Di saat membutuhkan uang tambahan, Roro yang bekerja sebagai perawat mendapat tawaran pekerjaan untuk mengasuh anak yang menderita kanker darah.
Tidak disangka anak itu adalah anak direktur rumah sakit tempat Roro bekerja.
"Ternyata pak direktur adalah duda!" seru Roro.
Direktur sekaligus dokter bedah itu tidak pernah dikabarkan sudah menikah, lantas bagaimana sudah menjadi seorang duda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keajaiban
Dua mobil ambulance baru saja berhenti di lokasi kejadian, dua orang dengan luka berat segera dievakuasi.
Dua orang itu tentu saja Prada dan ayah Roro.
"Tenang saja. Di rumah sakit ada tuan Armon dan nona Chila," ucap Roro sebelum melepas Prada masuk sendirian ke dalam ambulance.
Karena gadis itu harus menemani ayahnya di ambulance satunya lagi.
Prada masih sadar tapi enggan membalas perkataan gadis itu.
Akhirnya Roro naik ke dalam ambulance yang membawa ayahnya.
Di dalam sana suasana begitu canggung, mereka sudah lama tidak berkomunikasi dan bertemu kembali dalam situasi seperti itu.
"Maafkan ayah!"
Kalimat yang sering didengar oleh Roro sampai gadis itu bosan karena ayahnya akan mengulangi hal yang sama lagi.
"Kali ini ayah benar-benar serius," sambung ayah Roro berusaha meyakinkan.
Roro menghela nafasnya kasar, badannya dan pikirannya lelah tapi harus dipaksa tetap sadar sepenuhnya.
"Aku tidak tahu serius atau tidak tapi jika ayah benar-benar tidak bertaubat, aku akan merelakan ayah," ucap Roro sedikit mengancam.
Tentu saja ayah Roro jadi takut mendengarnya.
Karena energi Roro terkuras habis, gadis itu memejamkan mata dalam perjalanan ke rumah sakit.
Sementara di rumah sakit sendiri, Armon langsung menangani Chila bersama rekan-rekannya.
Tubuh anak itu dipasang berbagai alat dan Chila sendiri sudah tidak sadarkan diri.
Denyut nadinya melemah dan hal itu membuat Armon jadi panas.
"Dokter Armon tetap fokus!"
Salah satu rekannya mencoba membuat lelaki itu sadar.
Armon berusaha tetap fokus, sekarang yang harus dia lakukan adalah membuat keadaan Chila stabil supaya bisa menerima suntikan stem cell.
Jika tubuh Chila menerima suntikan itu pasti semua jaringannya akan meregenerasi sel kembali.
Beruntung keadaan Chila berangsur stabil dah pada saat itu ada hal yang tak terduga terjadi.
"Dokter..."
Armon langsung masuk ke ruang rapat, di sana ada hasil tes Chila beserta Roro sebelumnya.
"Ini mungkin yang dinamakan dengan keajaiban, sumsum tulang belakang suster Roro cocok dengan nona Chila!"
Mendengar itu, Armon terkejut bukan main, siapa yang akan menyangka hal itu akan terjadi.
"Di mana suster Roro sekarang?" tanya Armon.
Ternyata setelah sampai di rumah sakit sebelumnya, Roro langsung mendapatkan kabar bahwa sumsum tulang belakangnya cocok dengan Chila.
Jadi, tanpa babibu lagi Roro ingin mendonorkan sumsum tulang belakangnya.
"Suster..." panggil Armon yang mendatangi gadis itu di sebuah ruangan tunggu.
Di sana Roro sudah memakai baju rumah sakit yang membuat hati Armon tidak karuan.
"Tidak, aku tidak akan memanggilmu suster lagi," tambah Armon.
Pada saat itu, Roro duduk di pinggir ranjang dan tidak percaya kalau Armon akan mengatakan hal seperti itu.
"Tuan..." Roro tidak tahu harus bersikap bagaimana, gadis itu salah tingkah maksimal.
"Jangan memanggilku tuan, panggil namaku saja," pinta Armon.
Rasanya penyakit komplikasi Roro mulai kambuh apalagi lelaki itu semakin mendekat padanya.
"Tidak sopan, Tuan. Saya tidak mungkin sok akrab dengan majikan," tolak Roro malu-malu.
"Kalau aku majikan artinya kau bawahanku? Bagaimana mungkin aku menganggap penyelamat putriku adalah bawahan," ucap Armon.
"Anda sudah banyak membantu saya, Tuan. Jadi, anggap saja ini sebagai balas budi," balas Roro.
"Kau masih memanggilku dengan sebutan itu," Armon jadi kesal karena Roro yang keras kepala.
"Sekali lagi aku mendengarnya maka kau akan dihukum!"