Era kekacauan telah tiba. Ramalan penyihir ratusan tahun telah terwujud.
Sang Penjahat telah tiba untuk menuntut ketidakadilan.
Menantang dunia dan surga.
Saatnya kalian semua membuka mata dengan kemunculanku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Galih Pratama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bunga milik kekaisaran.
Mengingat yang menjadi pembicaraan adalah anaknya dengan kepandaian luar biasa, Luo Yan pasti memainkan satu atau dua trik lagi. Luo Yi tengah menatap Yuan Rui dengan penuh rasa ingin tahu. Apa yang dilihat anaknya dalam diri gadis itu?
"Selain kekuatan, apalagi?" Tanya Luo Yi dengan nada meremehkan. Dia tahu bahwa tidak seharusnya bersikap demikian terhadap orang yang telah menolong anaknya, tetapi kali ini, dia tidak dapat menyetujui pilihan Luo Yan.
Namun, ada satu hal yang sulit untuk disangkal: Yuan Rui memang memiliki pengetahuan yang mengesankan. Dia berhasil meracik obat yang sangat diperlukan untuk menyembuhkan Luo Yan.
Dengan fokus penuh, Luo Yi mengamati Yuan Rui dari atas hingga bawah, membuat gadis itu merinding. Tak bisa dipungkiri, ada suatu aura misterius yang mengelilingi Yuan Rui. Di sisi lain, sudah berapa kali Yuan Rui mengucapkan ingin berpamitan, tetapi entah kenapa, Luo Yi sama sekali tidak mendengarkan.
"Ikut denganku sebentar," Luo Yi akhirnya menarik tangan Yuan Rui, seolah-olah ada sesuatu yang sangat penting untuk ditunjukkan.
Beberapa saat kemudian, ketika Yuan Rui keluar dari ruangan, transformasinya membuat Luo Yi ternganga. Dia tampil begitu memukau, jauh lebih cantik dari bunga-bunga di Kekaisaran Yin, setara dengan keanggunan Lien Hua. Tanpa disangka, hanya dengan sedikit sentuhan riasan, Yuan Rui terlihat luar biasa.
Penampilannya yang menawan seolah mampu memikat hati siapa pun, bahkan pria dewasa. Namun, tubuh Yuan Rui jelas terlalu dewasa untuk gadis berusia lima belas tahun.
"Ah, jadi anakku memiliki mata yang sudah seperti elang," pikir Luo Yi, terkesima.
"Eh, mau ke mana kau terburu-buru?" Luo Yi menarik lengan Yuan Rui lagi, seolah gadis itu adalah boneka yang bisa ia atur sesuka hati dengan berbagai alat riasan.
"Walau dengan penampilan biasa saja, Yuan Rui sudah tampak luar biasa. Ditambah sedikit 'bumbu', maka..." Dada Luo Yi berdegup kencang tidak sabar lagi.
Namun, saat dia tengah asyik mempercantik Yuan Rui, tiba-tiba seseorang muncul dari belakang, wajahnya datar dan tidak menunjukkan reaksi. Luo Yi terhenyak. Apakah anaknya benar-benar tak peduli dengan penampilan Yuan Rui yang kini berubah drastis?
"Aih, Nona Yuan Rui sungguh mempesona," kata salah satu pelayan dengan tulus.
"Tuh kan!" seru Luo Yi, bangga. Bahkan pelayan saja tidak dapat menahan pujian untuk gadis itu. Namun, di dalam benaknya, ia terus bertanya, apa yang salah dengan anaknya?
Mendengar pujian dari pelayan, Luo Yan pun beralih menatap Yuan Rui, memandangi dari atas sampai bawah.
Setelah beberapa saat, ia mengangguk setuju, tetapi ekspresinya tetap datar seperti biasanya. “Kau benar,” katanya tanpa emosi.
Sebenarnya, Luo Yan sudah sering melihat wajah Yuan Rui begitu banyak sampai rasanya tertanam dalam benaknya.
"Namun, kecantikan Yuan Rui sekarang hanya sekilas. Di masa depan, dia bahkan akan jauh lebih menakjubkan lagi."
Semua mata menoleh ke arah Luo Yan yang berbicara melantur. Pikiran mereka melayang, mempertanyakan apa yang telah terjadi pada tuan muda mereka. Namun, beberapa detik kemudian, kata-kata Luo Yan mengguncang suasana.
"Kecantikannya itu bahkan mampu menghancurkan kerajaan."
Mendengar pernyataan itu, Luo Yi bersiul, sementara wajah Yuan Rui bersemu merah, menenggelamkan kepalanya lebih dalam di balik punggung Luo Yi. Para pelayan yang menyaksikan momen itu tertawa, beberapa bahkan mengacungkan jempol kepada tuan muda mereka.
"Kerja bagus, tuan muda!" seru para pelayan serempak.
Luo Yan yang melihat reaksi heboh di sekitarnya merasa aneh dan memiringkan kepalanya.
Apa yang sebenarnya dia katakan memang kebenaran, tetapi dari mereka semua tidak menyadari bahwa perang akan terjadi karena ketidaksengajaan Yuan Rui, meski itu masih jauh di masa depan.