Terlahir dengan kekuatan istimewa, akankah membuat hidup Angela jadi lebih bahagia? atau penuh dengan rintangan.
Mampukah Angela mengendalikan kekuatannya? ataukah kekuatan itu akan menghancurkan dirinya?
Ikuti terus kisah Angela hingga akhir ya ^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Begitu tiba di rumah sakit, Angela langsung menuju ruangan tempat Khalisa dirawat.
"Tante, bagaimana keadaan Khalisa?" tanya Angela pada tante Linda yang sedang menangis pilu dalam pelukan om Wijaya ayahnya Khalisa.
"Angela kau datang nak?" tanya tante Linda setelah melerai pelukannya dengan sang suami.
"kondisi Khalisa masih dalam keadaan kritis, dia kehilangan banyak darah. " beritahu tante Linda dengan wajah pilu.
"Apa yang terjadi pada Khalisa tante?" tanya Angela.
"Khalisa nekat meminum pil penggugur kandungan tanpa sepengetahuan kami." beritahu tante Linda lagi apa adanya.
Linda dan Wijaya memang tidak tahu apa-apa tentang keadaan sang putri, mereka berdua sedang tidak ada di rumah saat peristiwa itu terjadi. Sepasang suami istri itu sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Linda dan Wijaya mendapat kabar tentang putri mereka yang dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan kritis, dari seorang tetangga saat mereka masih berada di kantor. Karna itulah para tentangga tahu tentang kondisi Khalisa, karna merekalah yang mengantar Khalisa ke rumah sakit.
"Apa kau tahu siapa bajingan yang sudah melakukan hal ini pada putri kami, nak?" tanya om Wijaya pada Angela dengan suara beratnya. Dia adalah orang yang paling terpukul atas keadaan Khalisa saat ini.
"Aku tidak tahu om. Tapi beberapa bulan terakhir ini Khalisa sedang dekat dengan salah seorang teman sekolah kami yang bernama Kenan." balas Angela.
"Mah, kau tunggu di sini! Aku akan memberi perhitungan pada bajingan itu!" ucap om Wijaya.
"Kau mau kemana pah? Jangan berbuat nekat, serahkan semuanya pada yang berwajib saja!" pesan tante Linda, namun tak didengarkan oleh pria paruh baya yang akal sehatnya sudah tertutup kabut amarah itu.
"Sabar tante," Angela memeluk tante Linda untuk menenangkan wanita itu.
***
Dengan tergesa, Wijaya medatangi Kenan yang saat itu sedang berada di salah satu pusat kebugaran. Wijaya bisa tahu dimana keberadaan Kenan dari unggahan terakhir pria itu. Wijaya juga sudah mengantongi beberapa informasi tentang Kenan, dari anak buahnya yang ia perintahkan untuk menyelidiki pria itu.
Dengan sabar Wijaya menunggu Kenan di parkiran pusat kebugaran tersebut, sampai Kenan selesai dengan aktivitas olahraganya.
"Ikuti orang itu dan beri dia pelajaran!" Wijaya tidak datang sendirian, tapi pria itu datang dengan beberapa orang anak buahnya yang memiliki perawakan tinggi besar.
"Baik tuan." jawab salah seorang dari mereka patuh. Kemudian mobil mereka mulai melaju mengikuti mobil Kenan dari jarak yang aman.
Setelah posisi mereka berada di lokasi yang sepi, barulah Wijaya dan anak buahnya melancarkan aksi mereka.
"Ada apa ini? Siapa kalian?" tanya Kenan dengan wajah gusarnya. Kenan terlihat panik saat mobil mewahnya di hadang oleh mobil lain.
"Ikut kami!" Kepanikan Kenan semakin bertambah, saat ia diseret keluar secara paksa oleh beberapa orang yang baru saja keluar dari mobil yang menghadangnya.
Bug!
"Ini adalah balasan karna kau telah menyakiti putriku!" Wijaya memukul rahang Kenan dengan cukup keras, membuat sudut bibir pria itu mengeluarkan cairan berwarna merah.
"Apa maksud anda tuan? Siapa putrimu?" tanya Kenan kebingungan. Selama menjalin hubungan dengan Khalisa, Kenan memang belum sempat berkenalan dengan orang tua sang kekasih, karna kedua orang tua Khalisa selalu tidak ada di rumah setiap kali Kenan mengunjungi sang kekasih di rumahnya.
Bug!
"Dan ini untuk cucuku yang belum lahir ke dunia!" Wijaya menghajar Kenan sekali lagi.
"Kalian, beri pelajaran pada orang ini sebelum kita menyerahkannya pada pihak berwajib! Pastikan semua penderitaan putriku terbalaskan!" titah Wijaya lugas.
"Baik tuan." Patuh semua anak buah Wijaya serempak.
"Tuan Wijaya, ada kabar dari nyonya Linda. Nyonya bilang kondisi non Khalisa semakin drop." beritahu asisten pribadi Wijaya. Sejak tadi ponsel Wijaya tidak bisa dihubungi, jadi Linda menghubungi asisten pribadi sang suami.
Mendengar nama Khalisa disebut-sebut, Kenan mulai paham kenapa pria bernama Wijaya itu terlihat begitu marah kepadanya.
"Kalian urus bajingan ini! Aku harus kembali ke rumah sakit." pesan Wijaya sebelum pergi meninggalkan Kenan dan para anak buahnya.
"Baik tuan." Balas anak buah Wijaya serempak.
***
"Tuan Wijaya bilang kita jangan menghabisi pria ini, tapi sepertinya pria seperti dia tidak layak untuk hidup!" ucap salah seorang pria berbadan tegap itu dengan senyumnya yang menyeringai.
Glek...
Kenan hanya bisa menelan salivanya dengan susah kala mendengar ucapan pria berwajah garang itu, Kenan tidak mau mati konyol di tangan mereka.
"Jangan! Ingat pesan tuan Wijaya untuk tidak menghajarnya sampai meninggal. Pria ini harus tetap hidup untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya." yang lain mengingatkan.
"Halah! Kalaupun pria ini di penjara, pasti hukumannya tidak akan lama. Apalagi pria ini berasal dari keluarga berada, pasti dia akan bebas lebih cepat dengan menggunakan uang." ucap anak buah Wijaya. Pria itu sudah bekerja pada tuan Wijaya sejak Khalisa masih kecil, ia sudah menganggap Khalisa seperti putrinya sendiri. Jadi pria itu terlihat paling emosional dari yang lainnya.
"Aku harus pergi dari sini." batin Kenan. Saat melihat anak buah Wijaya terlihat masih sibuk berdebat, Kenan yang tak ingin mati muda memutuskan untuk melarikan diri secara diam-diam.
Saking tidak sabarnya untuk segera terbebas dari para pria berbadan besar itu, Kenan sampai tidak memperhatikan jalan.
Bruk!
Kenan tidak menyadari kalau di bahu jalan ada sebuah mobil yang sedang melaju dengan kencang ke arahnyanya, hingga tubuh Kenan terpental sampai puluhan meter.
"Bagaimana keadaannya? Apa dia masih hidup?" tanya anak buah Wijaya pada temannya yang sedang memeriksa keadaan Kenan.
"Sepertinya dia sudah meninggal." balas pria berjas hitam tersebut.
***
"Ternyata dengan kembali ke masa lalu, tidak menjamin semuanya akan menjadi lebih baik." batin Angela.
Kabar meninggalnya Kenan, akhirnya sampai ketelinga Angela. Angela terlihat begitu shock karna hari dan waktu dimana Kenan meninggal saat ini, sama persis dengan yang terjadi 3 bulan yang lalu. Meskipun dengan cara yang berbeda.
Bersambung.