Kehidupan Gracel berubah di saat seorang bocah berusia 5-tahun memanggilnya dengan sebutan Mommy di atas bus, karena anak itu terus saja memanggilnya Mommy pada akhirnya seorang duda yang merupakan Ayah anak itu menawarkannya sebuah kerja sama.
Dia ingin membiayain hidup serta biaya kuliah Gracel, syarat menjadi Mommy anaknya tersebut.
Akan kah, Gracel ingin menjadi Mommy anaknya? Atau dia memilih untuk membiayai hidupnya sendiri yang sering tak berkecekupan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon skyl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 28 ~Mommy Untuk Anak Duda~
"Mau-mau kamu aja deh. " Grandma Rani hanya bisa pasrah.
"Kamu benaran pengen kerja?" tanya Rani pada Gracel.
Gracel mengangguk.
"Sebenarnnya aku gak mau dia kerja, Mih, tapi karena cita-citanya, Revan tidak akan egois," sela Revandra.
"Yaudah bantu dia masuk ke rumah sakit teman kamu, siapa tau dia di terima."
"Aku maunya lanjut magang, Mih," jawab Gracel. "Aku merasa aku masih kurang baik untuk memasuki gelar kedokteran, walaupun ya udah seharusnya."
"Menjadi seorang dokter tidaklah muda, aku masih terlalu amatir, aku takut membahayakan pasien," jelasnya.
"Ingat kamu harus yakin ya? Kamu sudah magang dan cara mu cukup bagus." Revandra mengelus pinggang Gracel.
"Tapi mas... Saat aku magang aku di bimbing dokter senior, praktek! Tapi gimana kalau sekarang?"
"Kamu pasti bisa yakinlah, kamu adalah dokter muda, yang akan menjadi dokter yang sukses di masa depan."
Gracel menghela nafas lalu mengangguk. "Tadinya aku mau nyerah, tapi karena ucapan mas aku akan mencobanya," balas Gracel. "Apa nanti aku bisa? Aku takut, aku gagal."
"Jangan menyerah sebelum mencoba, kalau gagal kamu bisa memulainya lagi sampai gagal itu sendiri yang menyerah menggantikannya dengan kesuksesan. Kamu harus ingat perjuangan mu untuk sampai sekarang mendapat gelar (Dr) tidak muda," jelas Revandra.
Gracel mengangguk lalu memeluk Revandra tanpa sadar di sana bukan hanya ada mereka.
"Ekhemm." Grandma Rani dan cucunya berdehem keras membuat mereka berdua sadar.
Gracel mendorong pelan tubuh Revandra lalu menyengir.
"Kalian...." Mami Rani memicingkan matanya ke arah mereka. "punya hubungan apa?" tanya mami Rani tegas.
Revandra melirik Gracel begitupun dengan gadis itu.
"Kami calom suami istri," seru Revandra menjawab.
"Calon suami istri?" tanya Mami Rani menutup mulut.
Revandra mengangguk sedangkan Gracel hanya diam saja dan terus tersenyum tanpa henti.
"Sebenarnya hari ini Revan mau ke rumah mami untuk meminta restu, tapi mami sudah ada di sini, kami ingin meminta restu mami. Apakah boleh Revan melanjutkan hidup Revan?"
"Pasti dong aku akan merestui kalian, tapi..."
Mendengar kata tapi dari wanita paruh baya itu membuat Gracel menegang.
"Gimana sama Mama mu? Kamu juga harus meminta restu pada mamamu karena dia yang melahirkan mu, Kalau kamu meminta restu sama mami akan mami restui karena ini hidupmu nak."
"Mama?" tanya Gracel bingung.
Mami Rani menoleh ke Gracel.
"Perlu kamu tau kalau mami bukanlah ibu kandung Revan, Revan adalah keponakan ku karena aku tak punya anak, kakakku orang tua asli Revan memberikan Revan kepadaku," jelas Mami Rani.
Gracel manggut-manggut paham namun ada yang terjanggal dalam hatinya. Apakah orang tua asli Revandra akan menerimanya sebagai istri anaknya?
"Revan tak ingin." Revandra menggeleng. "Kalau memang dia yang melahirkan ku kenapa dia memberikan ku pada mami? Revan juga tidak ingin berharap dia yang melahirkan ku ke dunia, Revan ingin kembali dan lahir dari kandungan mami," lanjut Revandra.
"Revan jangan seperti itu nak, meminta izin dan restu kepada orang tua adalah kewajiban."
"Baik Revan akan meminta izinnya, tapi kalau dia tidak merestuiku, itu tidak akan membatalkan diriku menikahi Gracel!" tekan Revandra keluar dari kamar dengan keadaan emosi.
"Kamu kepikiran? Tenanglah ya! Mami yakin mamanya Revan akan merestui kalian," ujar Mami Rani.
Gracel mengangguk. "Di sini dulu ya sama grandma!" perintah Gracel pada putranya lalu beranjak menyusul Revandra.
"Mas," panggil Gracel melihat kekasihnya berada di balkon rumah.
Revandra berbalik badan dan tersenyum kecut.
"Kenapa? Kamu masuk gih temanin El saja!" perintah Revandra.
Gracel memuluk badan kekar lelaki itu. "Mas, nanti mama mu akan merestui kita kan?" tanya Gracel.
"Kalau dia tidak merestui kita, itu tidak akan membatalkan pernikahan kita, sayang," jawab Revandra.
"Tapi jangan jadi anak pembangkak ya, mas," peringat Gracel.
"Kalau dia mengharagaiku mungkin itu gak bakal terjadi," jawab Revandra. "Kita juga belum mendapatkan hasilnya? Kenapa takut tak di restui? Kalau memang mamaku tidak merestui kita, Insya-Allah semesta akan merestuinya."