NovelToon NovelToon
Kisah Si Elang Putih.

Kisah Si Elang Putih.

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan / Penyelamat
Popularitas:13.7k
Nilai: 5
Nama Author: Alvinoor

Xiao Yuen sang putra mahkota kerajaan Hindipura, yang dianggap sampah lantaran memiliki Dantian yang cacat semenjak lahir, setiap saat, mendapat hinaan dan siksaan dari pangeran Gumantri saudara tiri nya.

Hingga pada suatu hari, seorang pertapa tua mengajak nya pergi ke Negeri seberang untuk mencari keberadaan ayah nya.

Bertemulah dia dengan ayah nya?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pusara Delapan Dewa.

Meskipun merasa masih sangat sedikit sekali, tetapi kenyataan itu cukup membuat hati Xiao Yuen sangat bahagia sekali. Dia sangat berharap Dantian nya kini sudah pulih.

Semakin lama Xiao Yuen duduk diatas batu Giok altar itu, tubuh nya semakin terasa sangat nyaman sekali, seolah olah seluruh urat syaraf nya menjadi rileks kembali.

Seluruh kulit tubuh nya, serasa di gerayangi jutaan semut kecil. Hingga tanpa terasa, hari pun menjelang pagi.

Pagi hari nya, Xiao Yuen kembali melakukan gerakan seperti yang di tulis di dinding kedua kuil, untuk membuka titik Meridian nya.

Hari ini, kembali lima belas titik Meridian nya yang terbuka, sehingga kini jumlah nya menjadi tiga puluh lima titik Meridian nya yang terbuka sudah.

Setelah merasa cukup, Xiao Yuen segera menuju telaga untuk membersihkan tubuh nya.

Namun sebelum dia mandi, kembali dia memungut beberapa butir batu kerikil sebesar ibu jari, untuk di pergunakan menyabit ikan ikan yang banyak terdapat di dalam telaga itu.

Namun hingga berpuluh puluh butir batu yang di lemparkan, tidak satu pun yang mengenai sasaran nya. Dari segi kecepatan dan ketepatan, dia masih sangat kurang sekali. Ikan ikan itu masih jauh lebih gesit dan cepat dari gerakan nya sendiri.

Setelah selesai mandi, Xiao Yuen segera menghabiskan sisa daging piton kemarin, untuk beberapa saat, dia bisa bernafas dengan lega.

Sekali lagi Xiao Yuen Mel hat dan meneliti guratan guratan yang ada pada tembok kuil Emas itu kalau kalau ada yang terselip dan tertinggal dari penglihatan nya.

Setelah meneliti nya dan meyakini tidak ada yang tertinggal lagi, kembali Xiao Yuen mengelilingi altar meneliti jengkal demi jengkal, namun tidak menemukan apa pun juga, hanya patung kecil Dewi Laut Timur yang terbuat dari emas murni itu saja.

Di coba nya menarik dan memutar patung emas itu, namun tidak bergerak sama sekali.

Akhirnya Xiao Yuen keluar dari kuil Emas itu, melangkah ke bagian barat, atau kebelakang kuil emas itu.

Selang beberapa jauh perjalanan, tiba tiba dia melihat ratusan, bahkan mungkin ribuan tumbuhan aneh dengan batang sebesar betis berwarna putih.

Yang ajaib sekali adalah tumbuhan itu tidak bisa didekati, saat Xiao Yuen akan mendekat, tumbuhan itu justru menjauh dengan kecepatan luar biasa cepat nya.

Xiao Yuen berusaha mengejar salah satu dari tumbuhan itu, tetapi tumbuhan itu justru bergerak lebih cepat dari gerakan nya sendiri.

Xiao Yuen menatap kearah tumbuhan itu yang seolah olah mengejek nya, beberapa puluh langkah dari tempat Xiao Yuen berdiri, tumbuhan itu berhenti, namun setelah Xiao Yuen mengejar agak dekat, tumbuhan itu bergerak menjauh, begitu terus menerus hingga Xiao Yuen kelelahan.

Akhirnya karena tidak mendapatkan hasil, Xiao Yuen balik kembali ke kuil emas untuk beristirahat sejenak.

Baru saja Xiao Yuen duduk di depan kuil emas itu, tiba tiba terdengar suara burung elang putih itu berputar putar diudara.

"Kuiiiik!" ....

Elang putih ini sama seperti yang Xiao Yuen selamatkan kemarin, berputar beberapa kali di ketinggian sambil mencengkram sesuatu.

Setelah melihat Xiao Yuen menatap kearah nya, burung elang itupun menukik turun di depan nya.

Ternyata yang berada didalam cengkraman burung elang putih itu adalah seekor kelinci yang gemuk.

"Ngaaak!" ....

"Ngaaak!" ....

Segera burung elang putih itu meletakan bangkai kelinci gemuk itu dihadapan Xiao Yuen, lalu terbang tinggi ke angkasa.

"Terimakasih Pek Eng!" teriak Xiao Yuen pada burung elang yang melambung tinggi ke angkasa.

"Kuiiiik!" ....

Burung elang putih itu menyahut dari ketinggian, lalu menghilang dibalik bukit.

Xiao Yuen segera membersihkan perut kelinci itu dengan pisau batu nya.

Setelah selesai, membersihkan perut kelinci itu, Xiao Yuen segera mengumpulkan ranting ranting kering untuk membuat api unggun.

Beberapa saat kemudian, aroma kelinci panggang pun menyebar ke seantero lembah.

Malam hari nya Xiao Yuen tidak langsung tidur, tetapi naik keatas altar batu Giok, duduk bersila mengatur pernafasan menyerap Qi murni dari alam sekitar nya, hingga pagi hari nya, lalu melakukan gerakan untuk membuka titik Meridian nya beberapa saat hingga lebih dari sepuluh titik Meridian nya kembali terbuka.

Sedangkan burung elang putih itu, setiap dua hari sekali mengantarkan seekor binatang buruan untuk Xiao Yuen.

Tidak terasa dua puluh hari telah berlalu, seluruh titik Meridian sebanyak dua ratus dua belas titik diseluruh tubuh Xiao Yuen, telah terbuka semua nya.

Bersamaan dengan terbuka habis nya seluruh titik Meridian di tubuh nya, arus energi Qi murni langsung mengalir deras masuk kedalam pusat Dantian nya.

Pagi ini setelah berkultivasi selama semalaman, tiba tiba Xiao Yuen terperanjat karena merasa ada ledakan teredam di dalam tubuh nya, akibat pusat Dantian nya membesar, pertanda tingkat kultivasi nya mulai naik ke tingkat Dasar menengah dari tingkat dasar awal.

bersamaan dengan tingkat kultivasi nya naik, Xiao Yuen merasa kekuatan nya semakin besar, baik Gwa Khang (tenaga pisik), maupun Lwe Khang (tenaga dalam) nya, semua meningkat drastis.

Tetapi sebenar nya Xiao Yuen tidak mengerti sama sekali, sekarang dia sudah bisa berkultivasi apa tidak, dan tingkat apa?, dia tidak mengerti, karena dia tidak memiliki guru yang membimbing nya dan mengarahkan nya, hanya sebisa bisa diri nya sendiri.

Namun satu hal yang pasti, dia merasa Gwa Khang (tenaga pisik) nya semakin hari semakin besar saja dan energi nya serasa tidak cepat habis.

Bersamaan dengan itu, kecepatan nya pun semakin bertambah pula, sehingga untuk menangkap seekor ikan di telaga dengan sebutir batu kerikil, bukan masalah sulit lagi bagi nya.

Begitupun dengan berburu kelinci, dia sudah bisa membunuh seekor kelinci, hanya dengan sebutir batu sebesar ibu jari saja yang dia sabitkan kearah kelinci itu.

Pagi itu, setelah melakukan gerakan pembuka titik Meridian, meskipun seluruh titik Meridian nya sudah terbuka habis, tetapi karena tidak ada petunjuk dari guru, akhirnya dia melakukan hal itu secara terus menerus, Xiao Yuen kembali ke altar batu giok itu, dia memutar patung Dewi Laut Timur yang berada diujung meja altar.

Sebenarnya bukan karena apa apa, dia ingin mengambil patung emas sebesar lengan itu yang dia lihat sangat menarik di mata nya.

Namun pagi ini terjadi sebuah keanehan, patung emas itu mampu dia putar dan terlepas dari atas meja altar batu Giok itu.

Bersamaan dengan patung emas Dewi Laut Timur itu terlepas dari atas meja altar batu Giok, meja altar itu perlahan mulai bergeser ke samping kiri, menyisakan sebuah lobang menuju ke arah bawah tanah.

Sambil menyimpan patung emas itu, Xiao Yuen perlahan melangkah menuruni tangga batu yang menuju kearah ruangan bawah kuil itu.

Ternyata tangga batu itu cukup panjang menuju dasar ruang bawah tanah.

Saat menginjak tangga paling bawah, meja altar batu yang tadi bergeser ke kiri itu kembali menutup seperti semula, dan bersamaan dengan pintu keatas tertutup, lampu lampu di sekeliling ruangan itu terpicu dan menyala sendiri, sehingga ruangan itu kini menjadi terang benderang.

Di ruang bawah tanah itu ternyata sangat luas sekali, dengan sebuah meja segi empat berada di tengah tengah nya.

Diatas meja itu ada sebuah gulungan kulit kijang yang dimasukan didalam lumpang batu bertutup dari batu pula.

Di atas lembaran kulit kijang itu, tertulis, "inilah pusara kami, delapan Dewa pencipta ilmu kultivasi, ilmu silat dan ilmu pedang, kami delapan Dewa ini harus tewas sebelum menguasai kedelapan jurus ilmu silat dan ilmu pedang yang kami ciptakan sendiri dari sebuah mimpi kami, sehingga harus terkurung ditempat ini puluhan ribu tahun, hingga tewas, kuasai lah delapan jurus ilmu silat dan ilmu pedang itu, agar kau bisa keluar" bunyi tulisan yang tertera di atas kulit kijang itu.

Xiao Yuen berkeliling mencari tulisan atau guratan di tembok tentang delapan jurus ilmu silat dan ilmu pedang itu, namun tidak menemukan apa apa.

Xiao Yuen hanya menemukan delapan kerangka manusia, duduk di empat penjuru ruangan itu.

Setelah mengingat arah mata hari, Xiao Yuen segera berlutut di depan dua kerangka pertama kerangka di sebelah timur.

"Dewa Timur!, hamba Xiao Yuen berlutut untuk kemuliaan Dewa timur!" ujar Xiao Yuen seraya berlutut tiga kali.

Selanjutnya Xiao Yuen berlutut di depan dua kerangka manusia di sisi sebelah Utara.

...****************...

1
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Waooow
Jm Jm
afdetnya lama sekali afdet cuma 1 episod/Sob/
Orang Pinggiran
lanjuuuuuuuuuuuutttttttt ❤️❤️❤️❤️❤️
Bias Satria
juut lanjjuuuuuut Thor.
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Muantebz
kamir
josss
Amir Hamzah
mantap tetap lah berkembang perlahan dengan pasti 👍👍👍
Umar Muhdhar
10
Umar Muhdhar
1
Umar Muhdhar
10
Umar Muhdhar
1
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Hai
Bambang Widyatmoko
lanjutkan
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Semangat...
Redy Ryan Little
Mantap
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yeaaah
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yuhuuuuu
kamir
josss
Umar Muhdhar
1
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Ceritanya bagus..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!