(Update tidak menentu yang jelas tiap hari bakalan update, tapi itu juga tergantung kesibukan Author)
Jangan lupa dukung Author dengan cara
¹. Vote
². Rate bintang 5
³. Like
⁴. Komen
Xiao Lang, Seorang pemuda yatim piatu yang telah di rawat dan di temukan oleh pemimpin sekte Naga Halilintar. Xiao Lang mempunyai mimpi untuk menjadi seorang kultivator meskipun pemimpin akademi telah mengatakan bahwa dia tidak memiliki bakat dalam kultivasi.
Suatu hari Xiao Lang pergi ke hutan untuk mencari tanaman herbal dan tanpa sengaja ia menemukan benda aneh yang tiba-tiba masuk kedalam dirinya..
Benda apakah itu?, Silahkan baca kelanjutan ceritanya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Valheinz Z.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 24. Pertarungan Kultivator Bertopeng
Setelah meninggalkan sekte Teratai Salju, Xiao Lang terus terbang selama berhari-hari dengan kecepatan yang sangat luar biasa, hingga membuat orang-orang yang melihat lesatan cahaya keemasan berfikir bahwa itu adalah bintang jatuh.
"Terbang dengan kecepatan tinggi memang sangat efektif dari pada berlari" gumam Xiao Lang.
Setelah berlatih dengan Xiao Guang dan She Long, Xiao Lang akhirnya faham bagaimana caranya terbang tanpa banyak menguras energi, selama ini dia hanya mengetahui bahwa untuk bisa terbang dan melayang di langit setidaknya dia harus mencapai tahap Pendekar Petapa terlebih dahulu. Namun setelah di ajari oleh She Long dan Xiao Guang kini dirinya bisa terbang dengan bebas kemana saja tanpa takut kehabisan energi.
"Sebaiknya aku berhenti dan mengisi tenaga terlebih dulu" ucap Xiao Lang sambil memegang perutnya yang mulai keroncongan.
Xiao Lang kemudian turun di sebuah bukit yang lumayan tinggi, di atas puncak bukit tersebut Xiao Lang kemudian duduk dan mengeluarkan perbekalannya dari cincin ruang kemudian memakannya dengan lahap.
Setelah beberapa menit berlalu dan Xiao Lang sudah menyelesaikan makannya tiba-tiba dua ekor burung elang raksasa terbang dan seperti berputar-putar di atasnya, seakan-akan kedua burung tersebut tengah mengawasi keadaan di sekitar bukit tempat Xiao Lang beristirahat.
"Kedua burung elang ini terlihat sangat mencurigakan" gumam Xiao Lang.
"Tuan izinkan aku menyelidikinya" ucap She Long dari dalam dunia jiwa.
"Baiklah itu ide yang bagus, lagipula saat ini aku masih ingin istirahat" jawab Xiao Lang.
"Terimakasih tuan!" jawab She Long.
Cahaya biru melesat keluar dari dalam tubuh Xiao Lang kemudian langsung terbang mendekat ke arah dua burung elang yang tengah mengawasi bukit tersebut.
"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya She Long sinis.
Kedua elang bergidik ketakutan saat mereka merasakan aura yang sangat mengerikan dari pria yang tengah berada di hadapan mereka saat ini, mereka berdua langsung berhenti berputar-putar kemudian menundukkan sedikit kepala kepada She Long.
"Yang mulia penguasa kaum hewan, maaf jika kedatangan kami mengusik anda, kami hanya ingin singgah dan mencari makan di sini" jawab salah satu elang.
Tidak ada hewan yang tidak mengetahui siapa itu Naga Azure, meskipun dia dalam wujud manusia atau dalam wujud lainnya mereka masih tetap bisa merasakan aura dari seorang penguasa kaum hewan, dan jenis hewan apapun itu mereka di wajibkan untuk tunduk di hadapan penguasa mereka.
Kaum hewan, atau bangsa hewan baik itu hewan biasa, hewan buas bahkan Beast Spirit sekalipun memiliki empat penguasa, yaitu Harimau putih penguasa daratan, Qilin sang penguasa sihir para hewan, Phoenix sang penguasa udara, dan terakhir Naga Azure sang penguasa dunia hewan, bahkan ketiga penguasa lainnya akan tetap tunduk di hadapan sang penguasa Naga Azure.
Naga Azure sang penguasa dunia hewan, keberadaannya setara dengan penguasa dunia manusia ataupun penguasa para dewa, bahkan kekuatan dari Naga Azure mampu menggetarkan kekaisaran langit yang merupakan tempat tinggal para dewa.
"Benarkah hanya itu tujuan kalian?" tanya She Long tegas.
"Benar penguasa" jawab kedua elang itu serempak.
"Baiklah kalau begitu silahkan kalian berburu di sini" ucap She Long kemudian pergi dari hadapan kedua elang tersebut dan langsung kembali ke dunia jiwa.
**
Setelah hampir satu jam berisitirahat Xiao Lang kemudian melanjutkan kembali perjalanannya, dia tidak ingin menunda lagi perjalanannya karena ia ingin segera sampai di kekaisaran agar bisa mengikuti turnamen Kultivator muda di seluruh kekaisaran.
Meskipun Xiao Lang tidak ingin menunda perjalanannya namun takdir nampaknya memiliki kehendak lain terhadap Xiao Lang, saat sedang melesat terbang dengan kecepatan tinggi dia tiba-tiba saja di hadang oleh beberapa orang bertopeng dengan tingkat kultivasi yang tinggi.
"Siapa kalian?, mengapa menghalangi perjalananku?" tanya Xiao Lang.
"Hahahaha, tujuan kami hanya ada dua yaitu merekrut dirimu menjadi bagian dari kami atau menghabisi dirimu" jawab pria dengan topeng hitam.
"Kenapa kalian ingin melakukan itu?" tanya Xiao Lang bingung.
"Tentu saja karena kau adalah Kultivator Cahaya, yang artinya keberadaanmu akan menguntungkan kami jika kau bergabung bersama kami" jawab pria dengan topeng merah.
"Darimana kalian mendapatkan informasi tentang diriku?" tanya Xiao Lang bingung.
"Masalah itu kau tidak perlu tau, yang jelas kau harus bergabung dengan kami" jawab pria dengan topeng emas.
"Jika aku tidak mau?" ucap Xiao Lang dengan senyuman khasnya.
"Maka tamatlah riwayatmu" ujar pria bertopeng hitam kemudian langsung melesat menyerang Xiao Lang.
"Topeng Hitam selalu tidak sabaran" ucap pria bertopeng merah.
Topeng Hitam menyerang Xiao Lang dengan ganas, dia bahkan tidak memberikan peluang untuk Xiao Lang membalas serangannya, meskipun begitu Topeng Hitam juga tidak ada bedanya karena setiap serangan yang ia lakukan sama sekali tidak mengenai tubuh Xiao Lang sedikitpun.
"Kultivator Cahaya memang sangat cepat" gumam pria bertopeng emas.
"Topeng Merah, bagaimana jika kau membantunya?" tanya pria bertopeng emas.
"Hahaha topeng emas, bilang saja kalau kau sudah tidak sabar ingin mencoba kekuatan seorang Kultivator Cahaya" jawab topeng merah.
BBOOMMMM!!
Ledakan keras mengagetkan topeng emas dan topeng merah, mereka berdua juga terkejut saat melihat topeng hitam terjatuh dan menghantam tanah hingga membuat sebuah kawah kecil di tempat ia jatuh.
Topeng merah merasa geram melihat temannya berhasil di kalahkan, dia kemudian melesat dengan kecepatan tinggi kearah Xiao Lang, dalam sekali tarikan nafas panjang Topeng merah sudah berada di hadapan Xiao Lang dan mendaratkan sebuah tendangan keras di tubuh Xiao Lang.
Tubuh Xiao Lang terpental sejauh sepuluh meter akibat tendangan dari topeng merah, merasa kesal diserang secara diam-diam Xiao Lang kemudian menggunakan kecepatan maksimalnya untuk mendekat ke arah topeng merah.
"Topeng merah awas" teriak topeng emas.
BBOOMMMM!!
Ledakan keras kembali terdengar saat tinju Xiao Lang dan tinju topeng merah beradu, namun yang terpental adalah topeng merah karena pukulan Xiao Lang sangat kuat dan juga sangat keras.
"Tinjuku seperti menghantam batu" gumam topeng merah. Tangannya sedikit bergetar akibat beradu dengan tinju Xiao Lang.
"Sebaiknya kita serang dia bersama-sama" ujar topeng hitam.
"Topeng Hitam, apa kau baik-baik saja?" tanya topeng emas.
"Aku baik-baik saja, dia ternyata tidak lemah dan pukulannya sungguh luar biasa keras, sebaiknya kita berhati-hati dan jangan sampai terkena pukulannya" jawab topeng hitam.
"Benar yang di katakan topeng hitam, tanganku saja sampai bergetar setelah beradu tinju dengannya" ujar topeng merah.
"Baiklah, ayo serang bersama-sama" ucap topeng emas.
Mereka bertiga kemudian mengelilingi Xiao Lang, ketiganya memancarkan aura membunuh yang sangat kuat dan langsung mengarahkannya pada Xiao Lang, namun aura membunuh tersebut sama sekali tidak berpengaruh apa-apa pada Xiao Lang karena tubuhnya memiliki aura raja Naga dan juga aura Bintang yang merupakan aura tertinggi yang bahkan tidak dimiliki oleh para dewa.
masak tuan kota kok kuper/lola dgn berita sebesar itu..?
atau shen liu membunuh sewaktu adiknya mau melarikan diri, kan xiao lang hny pingsan,...
hrsny d beri pelajaran, paling tidak luka parah, apalgi sdh mengancam mau membunuh diriny
Disini hanya ada serang baaaang selesai.