• Cek umur sebelum membacanya.
Kendrick Davino Tan adalah seorang casanova, hidup dengan banyak wanita yang memuaskan gairahnya.
Dia bahkan menampung seorang wanita malam di mansion miliknya, yaitu Maurin. Maurin tak sendiri, dia bersama anak gadisnya, Zoya.
Yang diam-diam Ken jadikan fantasinya saat bercinta dengan Maurin dan banyak wanita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Kakek
Kepala asisten rumah tangga di mansion milik Ken turun setelah sang Tuan mengatakan akan menyusul.
Dia cukup tahu apa yang sudah terjadi di dalam sana, bahkan suara teriakan Zoya semalam jelas sekali di dalam indera pendengarannya.
Namun, baik dia dan orang yang ada di dalam mansion ini lebih memilih untuk bungkam. Karena kejadian ini tak hanya sekali dua kali, bahkan hampir setiap hari.
Tutup mulut adalah jurus terampuh, jika mereka ingin tetap bekerja dengan Ken. Karena pria itu tidak akan segan mendepak siapa saja yang berani mengusik kesenangannya.
Setelah kepergian Bi Lila, Ken mendekat ke arah Zoya, dia memeluk tubuh berbalut kain kimono itu dari belakang dan menatap pantulan wajah mereka lewat cermin di depan sana.
"Baby, pindahlah ke kamarmu, dan jangan turun sebelum aku naik. Aku mau menemui kakek dulu di bawah," ucap Ken, dan langsung dijawab anggukan oleh Zoya. Karena gadis itu tidak mau ikut campur dalam urusan keluarga Ken.
Pria matang itu mengulum senyum, suka sekali kalau Zoya patuh pada ucapannya. Lantas dia menciumi pipi Zoya dan turun hingga ke leher, setelah itu baru dia melepaskan gadis cantik itu.
"Baby, aku keluar dulu."
Ken melangkah keluar dari kamar itu dan berpindah ke kamarnya untuk berganti pakaian. Baru kemudian Ken turun dan menemui sang Kakek yang sudah lama tak mengunjunginya.
Ken menapaki satu persatu anak tangga, dan berjalan ke arah ruang keluarga. Tepat di ambang sekat pintu masuk, Ken sudah bisa melihat kakeknya, dan pria tua itu tidak sendiri.
Ken memutar bola matanya jengah, lalu berjalan santai, tanpa sopan santun atau menyapa terlebih dahulu, Ken langsung duduk di depan sang kakek, Abian.
Melihat itu, kakek Abian menghela nafas. Sikap Ken masih sama seperti dulu, semaunya dan tidak suka diatur.
Ken menatap ke arah kakek Abian dan juga seseorang yang ada di samping pria tua itu. Dia menarik bibirnya sinis, seperti tahu apa yang direncanakan sang kakek. "Ada apa kakek kemari? Masih ingat punya cucu ternyata." sindir Ken sarkas.
"Ken! Jaga bicaramu!" bentak kakek Abian, baru saja bertemu cucu satu-satunya ini malah berkata tidak sopan begitu.
"Lho kenapa? Bukankah benar? Selama ini kakek ke mana? Heuh, aku sudah seperti tidak memiliki siapapun di dunia ini," ujar Ken dengan tangan yang melipat di dada.
Kakek Abian geleng-geleng kepala, bila meladeni bocah gendeng ini dia rasa darah tingginya akan kumat.
"Sudahlah, Kakek tidak mau membahas yang lain, Kakek ke sini hanya ingin mempertemukanmu dengan dia," ujar kakek Abian sedikit ketus sambil menunjuk seorang wanita yang duduk di sampingnya.
Wanita itu mengulum senyum terbaiknya ke arah Ken. "Hai, Kak Ken." Sapanya.
Sementara pria itu bergeming, semakin menelisik penampilan sang wanita dari atas hingga ke bawah.
Cih, dia berdecih.
"Cantik 'kan?" tanya sang kakek berbinar, berharap Ken akan suka.
"Tentu saja cantik, dia kan seorang wanita. Dan rasa lubangnya pasti sama," balas Ken nyeleneh, tidak peduli reaksi kakek Abian selanjutnya.
Mendengar itu, kakek Abian langsung memejamkan mata dan menarik nafas dalam-dalam, lalu menghentak lantai menggunakan tongkatnya.
Bugh!
Apa reaksi Ken? Biasa saja, ya dia malah mengangkat kedua alisnya, seolah apa yang dia bicarakan bukanlah sesuatu yang salah.
Sementara wanita yang di samping kakek Abian mengelus tangan pria tua itu, agar bersikap lebih tenang. Kakek Abian mengatur nafasnya yang terasa memburu, punya satu cucu tapi kelakuannya minta ampun.
Setiap saat dia bisa sakit kepala, jika terus berbicara dengan Ken.
"Baiklah, kakek tidak mau berbasa-basi lagi. Kakek mau sudahi semua permainanmu, Ken, dan menikahlah dengan Nora!" ujar kakek Abian, sambil melirik wanita bernama Nora, wanita yang dia bawa untuk dijodohkan dengan sang cucu.
"Menikah? Really?"
Kakek Abian menganggukkan kepala.
Dan Ken menggeleng cepat. "Big no!"
*
*
*
Jempolnya jangan sampe Ken dorrrrrr guys 🔥🔥🔥🔥🔥