkuannya.

"Maaf, ya. Bukannya aku tidak sopan. Namun, kita sudah Suami-Istri. Tidak apa-apa, kan, jika aku menyentuhmu?" tanyanya lembut hanya di balas suara percikan air di tangannya.

Natha membasahi handuk itu. Lalu, memerasnya air di handuknya.

Dengan hati-hati, Natha menyeka keningnya yang basah oleh keringat. Tengkuknya serta leher. Gerakannya sangat lembut. Natha tidak berani mengelap di bagian lain. Apalagi membuka bajunya. Walaupun dia sudah menjadi istrinya. Natha belum meminta izin kepada keluarganya sebelum tanggung jawab penuh di serahkan kepadanya.

Natha menyekanya dengan telaten. Setelah selesai, ia menyimpannya baskom kecil tersebut di samping tempat tidur.

Tok tok

Ketukan di pintu membuat Natha langsung beranjak membukanya.

Setelah terbuka, terlihatlah seorang wanita yang ia suruh beberapa menit lalu.

"Nona, Tuan meminta Anda untuk ke ruangannya."

'Tuan' yang ia maksud adalah Kakek Abyan. Karena, ayah Abyan sudah meninggal tiga tahun yang lalu karena penyakit.

Natha mengangguk mengerti. Ia yakin, pasti yang orang itu bahas yaitu tentang Abyan.

"Mari saya antarkan," tuturnya yang Natha angguki.

Natha mengikutinya di belakang.

Di perjalanan, Natha bertanya. "Kakak, namamu siapa?"

Wanita itu tersenyum malu. Namun tetap menjawab. "Nama s-aya Winda, Nona."

Natha tersenyum. "Kalau begitu, aku akan memanggilmu Kak Winda!"

"Ah, jangan Nona! Itu terdengar tidak pantas. Aku hanya pem--"

Natha memotongnya. "Apakah tidak boleh? Aku hanya ingin lebih akrab dengan Kak Winda." Ucapannya terdengar menyedihkan.

Winda gelagapan. "Bu-bukan begitu, No-na..."

"Boleh, yah?"

Melihat harapan di matanya, Winda mengangguk kaku.

Natha tersenyum lebar. "Terima kasih."

"Sudah sampai, No--"

"Kakak harus memanggilku, Natha."

"I-tu.. sangat tidak sopan untukku no--"

"Natha. N-A-T-H-A." Dengan keras kepala Natha mengejahnya, agar Winda memanggil namanya.

Winda hanya pasrah. Ia berucap pelan. "Oke. N-natha.".

Natha punya tujuan lain melakukannya. Ia bukan hanya sekedar ingin akrab dengan pembantu rumah ini. Karena, ia tidak akan mempercayai siapapun lagi.

Dengan pelan-pelan, ia hanya ingin tahu lebih banyak tentang keluarga Grissham lewat Winda.

"Terima kasih, sudah mengantarku," ucap Natha tulus.

"Ya, ya. Sama-sama," Winda mengangguk berulang kali, lalu pergi.

Senyuman di wajah Natha hilang di gantikan ekspresi dingin.

Tok tok

Natha mengetuk tiga kali pintu di depannya.

"Masuk."

Ketika mendengar suara di di balik pintu, Natha kembali memasang ekspresi palsunya dengan senyum sopan. Ia dengan pelan membuka pintu.

Setelah masuk, yang Natha lihat seperti ruangan interogasi, sangat cocok. Di dalam berisi dua bangku berhadapan. Di tengahnya, meja persegi panjang berukuran sedang. Lampu menggantung hanya menyinari bagian tengah meja itu.

Ruangan terasa dingin. Tapi, tidak ada sedikitpun rasa takut dalam diri Natha. Dia sudah pernah menempati tempat yang lebih mengerikan di kehidupan pertamanya.

"Duduk." Suara dingin pria tua di ruangan minim cahaya itu, di balas bungkukan sopan Natha sebelum duduk.

"Kamu bukan Nhita."

1
🍁AngeL❣️💋🆇'🅼🅰🆂-🆈🆆👻ᴸᴷ
Galen bener bener gak tau diri ternyata
🍁AngeL❣️💋🆇'🅼🅰🆂-🆈🆆👻ᴸᴷ
hadeeehh konflik lgii
🍁AngeL❣️💋🆇'🅼🅰🆂-🆈🆆👻ᴸᴷ
nah kan sonia keceplosan 🤣🤣🤣🤣🤣🤣 sukurin kauuu
🍁AngeL❣️💋🆇'🅼🅰🆂-🆈🆆👻ᴸᴷ
mampus kau soniaaaa itu hasil didikan mu sendiri jadi rasakannn
C_Anggrek
apa paman Natha yg meninggal thor?
echa purin
👍🏻👍🏻👍🏻
Sela Waty
Luar biasa
Juna Dong
luar biasa
Sumar Sutinah
Luar biasa
Dewi Kasinji
ijin baca kak
Sun Flower
Luar biasa
Leni Ani
kok orang tua palsu.bukan kandung kah🤔🤔
pipi gemoy
yaelah dua duanya menguntungkan si nitha😏👎🏼
pipi gemoy
mampir Thor
Maria
/Rose//Rose//Good//Good/
🍁AngeL❣️💋🆇'🅼🅰🆂-🆈🆆👻ᴸᴷ
gak tau malu bgt Sonia
🍁AngeL❣️💋🆇'🅼🅰🆂-🆈🆆👻ᴸᴷ
sama-sama 😂
Nabila Petta
Luar biasa
🍁AngeL❣️💋🆇'🅼🅰🆂-🆈🆆👻ᴸᴷ
dih maksa 🤣🤣🤣
🍁AngeL❣️💋🆇'🅼🅰🆂-🆈🆆👻ᴸᴷ
tetep semangat wahai kauu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!